backup og meta

Mengenal Efek Doomscrolling dan Cara Menghentikannya

Mengenal Efek Doomscrolling dan Cara Menghentikannya

Beberapa orang terus-menerus bermain media sosial untuk membaca berita buruk. Kebiasaan negatif ini dikenal dengan istilah doomscrolling. Lantas, bagaimana cara untuk menghentikan kebiasaan doomscrolling? Ketahui selengkapnya di bawah ini.

Apa itu doomscrolling?

Doomscrolling adalah kebiasaan terus-menerus menggulirkan layar ponsel atau perangkat lain untuk mencari informasi negatif, terutama mengenai krisis atau bencana.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Perspectives in Psychiatric Care (2022) menyebut bahwa istilah doomscrolling atau doomsurfing ini mulai populer selama pandemi COVID-19.

Pada waktu tersebut, banyak orang merasa terobsesi untuk memperoleh informasi terbaru mengenai perkembangan pandemi.

Fenomena ini bisa terjadi kapan saja, terutama saat ada isu besar yang mengundang perhatian.

Meskipun niat awalnya hanya untuk mencari informasi, tetapi konsumsi informasi negatif secara berlebihan ini bisa berdampak buruk terhadap kesehatan mental maupun fisik.

Siapa yang lebih berisiko mengalami kondisi ini?

Kebiasaan doomscrolling diketahui lebih umum terjadi pada orang dengan tingkat neurotisisme yang tinggi. Neurotisisme atau kepribadian neurotik merujuk pada seseorang yang memiliki kecenderungan terhadap emosi negatif, seperti marah dan cemas.

Penyebab doomscrolling

Doomscrolling umumnya dipicu oleh keinginan alami manusia untuk memahami dan merespons situasi yang berbahaya atau tidak menentu.

Akses informasi yang sangat mudah di era digital ini membuat Anda seakan memiliki keharusan untuk mengetahui berita terkini.

Ketidakpastian dan rasa cemas yang meningkat, seperti yang dialami saat pandemi COVID-19, juga mendorong Anda untuk terus-menerus mencari pembaruan berita. 

Algoritma media sosial yang dirancang untuk menampilkan konten-konten yang memicu reaksi emosional juga meningkatkan kecenderungan doomscrolling.

Sebagai akibatnya, Anda pun untuk terus menggulir layar ponsel untuk mendapatkan informasi baru. Tak ayal bila kebiasaan ini juga dikaitkan dengan kecanduan media sosial.

Efek doomscrolling terhadap kesehatan tubuh

stres menangani kabar buruk

Meski tampak seperti aktivitas mencari informasi seperti biasanya, doomsurfing bisa membawa dampak yang serius terhadap kesehatan tubuh.

Paparan berlebihan terhadap informasi negatif bisa saja menimbulkan gangguan mental dan fisik. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif dari doomscrolling yang perlu Anda perhatikan.

1. Membuat tingkat stres melonjak

Doomscrolling membuat otak terus-menerus terpapar informasi negatif. Kondisi ini bisa memicu peningkatan kadar hormon stres, seperti kortisol.

Orang dengan tingkat stres yang tinggi bisa mengalami hyperarousal, yakni kondisi ketika tubuh menjadi siaga dan waspada berlebihan meski tidak ada ancaman di sekitarnya.

2. Memperparah gangguan mental

Pada orang yang sudah mengidap gangguan mental, doomsurfing berisiko memperburuk gejala dan mengganggu proses pengobatan yang sedang dilakukan.

Beberapa penelitian menemukan bahwa kebiasaan negatif ini terkait dengan depresi, gangguan kecemasan, gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

3. Menurunkan kualitas tidur

Kebiasaan bermain ponsel sebelum tidur membuat Anda kesulitan untuk berhenti menggulirkan media sosial. Akibatnya, Anda akan terjaga lebih lama dan cenderung sulit terlelap.

Kurangnya waktu tidur ini bisa menurunkan kualitas tidur Anda. Hal ini bisa memengaruhi mood atau suasana hati sehingga mengganggu aktivitas Anda pada keesokan harinya.

4. Mengurangi aktivitas fisik

Orang yang melakukan doomscrolling biasanya duduk atau berbaring dalam waktu lama. Gaya hidup kurang gerak atau sedenter ini dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik.

Kurangnya aktivitas fisik dapat menimbulkan masalah postur, seperti sakit leher atau nyeri punggung.

Dalam jangka waktu lama, kombinasi stres dan kurang gerak ini juga dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, diabetes tipe 2, hingga penyakit jantung.

Cara menghentikan doomscrolling

cara bijak menggunakan media sosial

Perlu upaya dan kesadaran penuh agar Anda bisa mengontrol dorongan untuk melakukan doomscrolling. Berikut ini adalah sejumlah cara menghentikan kebiasaan doomscrolling yang bisa Anda praktikkan.

