Penelitian telah memperkuat bagaimana pendengar dapat menghubungkan semua jenis sifat pribadi yang tidak berhubungan dengan seorang pembicara. Ini berdasarkan daya tarik fisik, status sosial, kecerdasan, pendidikan, karakter yang baik, sosialisasi, bahkan kriminalitas, hanya berdasarkan dari cara bicara yang didengar.
Aksen juga memengaruhi penilaian kepribadian seseorang
Berkat sikap bahasa ini, bagi sebagian orang, aksen atau cara bicara menjadi sumber kebanggaan budaya, tetapi bagi yang lain, tidak begitu. Sikap-sikap ini begitu meresap sehingga para pembicara dapat menilai dialek dan aksennya sendiri sama kerasnya seperti yang dilakukan orang lain.
Prasangka yang mendarah daging ini telah menunjukkan bahwa orang-orang secara spontan menilai orang lain dari cara atau aksen berbicaranya sebagai orang yang lebih kompeten, cerdas, efektif, dan lebih cocok untuk pekerjaan profesional dengan status tinggi.
Kemudian tanpa disadari, perlakuan dan penilaian seperti ini sebenarnya tanda dari diskriminasi. Penilaian Anda ini bisa menyulitkan seseorang untuk mencari pekerjaan, mendapatkan pendidikan, atau bahkan mencari rumah, karena hanya menduga-duga apa yang Anda ketahui tentang orang lain.
Namun, cara bicara bisa berubah
Cara berbicara memang akan terbentuk ketika anak sudah mulai bisa bicara, bahkan mulai dari dalam rahim. Bayi mulai bisa mendengar bahasa-bahasa yang ibunya berikan atau orang lain di keluarganya.
Namun, seiring bertambahnya usia dan pengaruh dari lingkungan sekitar, cara atau dan aksen bicara seseorang bisa berubah. Cara bicara ini bisa berubah tergantung pada siapa dan di mana ia bicara. Karena mungkin orang lain bicara menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.