backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Cemas atau Takut Saat Tidak Memegang Ponsel? Bisa Jadi Pertanda Nomophobia

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 05/03/2021

    Cemas atau Takut Saat Tidak Memegang Ponsel? Bisa Jadi Pertanda Nomophobia

    Mendengarkan lagu, menonton film, memainkan game online, atau menelusuri media sosial bisa Anda lakukan sekaligus dengan telepon seluler atau ponsel. Teknologi ini memang memudahkan Anda, sehingga selalu Anda bawa kemana-mana. Namun, tahukah Anda bahwa teknologi ini juga bisa memberikan dampak buruk, jika Anda terlalu sering memainkan ponsel, salah satunya menyebabkan nomophobia. Penasaran dengan kondisi ini? Simak ulasannya berikut ini.

    Apa itu nomophobia?

    Menurut studi yang diterbitkan pada Indian Journal of Psychiatry, nomophobia atau no mobile phone phobia (NMP) adalah jenis gangguan kecemasan akibat tidak memegang ponsel.

    Layaknya seperti pecandu, orang dengan kondisi ini tidak dapat melepas ponsel kapan dan di mana pun. Saat ponsel tidak dalam genggaman penderitanya, mereka akan merasakan ketakutan yang kuat, sehingga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

    Beberapa penelitian menunjukkan hampir 53% orang Inggris merasakan hal tersebut, ketika mereka tidak memegang ponsel, baterai ponsel habis, atau ketika tidak mendapatkan sinyal untuk mengakses ponsel maupun internet.

    Kecemasan tidak memegang ponsel memang tidak tercantum dalam panduan DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders). Namun, ahli kesehatan menyebutkan bahwa kondisi ini termasuk dalam penyakit mental, khususnya kecanduan terhadap smarthphone.

    Tanda-tanda nomophobia

    menyimpan ponsel

    Sama seperti fobia lain, kecemasan karena tidak memegang ponsel dapat menimbulkan gejala fisik dan emosional. Berikut ini adalah berbagai gejala nomophobia yang mungkin ditimbulkan.

    1. Gejala emosional

    • Khawatir, takut, dan panik ketika ponsel tidak dalam genggamannya atau ponsel ada dalam genggaman tapi tidak bisa mengaksesnya.
    • Cemas dan gelisah ketika Anda perlu menaruh ponsel atau menghadapi situasi yang tidak memungkinkan penderitanya menggunakan ponsel sementara waktu.

    2. Gejala fisik

    • Terasa sesak di dada.
    • Kesulitan untuk bernapas secara normal.
    • Tubuh gemetar dan berkeringat.
    • Kepala terasa pusing dan muncul perasaan ingin pingsan.
    • Detak jantung menjadi lebih cepat.

    Jika Anda memiliki nomofobia, atau fobia apa pun, Anda mungkin menyadari ketakutan yang dirasakan sangat ekstrem. Terlepas dari kesadaran ini, Anda mungkin mengalami kesulitan untuk menghadapi reaksi tubuh yang ditimbulkannya.

    Selain tanda dan gejala di atas, berikut ini adalah contoh perilaku yang menunjukkan kecanduan gadget terutama ponsel yang biasanya terjadi bersamaan dengan nomofobia.

    • Membawa ponsel ke kamar tidur bahkan ke toilet.
    • Memeriksa ponsel terus-menerus, bahkan beberapa kali dalam satu jam untuk memastikan Anda tidak melewatkan berbagai informasi.
    • Menghabiskan waktu berjam-jam bermain ponsel, kadang sampai mengganggu aktivitas harian, hingga tidur pun terganggu.
    • Merasa tidak berdaya ketika ponsel mati atau tidak memegang ponsel.

    Mengapa seseorang bisa mengidap nomophobia?

    Kecemasan karena tidak memegang atau tidak dapat mengakses ponsel dianggap sebagai fobia modern. Dengan kata lain, kemungkinan besar penyebab dari nomophobia ini adalah akibat kecanduan ponsel yang sekarang semakin canggih. Terlebih, ponsel sekarang ini memiliki fungsi serbaguna dan bisa mengakses informasi apa pun yang dibutuhkan seseorang.

    Kecemasan ketika ponsel tidak dalam genggaman atau tidak bisa diakses juga timbul karena rasa takut terisolasi, ketinggalan berita, atau ketakutan karena tidak bisa menghubungi orang-orang yang dicintai. Kondisi tersebut bisa menimbulkan rasa kesepian dan karena tidak ingin mengalami kesepian, ponsel harus selalu ada dalam jangkauan.