1. Pilihlah sumber informasi tepercaya

Fokus dengan laman berita atau akun media sosial yang menyajikan fakta secara objektif dapat membantu Anda memperoleh informasi yang benar tanpa memicu rasa cemas berlebihan.

Dengan membatasi paparan terhadap informasi yang tidak akurat dan bombastis, Anda dapat mengurangi stres yang sering timbul saat membaca berita negatif.

2. Batasi penggunaan media sosial

Menetapkan batasan waktu untuk bermain media sosial atau membaca berita dapat membantu Anda mencegah doomscrolling.

Sebagai contoh, Anda dapat menetapkan waktu maksimal 30 menit sepulang kerja atau sekolah untuk membuka aplikasi berita dan media sosial.

3. Matikan notifikasi ponsel

Menonaktifkan notifikasi untuk aplikasi berita dan media sosial akan mengurangi godaan untuk terus-menerus mengecek ponsel Anda.

Anda bisa menggunakan fitur Do Not Disturb (DND) yang biasanya terdapat pada ponsel pintar.

Dengan cara ini, Anda bisa lebih fokus pada pekerjaan atau aktivitas sehari-hari tanpa perlu terganggu oleh pembaruan berita yang sering kali kurang begitu penting.

4. Alihkan perhatian dengan aktivitas lain

Mengalihkan sejenak perhatian Anda dari layar ponsel, laptop, atau perangkat lainnya bisa membantu Anda menghentikan kebiasaan doomscrolling.

Sebagai contoh, Anda dapat berjalan kaki di sekitar kompleks rumah untuk mengusir kebosanan dibandingkan dengan berselancar di media sosial dalam waktu lama.

Aktivitas ini juga baik untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental Anda secara keseluruhan.

5. Praktikkan meditasi mindfulness

Melakukan teknik meditasi mindfulness dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi dorongan untuk terus mencari informasi negatif di media sosial.

Dengan menerapkan hal ini, Anda akan lebih fokus terhadap emosi dan keadaan di sekitar, lalu berusaha untuk menerimanya secara terbuka.

Selain itu, meditasi juga akan mengubah pandangan Anda terhadap hal-hal positif dalam hidup.

Doomscrolling bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk menyadari dan mengendalikan kebiasaan ini.

Jika merasa kesulitan untuk mengatasinya, Anda pun dapat meminta bantuan konselor atau psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

  • Doomscrolling atau doomsurfing adalah kebiasaan terus-menerus menggulirkan layar ponsel untuk mencari informasi negatif, terutama terkait krisis dan bencana.
  • Beberapa dampak buruk dari kebiasaan ini adalah stres, penurunan kualitas tidur, dan gaya hidup sedenter (kurang gerak).
  • Untuk menghentikannya, cobalah membatasi pemakaian media sosial, memilih sumber informasi yang tepercaya, dan mengalihkan perhatian dengan aktivitas positif.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is ‘doomscrolling?’ Why do we do it, and how can we stop? (2021). University of Virginia. Retrieved October 23, 2024, from https://news.virginia.edu/content/what-doomscrolling-why-do-we-do-it-and-how-can-we-stop

Doomscrolling: Stop the scroll, protect your mental health. (2024). Mayo Clinic. Retrieved October 23, 2024, from https://mcpress.mayoclinic.org/mental-health/doom-scrolling-and-mental-health/

Everything you need to know about doomscrolling and how to avoid it. (2020). Cleveland Clinic. Retrieved October 23, 2024, from https://health.clevelandclinic.org/everything-you-need-to-know-about-doomscrolling-and-how-to-avoid-it

Neuroticism. (2018). American Psychological Association. Retrieved October 23, 2024, from https://dictionary.apa.org/neuroticism

Satici, S. A., Gocet Tekin, E., Deniz, M. E., & Satici, B. (2023). Doomscrolling Scale: its Association with Personality Traits, Psychological Distress, Social Media Use, and Wellbeing. Applied research in quality of life, 18(2), 833–847. https://doi.org/10.1007/s11482-022-10110-7

Anand, N., Sharma, M. K., Thakur, P. C., Mondal, I., Sahu, M., Singh, P., J, A. S., Kande, J. S., Ms, N., & Singh, R. (2022). Doomsurfing and doomscrolling mediate psychological distress in COVID-19 lockdown: Implications for awareness of cognitive biases. Perspectives in psychiatric care, 58(1), 170–172. https://doi.org/10.1111/ppc.12803

Versi Terbaru

11/11/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Bahaya Media Sosial bagi Remaja, Benarkah Bikin Kecanduan?

Revenge Bedtime Procrastination, Rela Tidur Telat Demi Bersantai


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 3 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan