Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus
Keluarga merupakan wadah bagi seseorang untuk bisa bertumbuh kembang pertama kalinya. Lingkungan keluarga, terutama orangtua, memiliki pengaruh yang besar bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. Peran pola asuh orangtua jugalah yang menentukan seberapa baiknya seseorang bisa beradaptasi dan terlibat penuh dalam kehidupan bermasyarakat. Meskipun tidak ada keluarga yang sempurna, namun beberapa keluarga atau orangtua tidak dapat menjalankan fungsi yang seharusnya karena satu dan lain hal. Masalah keluarga ini kemudian akan berdampak terhadap kesejahteraan anak di masa depan
Keluarga dikatakan bermasalah ketika rumah tidak dapat menjadi tempat berlindung bagi semua anggota keluarga. Selain itu, pola asuh orangtua di keluarga bermasalah cenderung menimbulkan aura negatif dan kurang memperhatikan kesehatan mental anak sehingga berdampak terhadap proses tumbuh kembang anak.
Disfungsi keluarga layaknya sebuah domino. Masalah keluarga secara langsung berkaitan dengan kondisi dan perilaku kedua atau salah satu pihak ortu, yang kemudian jadi berdampak langsung terhadap perkembangan anak. Berikut beberapa hal yang berisiko menyebabkan suatu keluarga bermasalah, di antaranya:
Ketergantungan zat terlarang merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan hilangnya figur orang tua dalam keluarga, munculnya perilaku kekerasan, dan kesulitan finansial.
KDRT menyebabkan situasi keluarga jadi tidak kondusif dan tidak aman bagi anak-anak serta dapat menyebabkan seorang anak tumbuh menjadi seseorang yang kasar ketika dewasa.
Selain berpotensi pada perceraian, konflik antar orangtua dapat menimbulkan dampak serius ketika pertengkaran jadi melibatkan anak dan salah satu pihak secara sengaja membatasi hubungan anak dengan yang lain.
Orangtua yang depresi akan membatasi kontak fisik dan komunikasi antar orangtua-anak, sehingga perkembangan emosional anak jadi ikut terganggu.
Pola asuh yang terlalu mengendalikan aktivitas anak dapat menyebabkan anak tidak berkembang sebagaimana mestinya. Anak-anak yang tinggal dengan ortu “diktator’ juga cenderung berperilaku memberontak atau bersikap antisosial terhadap keluarga dan orang lain di sekitarnya.
Dampak dari masalah keluarga terhadap anak bersifat jangka panjang, yang akan baru muncul ke permukaan ketika ia tumbuh menjadi remaja atau dewasa. Dampak tersebut cenderung sulit dikenali, ditambah lagi dengan faktor sangat sedikitnya upaya orangtua untuk mengatasi hal tersebut.
Hidup di tengah keluarga bermasalah juga menyebabkan anak jadi kehilangan kesempatan untuk berkembang secara optimal sebagaimana mestinya, sehingga mereka jadi memiliki kemampuan sosial, emosional dan coping skill yang lebih rendah dibandingkan individu seusianya. Hambatan ini kemudian bisa berwujud pada munculnya beberapa masalah berikut:
Gangguan kecemasan merupakan masalah kesehatan mental yang umum ditemui dan sudah sejak lama diketahui berkaitan dengan kondisi keluarga yang bermasalah. Kecemasan berlebih pada seseorang dapat dipicu oleh perilaku orangtua atau kondisi keluarga yang selalu menimbulkan masalah atau kekhawatiran anggota keluarga.
Hal ini juga dapat disebabkan oleh perilaku orangtua yang teralu keras sehingga menimbulkan tekanan mental dengan cara memarahi atau meremehkan hal yang dilakukan anak atau kecemasan berlebih orang tua sehingga mereka melarang anak untuk beraktivitas merupakan penyebab utama munculnya gangguan kecemasan pada anak ketika dewasa.
Apapun masalah yang menyebabkan suatu keluarga jadi bermasalah, efek kecemasan yang timbul sebagai akibatnya juga akan memengaruhi kemampuan anak untuk berinteraksi dan membentuk suatu hubungan dengan orang lain. Hal tersebut dapat dipicu oleh pemikiran atau pandangan negatif dari orangtua yang “ditularkan” terhadap anak bahwa setiap orang tidak dapat dipercaya, ataupun rasa cemas jika orang lain mengetahui kondisi keluarganya.
Hal ini dapat disebabkan oleh konflik yang muncul dari perbedaan pandangan antara orangtua dan anak, serta orangtua yang memaksakan pendapatnya pada anak — alias cuci otak. Akibatnya, anak tumbuh besar sulit mempercayai hal yang dialaminya dan cenderung kurang mempercayai emosi milik sendiri bahkan apa yang ditangkap oleh indera mereka.
Dikutip dari Psych Central, ahli psikologi klinis Elvira G. Aletta, Ph.D membuat suatu daftar hal yang terpenting dalam keluarga agar rumah dapat menjadi lingkungan yang kondusif dan aman bagi setiap anggotanya, di antaranya sebagai berikut:
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Yusra Firdaus
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar