Kata “ansos” atau singkatan dari antisosial sering digunakan untuk menyebut orang-orang yang tidak mau bergaul atau bersosialisasi. Padahal, antisosial adalah nama lain dari sosiopati. Sementara itu, orang yang memiliki kondisi ini disebut sosiopat.
Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Kata “ansos” atau singkatan dari antisosial sering digunakan untuk menyebut orang-orang yang tidak mau bergaul atau bersosialisasi. Padahal, antisosial adalah nama lain dari sosiopati. Sementara itu, orang yang memiliki kondisi ini disebut sosiopat.
Simak penjelasan lengkap mengenai sosiopat dalam ulasan berikut ini.
Sosiopat adalah istilah untuk orang yang mengalami sosiopati atau yang dalam dunia psikologi disebut antisocial personality disorder (ASPD).
Kondisi ini meliputi gangguan kepribadian yang mengacu pada perilaku dan pola pikir antisosial.
Seorang sosiopat memiliki pola perilaku eksploitatif, penuh tipu muslihat, mengabaikan hukum, melanggar hak orang lain, serta punya kecenderungan melakukan tindakan kriminal.
Orang dengan gangguan mental ini dianggap tidak memiliki empati atau hati nurani. Kondisinya membuat orang ini tidak mampu membedakan mana yang benar dan salah.
Akibatnya, mereka suka berbohong, melakukan kekerasan tanpa berpikir panjang, atau bahkan sering kali menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Dalam berbagai film dan acara televisi, sosiopat umumnya digambarkan sebagai penjahat yang senang menyiksa dan membunuh korbannya.
Meskipun stereotipe ini tidak sepenuhnya salah, perlu diketahui bahwa tidak semua ciri-ciri atau karakteristik tersebut pasti ada pada tiap orang dengan sosiopati.
Namun, Anda perlu mewaspadai beberapa ciri umum dari sosiopat seperti berikut ini.
Sebenarnya, tidak ada kondisi tertentu yang menjadi penyebab pasti dari sosiopati.
Kepribadian terbentuk dari interaksi seseorang dengan orang lain dalam lingkungannya. Hal ini bahkan bisa melibatkan faktor genetik yang diturunkan dari orangtua.
Para ahli beranggapan bahwa faktor lingkungan, termasuk trauma pelecehan atau kekerasan pada masa kanak-kanak, berkontribusi kuat terhadap munculnya gangguan ini.
Interaksi sosial negatif, seperti orangtua tidak harmonis atau anak menjadi korban kekerasan, dapat memunculkan perilaku sosiopati sebagai mekanisme koping.
Studi dalam jurnal Translational Psychiatry (2016) menunjukkan bahwa gen mungkin berperan penting dalam menimbulkan gangguan kepribadian antisosial.
Perubahan gen dapat memengaruhi volume materi abu-abu pada korteks frontal otak. Perubahan fungsi otak ini diduga membuat seorang sosiopat kesulitan dalam mengontrol emosinya.
Akan tetapi, hubungan antara gen, kondisi otak, dan sosiopati ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi membentuk kepribadian sosiopat adalah sebagai berikut.
Karakteristik sosiopat sering menimbulkan masalah. Pasalnya, emosi yang sangat labil berisiko membuat mereka sembrono dan minim persiapan dalam melakukan segala hal.
Berikut adalah beberapa konsekuensi dari kondisi ini.
Antisocial personality disorder yang menyebabkan seseorang menjadi sosiopat termasuk dalam gangguan kepribadian yang cukup sulit untuk disembuhkan.
Namun, dengan keinginan kuat untuk sembuh dan kemauan menjalani pengobatan, orang-orang dengan karakteristik sosiopat tetap bisa menjalani hidup dengan baik.
Berikut ini adalah metode-metode yang umum dilakukan untuk mengatasi kepribadian sosiopati.
Psikoterapi atau terapi psikologi merupakan salah satu cara efektif untuk menangani sosiopati.
Dikutip dari Mayo Clinic, terapi ini dilakukan dengan melatih sosiopat untuk mengelola amarah dan keinginan untuk melakukan kekerasan.
Tidak hanya itu, terapi ini juga dapat dilakukan untuk mengatasi penyalahgunaan alkohol serta obat-obatan terlarang, hingga mengatasi gangguan mental lain yang dimilikinya.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa psikoterapi tidak selalu efektif. Efektivitas dari terapi ini juga tergantung pada tingkat keparahan sosiopati yang dialami.
Tidak ada obat-obatan yang secara spesifik digunakan untuk mengatasi kepribadian sosiopati.
Namun, dokter atau psikiater biasanya akan meresepkan obat-obatan untuk mengatasi gejala yang berkaitan dengan kondisi kesehatan mental lainnya.
Contohnya adalah obat antiansietas untuk gangguan kecemasan dan obat antidepresan untuk gejala depresi.
Namun, obat resep dari dokter ini harus digunakan di bawah pengawasan keluarga atau orang terdekat. Pasalnya, sosiopati bisa meningkatkan kecenderungan seseorang untuk menyalahgunakan obat.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar