Tidak jarang putus hubungan dengan kekasih bisa menyebabkan depresi. Patah hati memang sakit rasanya bagi sebagian orang, sehingga wajar bila ada yang merasa depresi. Apalagi bila yang terjadi bukan sekadar putus cinta, melainkan perceraian.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Tidak jarang putus hubungan dengan kekasih bisa menyebabkan depresi. Patah hati memang sakit rasanya bagi sebagian orang, sehingga wajar bila ada yang merasa depresi. Apalagi bila yang terjadi bukan sekadar putus cinta, melainkan perceraian.
Depresi karena patah hati sering kali terjadi pada orang yang berusia muda. Dikutip Health Line, banyak anak muda di Amerika Serikat memutuskan bunuh diri karena depresi setelah patah hati dengan pasangannya. Setiap tahunnya, hampir 20% anak muda Amerika Serikat bunuh diri. Depresi merupakan faktor risiko nomor satu untuk kasus bunuh diri pada anak muda di Amerika Serikat.
Selain itu, 1 dari 12 anak muda berusia di antara 15-24 tahun akan memutuskan bunuh diri karena depresi setelah ditinggal pasangannya. Makanya penting bagi orangtua, teman, guru, dosen, dan kerabat lainnya untuk mengenali gejala depresi pada seseorang.
Wanita muda juga termasuk kelompok yang memiliki risiko tinggi mengalami depresi, dibandingkan wanita yang lebih tua dan pria dari segala usia, termasuk remaja. Kesedihan, kecemasan, dan emosi negatif lebih banyak dirasakan oleh wanita muda. Sebuah penelitian menyebutkan sebanyak 43% wanita usia kuliah alias mahasiswi mengalami kesulitan tidur dalam beberapa bulan karena patah hati atau putus hubungan dengan kekasih.
Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan agar Anda terhindar dari depresi ketika menghadapi berakhirnya hubungan cinta.
Susan Heitler, psikolog klinis di Denver, Colorado, mengatakan kepada Empowher, salah satu langkah terbaik untuk ketika mengalami depresi setelah patah hati atau putus dengan kekasih adalah mengunjungi ahli terapi atau psikolog. Namun, ada beberapa hal lain yang bisa Anda lakukan juga untuk menghapus beberapa rasa sakit yang Anda rasakan.
Heitler menyarankan kepada orang yang mengalami patah hati dan mengalami depresi untuk mencoba berkomunikasi kembali dengan mantan.
“Lakukan ini agar Anda dapat mengatakan apa yang Anda pikirkan, membagi pandangan Anda tentang hubungan yang baru berakhir, dan ini dapat membantu proses pemulihan Anda. Jadi ketika Anda melakukannya, bukan saja Anda menyelesaikan urusan yang belum selesai, tapi juga memberikan masukan kepada satu sama lain,” ujar Susan.
Bila mantan pasangan tidak mau bertemu langsung dan tidak bisa dihubungi lewat telepon, mengirim email atau surat juga bisa cukup membantu untuk menuntaskan uneg-uneg Anda.
Meski sedikit klise, menurut Susan, salah satu cara yang juga cukup membantu untuk mencegah depresi karena patah hati ialah membuang semua hadiah dari mantan yang memiliki kenangan bagi Anda berdua.
“Ini juga merupakan sebuah cara, seperti ‘Oke, ini adalah akhir sebuah masa dalam hidup saya, dan saya bersiap untuk kehidupan yang baru’. Pemikiran itu bisa memberikan Anda perasaan seperti Anda memegang kendali. Mungkin pada kenyataannya tidak seperti itu, tapi bisa membantu Anda terhindar dari depresi,” ujar Susan.
Namun, banyak orang yang memiliki reaksi berbeda dan memilih untuk menyimpan barang-barang dari mantan di tempat tertentu.
Psikolog pembangunan mental, Deborah L. Davis, Ph.D., dalam tulisannya di Psychology Today, mengatakan bahwa orang yang mengalami depresi karena patah hati harus meneguhkan pikirannya.
Deborah juga menyebutkan ada beberapa penegasan pikiran yang bisa Anda lakukan, seperti dengan cara menanamkan berbagai pemikiran berikut ini:
BACA JUGA:
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar