Pada era digital ini, pemakaian gadget memang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, tahukah Anda bahwa penggunaan berlebihan perangkat digital bisa memicu digital dementia? Apa itu?
Apa itu digital dementia?
Digital dementia adalah kondisi ketika fungsi otak menurun akibat penggunaan teknologi yang berlebihan.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli saraf Jerman, Manfred Spitzer, untuk menggambarkan gejala penurunan kognitif yang mirip dengan demensia.
Bedanya dengan demensia adalah kondisi ini disebabkan oleh penggunaan perangkat digital secara berlebihan.
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengurangi kemampuan otak untuk mengingat informasi dan memproses data secara efektif.
Hal ini disebabkan oleh ketergantungan pada perangkat digital untuk menyimpan dan mengakses informasi. Akibatnya, otak menjadi kurang terlatih dalam fungsi-fungsi kognitif dasar.
Fenomena demensia digital ini tidak hanya memengaruhi orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan remaja yang tumbuh di era teknologi.
Studi dari jurnal yang diterbitkan di Cureus (2024) menujukkan bahwa paparan teknologi yang berlebihan memiliki dampak negatif terhadap perkembangan otak anak.
Dampak negatif ini khususnya terlihat pada kemampuan perhatian, memori, dan keterampilan sosial.
Tanda-tanda demensia digital

Gejala demensia digital seringkali mirip dengan beberapa jenis gangguan mental. Berikut adalah beberapa ciri yang perlu diperhatikan.
1. Penurunan daya ingat
Kesulitan mengingat informasi sederhana, seperti nomor telepon, nama orang, atau janji temu, adalah salah satu tanda utama digital dementia.
Ketergantungan pada perangkat digital untuk mencatat dan mengingat informasi membuat otak menjadi kurang terlatih dalam memproses memori secara alami.
Akibatnya, kemampuan otak untuk mengingat detail-detail kecil secara mandiri pun kian menurun.
Salah satu contonya adalah Anda mungkin menjadi lebih sering lupa meletakkan kunci atau melupakan tugas harian.
Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat memengaruhi kinerja di tempat kerja dan kehidupan sehari-hari.
Selain itu, penurunan daya ingat juga dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami demensia di usia lanjut.
2. Sulit berkonsentrasi
Apakah Anda merasa sulit fokus saat mengerjakan tugas atau membaca buku? Ini bisa menjadi tanda lain dari digital dementia.
Penggunaan gadget yang berlebihan, terutama media sosial dan aplikasi pesan instan, membuat otak terbiasa berpindah-pindah perhatian. Akibatnya, kemampuan otak untuk fokus dalam waktu lama pun menurun.
Terlebih lagi, kebiasaan multitasking secara digital dapat mengurangi kemampuan memproses informasi hingga 40 persen.
Jadi, jika Anda merasa sulit menyelesaikan tugas tanpa terganggu notifikasi, coba pertimbangkan untuk melatih kembali fokus Anda melalui meditasi atau teknik mindfulness.
3. Mengalami gangguan tidur
Tidur yang berkualitas adalah kunci kesehatan mental dan fisik. Sayangnya, paparan cahaya biru dari layar gadget sebelum tidur dapat menghambat produksi melatonin.
Karena melatonin berperan penting dalam siklus tidur, gangguan pada produksi hormon ini bisa membuat Anda kesulitan tidur atau tidak dapat tidur nyenyak.
Dalam jangka panjang, gangguan tidur ini dapat meningkatkan risiko penurunan fungsi kognitif serta gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
Itu sebabnya, usahakan untuk tidak menggunakan gadget setidaknya satu jam sebelum tidur agar tubuh Anda lebih rileks.
4. Penurunan kemampuan sosial
Interaksi sosial yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan emosional. Sayangnya, menghabiskan terlalu banyak waktu di dunia maya dapat mengurangi keterampilan komunikasi dan empati.
Orang yang mengalami digital dementia sering kali merasa canggung saat berinteraksi secara langsung, bahkan dengan orang terdekat. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi sosial.
