Pusing atau mual biasanya merupakan gejala yang muncul ketika kondisi fisik sedang kurang baik. Namun, bagaimana jika pemeriksaan secara medis tidak menemukan kelainan pada fisik Anda? Dalam kondisi ini, Anda mungkin mengalami gangguan somatoform.
Apa itu gangguan somatoform?
Somatic symptom disorder (SSD) atau gangguan somatoform adalah kondisi psikologis yang membuat seseorang merasakan masalah secara fisik seperti sakit perut, nyeri, atau gangguan pernapasan.
Namun, saat dilakukan pemeriksaan secara medis, tidak ditemukan sumber masalah dari keluhan fisik tersebut.
Dokter sebenarnya tidak akan mendiagnosis seseorang dengan SSD semata-mata karena keluhan fisik yang tidak diketahui penyebabnya.
Lebih jauh, kondisi ini lebih menekankan bagaimana keluhan fisik tersebut membuat seseorang merasa cemas berlebihan dengan kondisi tubuhnya.
Pengidap somatic symptom disorder terkadang tidak menyadari bahwa keluhan fisik yang mereka rasakan didasari oleh gangguan mental.
Gangguan somatoform lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria. Selain itu, SSD juga lebih banyak dialami oleh orang-oarng berusia di bawah 30 tahun.
Tanda dan gejala gangguan somatoform
Gejala fisik yang dirasakan setiap orang mungkin berbeda. Selain itu, mereka juga bisa merasakan beberapa gejala fisik sekaligus, seperti nyeri, kelelahan, dan sesak napas.
Satu hal yang pasti dirasakan oleh pengidap gangguan somatoform yakni kekhawatiran berlebih terkait gejala fisik yang mereka rasakan.
Sejauh mana Anda berpikir, merasakan, dan mengalami perubahan perilaku terhadap gangguan fisik itulah yang menjadi gejala utama dari gangguan somatoform.
Berikut merupakan perubahan emosi dan perilaku yang kerap dirasakan pengidap somatic symptom disorder.
- Kekhawatiran berlebih bahwa gangguan fisik ringan yang mereka alami merupakan masalah kesehatan serius.
- Memeriksakan diri ke beberapa layanan rumah sakit karena tidak memercayai hasil yang menyatakan bahwa kondisi fisiknya tidak bermasalah.
- Tidak merasakan efek perawatan medis atau terlalu sensitif dengan efek samping pengobatan.
- Takut melakukan banyak aktivitas fisik karena khawatir dengan kondisi tubuh.
Seseorang dengan gangguan somatoform biasanya juga akan mencari perhatian (perilaku histrionik) karena merasa tidak ada yang menganggap keluhan fisik yang dirasakannya sebagai masalah yang serius.
Apa bedanya gangguan somatoform dengan anxiety disorder?
Sementara itu, ciri utama gangguan somatoform adalah adanya keluhan secara fisik. Kecemasan yang dialami pengidap somatic symptom disorder justru merupakan akibat dari keluhan fisik tersebut.
Penyebab gangguan somatoform
Somatic symptom disorder dapat diakibatkan oleh beberapa faktor sekaligus, termasuk faktor lingkungan, psikologis, dan biologis.
Berikut merupakan kondisi yang bisa menjadi penyebabnya.
- Faktor genetik dan biologis, seperti kepekaan yang lebih tinggi terhadap rasa sakit.
- Riwayat keluarga yang sering sakit.
- Pernah mengalami trauma atau gangguan stres pascatrauma, misalnya akibat kekerasan seksual saat masih kecil.
- Sedang berada dalam masa penyembuhan penyakit.
- Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang rendah.
- Riwayat gangguan kecemasan atau depresi.
- Perkembangan emosi yang tidak sempurna saat masih kecil, biasanya karena kurangnya kedekatan emosional dengan orang tua.
- Selalu merasa cemas berlebihan terhadap penyakit yang dialami.
Jenis gangguan somatoform
Dilansir dari laman Family Doctor, berikut merupakan macam-macam bentuk gangguan somatoform.
1. Gangguan somatisasi
Kondisi ini biasanya melibatkan keluhan fisik yang parah, seperti sakit kepala, kelelahan, nyeri, masalah pada saluran pencernaan, sampai hilangnya hasrat untuk berhubungan intim.
Meski begitu, saat dilakukan pemeriksaan secara medis, tidak akan ditemukan kelainan tubuh yang mendasarinya.
2. Hipokondriasis
Kondisi ini membuat seseorang memercayai bahwa respons tubuh yang normal seperti perut keroncongan adalah suatu gejala penyakit berbahaya.
Bagi pengidap hipokondriasis, perut keroncongan bisa saja diartikan sebagai tanda dari kanker perut.
Contoh lainnya yaitu saat merasakan sakit kepala, mereka akan berpikir bahwa mereka memiliki tumor otak.