Wajar bila Anda merasa takut ketika berada sendirian di tempat yang menyeramkan. Namun, lain halnya bila rasa takut tersebut muncul ketika Anda berada di tempat yang aman dan nyaman. Kondisi ini mungkin menandakan autophobia. Simak penjelasannya di bawah ini.
Apa itu autophobia?
Autophobia adalah rasa takut berlebihan dan tidak masuk akal akan kesendirian. Pengidapnya mungkin mengalami ketakutan saat sendirian atau merasa kesepian.
Meskipun sedang berada di tempat yang sudah sangat familiar, seperti rumah, orang yang mengalami fobia ini masih akan merasa cemas jika dirinya hanya sendirian.
Pengidap autophobia atau juga disebut monophobia ini selalu merasa bahwa ia membutuhkan orang lain untuk terus bersamanya agar bisa terus merasa aman.
Sekalipun orang yang mengalami kondisi ini sadar bahwa dirinya sebenarnya dalam keadaan aman, ia mungkin merasa takut pada hal-hal lain, meliputi:
- pencuri atau perampok,
- orang asing,
- tidak dicintai dan diinginkan,
- penyakit yang membahayakan nyawanya, dan
- suara yang tidak jelas asal-usulnya.
Penting diketahui!
Tanda dan gejala autophobia
Selain rasa takut dan cemas karena kesendirian, gejala fobia ini mungkin berupa kombinasi dari beberapa hal dan bisa bertambah parah seiring waktu.
Berikut adalah beberapa kondisi yang mungkin menjadi pertanda dari autophobia.
- Terlalu khawatir akan ditinggal seorang diri.
- Takut dengan berbagai kemungkinan yang belum tentu terjadi saat sendiri.
- Tubuh menunjukkan gejala fisik, seperti gemetar, berkeringat, nyeri dada, pusing, dan jantung berdebar, yang muncul sebelum atau saat Anda sendirian.
- Merasa seperti sedang ada yang meneror diri Anda saat sendiri.
- Keinginan besar untuk pergi dari suatu tempat saat sendiri.
Orang-orang yang memiliki fobia akan kesendirian bisa menunjukkan tanda-tanda di atas meski dirinya sedang dikelilingi oleh orang lain.
Ini karena mereka terus membayangkan skenario buruk saat dirinya sendiri, misalnya saat tidak ada orang yang dikenalnya di tengah kerumunan sehingga membuatnya merasa cemas.
Penyebab autophobia
Sebenarnya, tidak ada penjelasan bagaimana autophobia bisa terjadi. Pasalnya, fobia ini terbentuk saat seseorang merasa takut atau khawatir akan berakhir sendirian.
Perasaan negatif tersebut muncul meski tidak ada kondisi atau ancaman yang membuat dirinya perlu benar-benar waspada ketika seorang diri.
Phobia akan kesendirian sering kali dimulai sejak masa kanak-kanak. Beberapa orang menyebutkan bahwa rasa takut sendiri ini timbul akibat pengalaman negatif dan traumatis.
Sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda memiliki autophobia adalah sebagai berikut.
- Merasa diabaikan, tidak diperhatikan, atau ditinggalkan.
- Perceraian atau kehilangan orangtua pada masa kanak-kanak.
- Pernah terpisah dari orangtua di tengah keramaian, seperti di mal, pusat perbelanjaan, atau transportasi umum.
- Mengalami serangan panik, cedera, atau keadaan darurat lainnya (seperti pembobolan rumah atau penjambretan) tanpa ada bantuan.
- Menyaksikan kejadian traumatis tanpa orang lain yang memberikan dukungan.
Diagnosis autophobia
Apabila diri Anda sendiri atau orang terdekat Anda menunjukkan gejala autophobia, lebih baik segera bicara dengan psikolog atau psikiater yang bisa membantu menangani gangguan mental ini.
Ahli kesehatan mental akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan Anda. Hal ini bertujuan untuk mengesampingkan masalah fisik yang bisa memicu gejala yang mirip fobia ini.
Untuk memastikan diagnosis, psikiater akan mengacu pada pedoman Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5).
Berikut adalah kriteria yang bisa digunakan untuk mendiagnosis fobia spesifik ini.
- Ketakutan berlangsung setidaknya selama enam bulan.
- Perasaan takut atau cemas yang intens ketika sendirian meski tahu bahwa pasien tidak sedang berada dalam situasi yang membahayakan.
- Gejala muncul segera ketika pasien sendirian atau berpikir untuk menyendiri.
- Kecemasan atau ketakutan membuat pasien menghindari kesendirian.
- Gejala ekstrem mengganggu kemampuan pasien untuk bekerja dan beraktivitas normal.
Penanganan autophobia
Dikutip dari Mayo Clinic, terapi psikologi (psikoterapi) dan obat-obatan merupakan metode yang efektif untuk menangani fobia spesifik. Berikut ini penjelasannya.
1. Terapi pemaparan
Terapi pemaparan atau exposure therapy adalah psikoterapi yang dapat membantu Anda meningkatkan kualitas hidup agar fobia tidak lagi membatasi aktivitas sehari-hari.
Psikolog akan mengajak Anda belajar menghadapi kesendirian. Namun, Anda tak perlu khawatir karena psikolog akan melakukannya dalam kondisi yang aman.
Jika Anda sudah terbiasa dan memiliki toleransi lebih besar terhadap rasa takut sendiri, baru psikolog akan meminta Anda untuk melakukannya pada situasi yang nyata.
2. Terapi perilaku kognitif
Dalam terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT), psikolog akan membantu mengatasi autophobia dengan membuat Anda lebih terbiasa dengan kesendirian.
Mereka akan membantu Anda membentuk pola pikir yang lebih sehat untuk menghadapi rasa takut sendiri. Ini bisa meningkatkan rasa percaya diri Anda saat menghadapi ketakutan tersebut.
Dengan rutin menjalani terapi dan menerapkan saran psikolog, Anda akan bisa mengatasi fobia tersebut bila sewaktu-waktu pemicunya muncul kembali.