Itu sebabnya, penting untuk membatasi penggunaan media sosial dan meluangkan waktu untuk bertemu teman dan keluarga secara langsung.
Berinteraksi tatap muka tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga membantu menjaga kesehatan otak dan mencegah gangguan mental akibat kesepian.
Cara mencegah digital dementia

Mencegah demensia digital memerlukan kesadaran dan perubahan kebiasaan dalam penggunaan teknologi.
Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana, Anda dapat melindungi fungsi otak sekaligus tetap menikmati manfaat teknologi modern.
Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mencegah digital dementia.
1. Batasi waktu penggunaan gadget
Buat aturan ketat untuk penggunaan perangkat digital, misalnya batasi waktu bermain media sosial tidak lebih dari satu jam sehari.
Selain itu, hindari penggunaan gadget saat makan atau berkumpul bersama keluarga agar Anda dapat fokus pada interaksi langsung.
Dengan mengurangi dampak penggunaan gadget, Anda memberikan kesempatan bagi otak untuk beristirahat dan memproses informasi secara alami.
Jika Anda kesulitan mengontrol penggunaan gadget, pertimbangkan untuk menggunakan aplikasi yang dapat memantau dan membatasi waktu layar.
2. Lakukan aktivitas yang menstimulasi otak
Melatih otak secara rutin dapat membantu mencegah digital dementia. Coba tantang diri Anda dengan kegiatan seperti membaca buku, bermain puzzle, atau mempelajari keterampilan baru.
Aktivitas ini dapat merangsang berbagai bagian otak dan memperkuat koneksi antarsel saraf sehingga Anda terhindar dari penurunan fungsi kognitif.
Latihan memori sederhana, seperti mengingat daftar belanja tanpa mencatatnya, juga dapat membantu menjaga daya ingat tetap tajam.
Jangan lupa untuk melatih otak melalui interaksi sosial yang bermakna. Pasalnya, komunikasi langsung juga merangsang pemikiran kritis dan empatik.
3. Hindari penggunaan gadget sebelum tidur
Mengurangi penggunaan perangkat digital setidaknya satu jam sebelum tidur sangat penting untuk menjaga kualitas tidur.
Cahaya biru dari layar gadget dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Akibatnya, tidur menjadi tidak nyenyak.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi fungsi otak dan meningkatkan risiko gangguan mental.
Sebagai gantinya, cobalah membaca buku fisik, mendengarkan musik yang menenangkan, atau melakukan meditasi ringan sebelum tidur.
Rutinitas malam yang tenang akan membantu tubuh dan pikiran rileks. Jadi, Anda dapat bangun dengan perasaan segar dan fokus pada keesokan harinya.
4. Tingkatkan interaksi sosial tatap muka
Bertemu teman dan keluarga secara langsung tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tapi juga merangsang otak untuk memproses emosi dan bahasa secara lebih kompleks.
Interaksi tatap muka membantu mencegah demensia dan menjaga kesehatan mental dengan meningkatkan rasa bahagia dan mengurangi stres.
Jika Anda merasa terlalu banyak menghabiskan waktu di dunia maya, cobalah untuk bergabung dengan komunitas lokal atau mengikuti kegiatan sosial yang Anda sukai.
Jadi, jangan biarkan teknologi mengendalikan hidup Anda. Gunakanlah gadget secara bijak agar Anda tetap sehat, bahagia, dan terhubung dengan dunia nyata.
Kesimpulan
- Digital dementia adalah kondisi ketika fungsi otak menurun akibat penggunaan teknologi yang berlebihan.
- Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan daya ingat, kesulitan berkonsentrasi, gangguan tidur, dan penurunan kemampuan sosial.
- Anda bisa mencegahnya dengan membatasi waktu penggunaan gadget, melakukan aktivitas yang menstimulasi otak, menghindari pemakaian gadget sebelum tidur, dan meningkatkan interaksi sosial tatap muka.