5. Mencari support group
Jika keluarga dan sahabat belum cukup membantu mengatasi rasa sedih, cobalah bergabung ke support group yang berisikan orang-orang dengan kondisi serupa. Di dalamnya, Anda bisa saling berbagi cerita.
Selain meluapkan kesedihan, Anda juga dapat bertukar pikiran soal cara mengatasi trauma kehilangan orang tersayang. Dari cerita tersebut, pilihlah metode yang sesuai dengan Anda.
6. Melakukan kegiatan baru yang menyenangkan

Cara ini dapat membantu menghilangkan rasa kehilangan dengan mengalihkan pikiran dari stres dan kesedihan. Beberapa kegiatan menyenangkan yang bisa dicoba, seperti:
- berkemah,
- traveling,
- berkebun,
- memasak, atau
- berolahraga.
Untuk hasil yang lebih maksimal, lakukan kegiatan-kegiatan yang disukai secara rutin. Dengan begitu, rasa sedih akan luntur seiring waktu.
7. Memperdalam agama bagi yang meyakininya
Ada beragam peran agama bagi kesehatan mental. Oleh karena itu, bagi umat beragama, mengatasi duka cita dapat dilakukan dengan cara mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
Lakukanlah kegiatan spiritual seperti berdoa, bermeditasi, atau pergi ke tempat ibadah. Beribadah dapat membuat Anda lebih tenang dan kembali optimistis terhadap kehidupan.
8. Konsultasi dengan psikolog atau psikiater
Jika Anda sudah mencoba berbagai cara untuk mengatasi kesedihan tapi tidak ada hasilnya, cobalah berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Melalui konseling kejiwaan, penanganan bisa diberikan sesuai penyebabnya.
Untuk menghilangkan rasa kehilangan, Anda mungkin perlu menjalani sejumlah terapi. Obat-obatan juga dapat diberikan jika kesedihan mulai menggangu kesehatan mental.
Beragam cara mengatasi trauma kehilangan orang tersayang
- Menerima keadaan dan memberi waktu bagi diri untuk pulih.
- Meluapkan perasaan.
- Mengekspresikan emosi dengan kegiatan yang bermanfaat.
- Mencari dukungan dari orang terdekat seperti sahabat dan keluarga.
- Bergabung dengan support group yang mengalami kondisi serupa.
- Melakukan kegiatan baru yang menyenangkan.
- Memperdalam agama bagi yang meyakininya.
- Berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar