Berbagai pengalaman tersebut sempat membuat saya ingin bunuh diri, mengakhiri hidup karena merasa hidup tidak berarti. Namun, kini saya perlahan bisa berdamai dengan diri sendiri, menyadari nilai penting diri sendiri.
Saya juga kini mulai sering berinteraksi dengan orang lain agar tidak sering menyendiri, karena ini berpotensi menimbulkan halusinasi. Saya juga mencoba melakukan kegiatan yang mampu meningkatkan mood.
Menjalani pengobatan skizofrenia demi hidup normal

Setelah didiagnosis mengidap skizofrenia, saya rutin minum obat yang diberikan dokter. Kini dosis obat yang saya konsumsi adalah dosis ringan untuk perawatan.
Selain itu, minimal sebulan sekali saya bertemu dengan psikiater untuk berkonsultasi dan menerima resep obat yang baru.
Kemudian saya bergabung dengan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) setelah bertemu dengan psikiater pada tahun 2019. Kebetulan juga karena lokasi komunitas berada sangat dekat dari rumah.
Di sini saya dapat menemukan teman-teman yang bisa saling memahami dan mendukung kondisi masing-masing. Berbagi dan menambah pengetahuan, baik melalui webinar dan pelatihan.
Saya bersyukur bisa berbagi pengalaman bullying dan skizofrenia ini. Pasalnya, saya memahami bahwa masih banyak masyarakat yang memberikan stigma buruk bagi pengidap skizofrenia.
Saya berharap agar makin banyak orang yang memahami permasalahan penyakit mental dan membantu untuk memberikan pengobatan dengan segera.
Bagi teman-teman pengidap skizofrenia, rutinlah minum obat yang diberikan dan konsultasi dengan dokter. Saat ini biaya pengobatan skizofrenia sudah ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan, jadi teman-teman tidak perlu terlalu khawatir masalah biaya. Yakinlah, kita juga bisa hidup dengan normal.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar