Selain itu, biasanya gatal psikogenik muncul hanya ketika Anda sedang dilanda stres, kecemasan, ada masalah yang sulit dipecahkan, atau saat merasa terancam. Namun, pada beberapa kasus orang-orang juga melaporkan gatal psikogenis saat terlampau bahagia.
Gatal psikogenik bukan penyakit kulit, tapi mental
Keinginan dan desakan untuk menggaruk kulit tanpa sebab bukanlah sebuah penyakit. Rasa ingin menggaruk kulit muncul dari sugesti atau alam bawah sadar pikiran manusia. Maka, gatal psikogenik lebih tepat digolongkan sebagai gangguan psikis, bukan penyakit kulit.
Orang yang menderita gatal psikogenik tidak bisa membedakan apakah gatal yang muncul hanya perasaannya saja, atau benar-benar gatal karena sebab tertentu. Akibatnya, ia akan semakin menggaruk kulit dan hal ini bisa menimbulkan kemerahan, eksim, dan luka bekas garukan.
Penyebab gatal psikogenik
Gatal psikogenik disebabkan oleh kelainan pada aktivitas otak saat merasakan emosi yang menggebu-gebu. Rasa gatal diatur oleh bagian otak yaitu korteks cingulate. Bagian otak ini rupanya juga mengatur berbagai aktivitas emosional dan kognitif. Maka, ketika seseorang merasakan suatu perasaan yang meluap-luap, bagian otak ini akan terstimulasi secara berlebihan. Inilah yang menyebabkan munculnya desakan untuk menggaruk kulit.
Kasus ini juga biasanya ditemukan pada orang yang memiliki macam-macam gangguan kejiwaan. Di antaranya adalah gangguan disosiatif (kepribadian ganda), gangguan kecemasan, depresi, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan kepribadian ambang, psikosis, dan gangguan somatisasi.
Cara mengatasi gatal psikogenik
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan gatal psikogenik. Cara terbaik untuk mengendalikan gatal psikogenik adalah dengan menangani gangguan kejiwaan itu sendiri. Misalnya Anda memiliki gangguan obsesif-kompulsif. Menangani gangguan obsesif-kompulsif tersebut akan membantu Anda mencegah munculnya desakan untuk menggaruk kulit tanpa sebab medis yang jelas.