backup og meta

Water Birth, Metode Melahirkan Normal di dalam Air

Water Birth, Metode Melahirkan Normal di dalam Air

Pernahkah terlintas dalam pikiran Anda untuk melakukan water birth alias melahirkan di dalam air? Meski terlihat nyaman, proses persalinan ini tidak boleh sembarangan dilakukan semua wanita. Yuk, simak rangkaian prosedur dan efek sampingnya berikut ini!

Apa itu water birth?

Water birth adalah proses melahirkan yang dilakukan di dalam air. Hal ini bisa menjadi alternatif persalinan selain dari melahirkan normal, operasi caesar, gentle birth, dan hypnobirthing.

Selama prosedur ini, Anda akan berada di dalam sebuah bak atau kolam kecil berisi air hangat.

Penggunaan air selama persalinan bertujuan untuk mempermudah proses melahirkan sekaligus meredakan rasa sakit dan tidak nyaman yang mungkin Anda alami.

Sedikit berbeda dengan melahirkan di rumah sakit, water birth biasanya dilakukan secara alami. Itu artinya, Anda tidak akan diberikan obat-obatan, bius, atau tindakan operasi.

Perlu dipahami bahwa melahirkan di dalam air bukan berarti terbebas dari rasa sakit. Faktanya, rasa sakit saat melahirkan di dalam air akan tetap ada.

Water birth lebih banyak dilakukan saat ibu melahirkan di rumah. Sebaliknya, metode ini jarang atau bahkan tidak dilakukan bila ibu hamil melahirkan di rumah sakit.

[embed-health-tool-due-date]

Manfaat melahirkan di dalam air

melahirkan metode water birth

Water birth bisa membantu mempersingkat durasi persalinan. Umumnya, penggunaan obat bius atau anestesi epidural pada tulang belakang juga tidak terlalu dibutuhkan.

Beberapa manfaat lain yang bisa dirasakan dari melahirkan di dalam air adalah sebagai berikut.

  • Air membantu menurunkan tekanan darah sehingga membantu mengurangi kecemasan ibu saat melahirkan.
  • Kenyamanan ketika melahirkan di dalam air membantu menurunkan kadar hormon stres dan meningkatkan produksi endorfin untuk mengurangi rasa sakit.
  • Mencegah vagina robek saat melahirkan karena air mampu membuat lapisan perineum pada vagina menjadi lebih elastis.
  • Menciptakan lingkungan yang mirip dengan cairan ketuban sehingga bayi merasa lebih nyaman saat lahir.

Melakukan metode water birth selama tahap pertama persalinan normal juga dapat membantu mengurangi rasa sakit yang Anda alami.

Fase pertama tersebut umumnya mulai berlangsung ketika terjadi pembukaan lahiran (serviks) dan sesekali muncul kontraksi persalinan meski tidak terlalu sering.

Selain itu, Anda juga bisa lebih mudah bergerak dan berpindah posisi selama melakukan persalinan di dalam air dibandingkan dengan saat melahirkan di tempat tidur.

Anda juga dapat melakukan berbagai upaya induksi alami, contohnya dengan makan makanan tertentu dari jauh-jauh hari supaya lebih cepat melahirkan.

Hanya saja, Anda tetap perlu berkonsultasi langsung dengan dokter kandungan sebelum dapat melakukan metode ini.

Peringatan sebelum melakukan water birth

Tidak semua ibu hamil boleh melahirkan di dalam air. Pasalnya, metode ini dapat menimbulkan dampak yang fatal bagi Anda dan bayi bila tidak dilakukan dengan benar.

Anda harus dalam kondisi sehat dan prima bila ingin melahirkan di dalam air. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang membuat ibu tidak disarankan melakukan metode persalinan ini.

  • Berumur di bawah 17 tahun atau lebih dari 35 tahun.
  • Sedang mengalami kehamilan kembar dua, tiga, atau bahkan lebih.
  • Mengandung bayi yang ukurannya terlalu besar.
  • Mengidap komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia, diabetes gestasional, atau hipertensi gestasional.
  • Bayi lahir prematur atau sebelum waktu yang seharusnya.
  • Bayi dalam posisi sungsang sehingga perlu dilakukan operasi caesar.
  • Memiliki riwayat operasi caesar atau kesulitan saat melahirkan sebelumnya.
  • Memiliki riwayat penyakit infeksi selama kehamilan.
  • Sedang demam lebih dari 39 derajat Celsius.
  • Mengalami perdarahan vagina yang berlebihan.
  • Kesulitan melacak detak jantung bayi.
  • Pernah mengalami distosia atau persalinan macet pada persalinan sebelumnya.

Pada dasarnya, melahirkan di dalam air hanya direkomendasikan saat usia kehamilan Anda di antara 37–41 minggu dan posisi kepala bayi berada di bawah.

American College of Obstetricians and Gynecologists juga menyebutkan bahwa cara ini belum terbukti secara ilmiah memberikan manfaat untuk ibu melahirkan dan bayinya.

Melahirkan di tempat tidur rumah sakit akan lebih memudahkan, terlebih saat Anda mengalami masalah atau komplikasi persalinan.

Selama water birth, pemberian pertolongan oleh tenaga medis bisa memakan waktu yang lebih lama. Kondisi ini tentu berbahaya untuk ibu melahirkan dan bayi.

Persiapan water birth

induksi melahirkan induksi persalinan

Sebelum menjalani water birth, berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda lakukan untuk mendukung kelancaran prosedur persalinan ini.

1. Konsultasi dengan dokter terlebih dahulu

Pastikan kondisi tubuh Anda dan janin benar-benar sehat sebelum melakukan water birth. Jika memungkinkan, carilah dokter atau bidan yang bisa membantu Anda.

Tidak semua dokter atau bidan bersedia untuk mendampingi pasien yang bersalin di dalam air karena mereka mungkin tidak memiliki pengalaman sebelumnya.

2. Tentukan tempat untuk melahirkan

Apabila ingin bersalin di rumah sakit, Anda harus mencari rumah sakit yang dapat menyediakan fasilitas terkait, misalnya kolam khusus untuk melahirkan.

Sementara bila ingin melahirkan di rumah, tentu Anda perlu meminta pendampingan dari dokter kandungan, bidan, atau tim medis yang andal, serta menyiapkan beberapa hal berikut ini.

  • Bak atau kolam air. Pilih bak air yang cukup besar supaya Anda duduk dengan nyaman dan cukup dalam hingga batas ketiak. Anda dapat menggunakan kolam renang plastik anak-anak yang berukuran besar.
  • Sumber air. Pastikan sumber air yang Anda gunakan bersih dan bersuhu 35–38 derajat Celsius. Tambahkan secangkir garam ke dalamnya guna mencegah kulit keriput karena berlama-lama di dalam air.
  • Ruangan. Pilih ruangan yang cukup besar dengan suhu sejuk, yang tidak terlalu panas maupun terlalu dingin, sehingga proses melahirkan terasa lebih nyaman.

Selama persiapan persalinan di dalam air, penting untuk melakukan simulasi seolah-olah Anda akan segera melahirkan.

Hal ini bertujuan supaya Anda mampu menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam menyiapkan diri sebelum proses persalinan dimulai.

Prosedur water birth

Lakukan persiapan di atas menjelang hari perkiraan lahir (HPL). Apabila tanda-tanda persalinan sudah muncul, sebaiknya segera hubungi dokter atau bidan Anda.

Saat hendak melahirkan di dalam air, tunggu sampai Anda merasakan kontraksi kuat. Beberapa ahli merekomendasikan agar ibu menunggu sampai leher rahim melebar setidaknya 5 cm.

Temukan posisi yang nyaman, baik berjongkok, bersandar, atau berlutut di dalam air. Pasangan Anda juga bisa masuk ke kolam untuk menenangkan dan memberikan dukungan.

Selalu ikuti instruksi dokter atau bidan. Ketika ada dorongan yang tepat, mereka akan meminta Anda menerapkan cara mengejan saat melahirkan hingga bayi bisa keluar dari mulut rahim.

