Bukan berita baru jika orang dengan borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang sulit mempertahankan hubungannya. Bagaimana tidak, ada serangkaian tantangan yang perlu dilewati ketika memiliki pasangan dengan borderline personality disorder.
Lantas, apa saja tantangan tersebut dan apa yang perlu dilakukan demi mempertahankan hubungan dengan BPD?
Tantangan pasangan dengan borderline personality disorder
Borderline personality disorder (BPD) adalah kondisi yang memengaruhi cara seseorang mengelola emosi dan reaksi.
Mereka yang mengalami BPD biasanya tidak stabil secara emosional dan mungkin mempunyai episode kemarahan, rasa gelisah, dan depresi. Episode ini dapat berlangsung beberapa jam hingga mereka stabil.
Kondisi emosional yang tidak stabil menyebabkan penderita BPD jarang memiliki hubungan yang awet. Mereka dapat menciptakan masalah dalam hubungan. Namun, perlu diingat bahwa orang dengan BPD sering kali adalah seseorang yang baik dan peduli dengan pasangannya.
Maka itu, banyak orang yang mungkin tertarik dengan mereka yang memiliki gangguan kepribadian ambang. Mereka ingin melihat bagaimana emosi dan hasrat yang kuat digunakan dalam kisah asmara hingga menghasilkan hubungna yang menyenangkan dan penuh gairah.
Berikut ini beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh pasangan yang menjalani hubungan dengan penderita borderline personality dilansir dari Borderline in The Act.
1. Merasa terabaikan
Salah satu alasan mengapa banyak orang yang tidak tahan dengan pasangan yang memiliki borderline personality disorder adalah sering merasa terabaikan.
Begini, orang dengan BPD biasanya takut kesepian. Namun, perasaan tersebut dapat berubah menjadi terlalu sayang atau takut menjalani hubungan yang intim. Akibatnya, tidak jarang mungkin Anda akan merasa diabaikan atau pasangan terlalu posesif dan clingy di waktu tertentu.
Rasa takut yang dihasilkan dari gejala BPD ini membuat mereka terus mengawasi tanda-tanda kapan pasangannya akan meninggalkan mereka. Perasaan was-was tersebut tidak jarang membuat penderita BPD salah paham dan membuat mereka bereaksi berlebihan karena takut ditinggalkan.
2. Siklus hubungan yang tak menentu
Selain merasa terabaikan, pasangan dengan borderline personality disorder biasanya memiliki siklus hubungan yang tak menentu. Artinya, di awal hubungan penderita BPD akan mengorbankan apa pun demi pasangannya agar hubungan berjalan lancar. Bahkan, mereka juga menganggap hubungan ini sempurna.
Di masa-masa seperti ini tentu terlihat romantis di mata pasangan mana pun. Namun, tidak selamanya hubungan selalu manis. Pada saat penderita BPD menyadari bahwa pasangan dan hubungannya tidak sempurna, mereka cenderung melihat segala sesuatunya sebagai hal buruk.
Hal ini tentu membuat orang yang menjalani hubungan dengan penderita BPD menjadi bingung. Terlebih lagi, mereka juga kesulitan untuk mengenali fakta bahwa orang tentu akan melakukan kesalahan dan tidak ada yang sempurna.
Proses yang disebut sebagai devaluasi ini menyebabkan orang dengan BPD marah hingga akhirnya memutuskan hubungan. Kondisi ini yang membuat menjalani hubungan dengan BPD akan terasa sulit dan tidak stabil.
Menghadapi pasangan dengan borderline personality disorder
Jika Anda atau pasangan mempunyai borderline personality disorder, selalu ada cara untuk mengatasi naik turunnya emosi yang disebabkan oleh BPD. Dengan begitu, Anda dan pasangan dapat menciptakan hubungan yang lebih kuat dan awet.
1. Tidak terlalu menekan pasangan
Umumnya, orang yang memiliki BPD lebih dapat menata emosinya jika berada di lingkungan yang santai dan tenang. Semua anggota keluarga yang terlibat, termasuk anak Anda, perlu mengetahui bahwa tidak perlu membahas masalah penting ketika pasangan berepisode.
Apabila pasangan dengan borderline personality disorder sedang emosi, jangan memusatkan seluruh perhatian ke pasangan. Alih-alih memperlakukannya demikian, cobalah untuk tidak terlalu menekan pasangan.
Pasangan dengan BPD perlu memiliki kesempatan untuk berbicara tentang apa yang ia sukai dan hal-hal biasa lainnya, seperti berita dan acara keluarga. Jangan lupa meluangkan waktu bersama pasangan, seperti kencan atau makan malam.
Semakin sedikit pasangan merasakan gangguan yang ia alami, semakin banyak kesempatan yang ia miliki untuk mengeksplor dirinya sendiri.