    Pada kasus yang jarang, pengalaman traumatis terkait ponsel juga bisa menjadi penyebab nomophobia. Sebagai contoh, Anda berada di situasi yang mengancam jiwa dan saat itu tidak ponsel atau tidak bisa mengakses ponsel untuk meminta bantuan terdekat. Dengan pengalaman ini, Anda akan selalu memastikan ponsel selalu di dekat Anda.

    Lantas, bagaimana cara mengatasi nomophobia?

    Ketika Anda menyadari adanya tanda dan gejala kecemasan karena tidak bisa lepas dari ponsel, konsultasi ke psikolog diperlukan. Anda mungkin juga akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang lebih tepat. Berikut ini adalah berbagai pengobatan untuk mengatasi nomophobia.

    1. Lakukan psikoterapi

    Terapi perilaku kognitif merupakan salah jenis psikoterapi yang sangat umum dilakukan pasien pengidap fobia. Pada terapi ini, seorang terapis akan membantu meringankan kecemasan dan mengelola pikiran negatif yang muncul ketika ponsel tidak dalam genggaman atau tidak bisa diakses.

    Jenis terapi lain yang mungkin dilakukan adalah terapi eksposur. Terapis akan membantu Anda menghadapi ketakutan melalui pemaparan secara bertahap. Selama terapi, Anda akan diminta untuk menjauhi ponsel dan terapis akan membantu Anda mengatasi ketakutan tersebut.

    2. Minum obat-obatan

    Di samping menjalani terapi, beberapa pasien yang mengalami gejala mungkin juga diresepkan obat oleh psikiater. Akan tetapi, pemberian obat juga perlu diseseuaikan dengan gejala apa saja yang ditimbulkan.

    Sebagai contoh, jika pasien mengalami gejala pusing, kesulitan bernapas, dan detak jantung lebih cepat, maka dokter akan meresepkan beta blocker. Obat hanya boleh diminum ketika pasien menghadapi situasi yang memicu gejala. Jika gejala tidak muncul, obat tidak perlu diminum.

    Kemudian, ada juga obat benzodiazepin yang diresepkan untuk meredakan rasa cemas dan takut. Penggunaan obat hanya dalam jangka pendek dan harus benar-benar di bawah pengawasan dokter. Pasalnya, penggunaan tanpa anjuran dokter bisa meningkatkan risiko kecanduan obat

    3. Dukung dengan perawatan di rumah

    Selain pengobatan dari psikiater atau psikolog, Anda juga perlu menerapkan perubahan di rumah agar nomophobia tidak semakin bertambah parah. Langkah-langkah berikut ini bisa membantu pasien yang ketakutan tidak bisa memegang atau mengakses ponsel dalam mengatasi gejalanya.

  • Matikan ponsel di malam hari untuk mendapatkan tidur yang lebih nyenyak. Jangan pula tidur dekat ponsel, sehingga Anda tidak dapat dengan mudah memeriksanya di malam hari. Bila memerlukan alarm, gunakan jam weker sebagai alarm ketimbang menggunakan ponsel.
  • Cobalah meninggalkan ponsel di rumah untuk waktu yang singkat, seperti saat Anda berbelanja, membuat makan malam, atau berjalan-jalan ke luar rumah.
  • Luangkan waktu setiap hari jauh dari semua teknologi. Cobalah duduk dengan tenang, menulis jurnal harian, berjalan-jalan, atau membaca buku.
  • Beberapa orang merasa sangat terhubung dengan ponsel karena mereka menggunakannya untuk menjaga kontak dengan teman dan orang yang mereka cintai. Hal ini mungkin cukup sulit mengurangi waktu bermain ponsel, tetapi pertimbangkan untuk melakukan hal berikut:

    • Minta teman dan orang terdekat untuk melakukan interaksi secara langsung. Bila memungkinkan, adakan acara pertemuan, jalan-jalan, atau rencanakan liburan akhir pekan bersama.
    • Jika orang yang Anda cintai tinggal di kota atau negara yang berbeda, buat jadwal untuk saling menghubungi satu sama lain. Apabila terdapat waktu luang, baiknya gunakan untuk melakukan aktivitas lain.
    • Cobalah untuk lebih banyak berinteraksi secara langsung, ketimbang mengobrol lewat aplikasi atau media sosial. Lakukan percakapan singkat dengan rekan kerja, mengobrol dengan teman sekelas atau tetangga sebelah rumah.

    Anda tidak bisa mengatasi nomophobia hanya dengan mengandalkan minum obat atau terapi saja. Anda sangat amat disarankan untuk mengikuti perawatan di rumah. Dengan begitu, baik pengobatan maupun terapi akan jadi lebih efektif untuk mengobati kecemasan akibat jauh dari ponsel.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 05/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan