Dalam hidupnya, manusia tak lepas dari berbagai permasalahan. Mulai dari masalah keluarga, pekerjaan, hingga hubungan dengan teman-teman terdekat bisa menimbulkan konflik tersendiri. Sebagai makhluk sosial, tentu sulit rasanya terus-terusan memendam keluh kesah. Sesekali, melakukan deep talk dengan orang lain sangatlah dibutuhkan agar Anda tidak terlalu larut dalam rasa sedih atau cemas.
Apa itu deep talk?
Deep talk adalah percakapan dengan melibatkan topik-topik yang lebih mendalam. Disebut juga deeper conversation, aktivitas ini seringnya hanya dilakukan oleh dua orang.
Topik dalam percakapan ini bukanlah sekadar tentang hobi atau cuaca hari itu meski terkadang topik-topik ringan tersebut juga bisa mengarah ke percakapan yang lebih intim seperti saat pillow talk.
Deep talk lebih banyak membahas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup Anda, baik di saat senang maupun sedih, dan bagaimana cara Anda melihatnya.
Topik pembicaraan juga bisa meliputi peluncuran teknologi terbaru, masalah politik, atau isu-isu lainnya yang sedang hangat di masyarakat.
Tidak harus tentang hal-hal yang berat, ada kalanya pertanyaan-pertanyaan yang muncul saat deep talk terkesan remeh tapi tetap bisa membuat Anda berpikir dalam.
Misalnya, Anda harus membayangkan bila kiamat zombi benar-benar terjadi. Lantas, apa yang akan Anda lakukan untuk melawannya? Apakah Anda akan selamat? Pertanyaan-pertanyaan ini tentu akan memicu sisi imajinatif Anda dan lawan bicara.
Intinya, ini adalah saat di mana Anda dan lawan bicara didorong untuk saling terbuka tentang perasaan, pikiran, dan cara pandang satu sama lain.
Manfaat melakukan deep talk
Banyak orang merasa lebih dekat dengan lawan bicaranya setelah melakukan deeper conversation. Tak hanya itu, masih banyak manfaat lain yang bisa Anda dapatkan dari kegiatan ini.
1. Membuat perasaan lebih lega
Masalah dan perasaan negatif memang sebaiknya tidak dipendam terlalu lama. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa berbagi emosi negatif dengan orang terdekat bisa membantu meringankan stres dan tekanan secara fisik maupun emosional.
Respons emosional seperti marah, sedih, dan takut diatur oleh bagian otak yang bernama amigdala. Ketika Anda mengutarakan perasaan negatif tersebut, tanpa disadari Anda mengurangi respons amigdala.
Dengan mengakui kenyataan bahwa Anda sedang tidak baik-baik saja, Anda justru akan merasa lebih tenang dan tidak terlalu larut dalam kesedihan atau amarah.
2. Meningkatkan kebahagiaan
Sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Psychological Science mengungkapkan, peserta penelitian yang lebih sering terlibat dalam deep talk merasa lebih bahagia daripada peserta yang jarang melakukannya.
Sebenarnya, belum diketahui secara pasti apa yang membuat dua hal tersebut saling berkaitan. Namun, kemungkinannya, ini berhubungan dengan kebutuhan manusia untuk menjalin koneksi bersama orang lain.
Nah, percakapan yang lebih dalam bisa bantu mempererat hubungan antara satu individu dengan individu lainnya. Percakapan ini juga dirasa lebih seru dan menyenangkan.