Setelah keluar, bayi akan dibawa oleh dokter atau bidan ke permukaan air secara perlahan. Ini dilakukan supaya tali pusat bayi tidak terlepas atau rusak.

Setelah bayi lahir, tugas Anda belum selesai. Ibu perlu mengeluarkan plasenta atau ari-ari yang bisa dilakukan di dalam maupun di luar air.

Beberapa ibu memilih tetap berada di dalam air untuk mengeluarkan plasenta. Akan tetapi, bila prosesnya sudah terlalu lama, beranjaklah dari bak dan keluarkan plasenta di luar air.

Risiko melahirkan di dalam air

water birth adalah

Water birth tentu bukan tanpa risiko. Bayi yang mengalami stres ketika melahirkan di dalam air mungkin saja kesulitan bernapas dengan lancar.

Kondisi ini bisa menyebabkan aspirasi mekonium, yakni komplikasi persalinan yang terjadi saat bayi menghirup tinja pertamanya yang bercampur dengan cairan ketuban.

Selain itu, beberapa risiko lain yang mengancam bayi selama proses water birth yakni:

  • tali pusat bayi rusak saat diangkat ke permukaan air,
  • bayi mengalami kejang dan susah bernapas, serta
  • suhu tubuh bayi terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Meski jarang, bayi yang lahir di dalam air juga berisiko terkena penyakit Legionnaires. Infeksi ini terjadi bila bayi menghirup tetesan air yang terkontaminasi bakteri Legionella.

Penyakit Legionnaries bisa berkembang menjadi parah hingga berakibat fatal. Bayi yang terkena penyakit ini bisa mengalami demam dan batuk akibat peradangan pada paru-paru.

Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk menahan tubuh dan kepala bayi tetap di dalam air untuk mencegah masalah pernapasan pada bayi setelah melahirkan.

Tindakan ini bertujuan supaya refleks pernapasan bayi tidak dimulai terlalu dini saat ia langsung dikeluarkan dari dalam air.

Pasalnya, bayi tidak akan bernapas hingga ia terpapar oleh udara. Tubuh bayi masih menerima oksigen dari tali pusat yang melekat pada plasenta ibu.

Kesimpulan

  • Water birth atau melahirkan di dalam air kerap kali dipilih karena dipercaya membantu proses persalinan tanpa menimbulkan banyak rasa sakit.
  • Namun, prosedur ini umumnya hanya boleh dilakukan oleh ibu hamil yang sehat serta tidak mengalami komplikasi sebelumnya.
  • Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang prosedur ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Water births. (n.d.). American Pregnancy Association. Retrieved February 14, 2025, from https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/labor-and-birth/water-births/

Water birth. (2022). Pregnancy, Birth and Baby. Retrieved February 14, 2025, from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/water-birth

How to labour in water or have a water birth. (2024). National Childbirth Trust. Retrieved February 14, 2025, from https://www.nct.org.uk/information/labour-birth/pain-labour/how-labour-water-or-have-water-birth

Meconium aspiration syndrome. (2023). MedlinePlus. Retrieved February 14, 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/001596.htm

Legionnaires disease cause and spread. (2023). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved February 14, 2025, from https://www.cdc.gov/legionella/about/causes-transmission.html

Djordjevic, Z., Folic, M., Petrovic, I., Zornic, S., Stojkovic, A., Miljanovic, A., Randjelovic, S., Jovanovic, S., Jovanovic, M., & Jankovic, S. (2022). An outbreak of legionnaires’ disease in newborns in Serbia. Paediatrics and International Child Health, 42(2), 59-66. https://doi.org/10.1080/20469047.2022.2108672

Immersion in water during labor and delivery. (2019). Neonatal Care: A Compendium of AAP Clinical Practice Guidelines and Policies, 17-20. https://doi.org/10.1542/9781610023047-part01-immersion

Versi Terbaru

24/02/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Ukuran Panggul Normal Ibu Hamil Tentukan Proses Persalinan

7 Cara Mengatasi Rasa Takut Menjelang Melahirkan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan