Selain pakai empeng bayi, Anda juga bisa menggunakan botol susu bayi yang dilengkapi dengan dot untuk membantu si Kecil menjadi lebih tenang sambil memberikannya susu.
Ada banyak jenis dot atau botol susu bayi di pasaran. Saking banyaknya, Anda mungkin bingung jenis, bentuk, dan ukuran botol susu seperti apa yang paling pas untuk si Kecil.
Supaya tidak salah, simak jenis-jenisnya serta tips memilih dot botol susu bayi yang sesuai kebutuhan si Kecil.
Jenis dan ukuran dot bayi
Sejak awal kelahiran, bayi biasanya mendapatkan ASI eksklusif secara langsung dari payudara ibu (direct breastfeeding).
Seiring bertambahnya usia, Anda mungkin mulai mempertimbangkan untuk membelikan botol susu untuk bayi.
Botol susu ini bisa Anda gunakan untuk memberikan susu formula maupun ASI yang sudah diperah menggunakan pompa ASI.
Jenis botol susu bayi bukan hanya satu, melainkan ada beragam tipe. Memahami jenis, bentuk, ukuran botol susu penting dilakukan sebelum Anda mantap membeli dan memberikannya kepada si Kecil.
Berikut berbagai jenis botol dot susu bayi yang bisa jadi pertimbangan bagi Anda.
1. Botol susu bayi biasa
Dot bayi biasa ini dapat dengan mudah Anda temukan di toko-toko perlengkapan bayi. Ukuran botol dot biasa ini pun bermacam-macam, sehingga dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan.
Berikut kelebihan dan kekurangan pakai botol susu bayi biasa.
Kelebihan
- Harga murah dan mudah ditemukan.
- Botol ringan dan kuat.
Kekurangan
- Ada kemungkinan bayi menelan udara saat menyusu dari botol ini.
2. Botol susu bayi antikolik
Melansir dari laman Baby Centre, botol susu atau dot antikolik dirancang khusus untuk mengurangi jumlah udara yang masuk ke dalam tubuh bayi selama menyusu.
Ini karena bayi berisiko mengalami kolik bila ada udara yang masuk saat menyusu.
Anda mungkin perlu memberikan bayi jenis dot yang satu ini jika ia sering kali mengalami kembung dan gelisah usai menyusu.
Berikut kelebihan dan kekurangan pakai botol susu bayi antikolik.
Kelebihan
- Botol susu ini mampu mengurangi jumlah udara yang bayi telan.
- Membantu mengurangi risiko bayi mengalami kolik.
Kekurangan
- Harga botol bayi antikolik cenderung lebih mahal ketimbang botol susu biasa.
- Lebih rumit untuk Anda bersihkan.
3. Botol susu bayi dengan leher lebar
Jenis dot bayi yang satu ini biasanya berbentuk lebih lebar dan besar ketimbang botol susu pada umumnya.
Namun, jenis botol susu ini menampung jumlah susu yang sama seperti botol susu kebanyakan karena ukuran dot dengan leher lebar cenderung agak pendek.
Puting dot untuk botol susu leher lebar umumnya bukan terbuat dari lateks, melainkan dari silikon.
Berikut kelebihan dan kekurangan pakai botol susu bayi dengan leher lebar.
Kelebihan
- Botol mudah Anda bersihkan.
- Ada beberapa botol jenis ini yang memiliki desain untuk antikolik.
Kekurangan
- Botol kurang ringkas karena memakan banyak tempat.
- Ukuran botol yang lebar membuatnya agak sulit dimasukkan ke dalam alat steril maupun dibawa bepergian menggunakan tas kecil.
- Sulit untuk mensterilkan beberapa botol jenis ini sekaligus karena ukurannya yang cukup lebar.
Cara tepat memilih dot bayi
Memilih botol susu yang tepat untuk si Kecil sebenarnya gampang-gampang susah. Kadang, butuh beberapa kali percobaan sampai bayi nyaman menyusu dari dot yang Anda berikan.
Ketika si Kecil merasa tidak nyaman menyusu dari dot, biasanya ia enggan menghabiskan susu tersebut. Akan tetapi, saat Anda menawarkan menyusu dari payudara, ia justru tampak lahap dan bersemangat.
Berikut tips memilih dot yang tepat untuk bayi yang bisa Anda coba.
1. Sesuaikan jenis dot dengan usia bayi
Menyesuaikan ukuran dan puting dot dengan usia bayi ternyata membantu si Kecil agar dapat menyusu dengan nyaman.
Ini karena ada beberapa merek botol bayi dengan sistem aliran susu yang membuat bayi tidak mudah tersedak, contohnya untuk bayi baru lahir.
Selain itu, botol susu untuk bayi baru lahir ini juga dibuat dengan aliran lambat supaya ASI tidak menetes ke luar dari mulut dan menelan banyak udara saat menyusu.
Ketika usia bayi sudah semakin bertambah, ia pelan-pelan bisa menggunakan dot dengan aliran yang lebih cepat.
Umumnya, pilihan dot bayi dapat Anda sesuaikan dengan usia yakni 0—3 bulan dengan ukuran S, 3—6 bulan ukuran M, dan 6 bulan ke atas ukuran L.
Perbedaan ukuran pada beberapa kelompok usia bayi tersebut dibuat berdasarkan lubang yang ada di dalam dot untuk mengatur aliran susu.
2. Sesuaikan ukuran dot dengan kebutuhan bayi
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebenarnya tidak merekomendasikan pemberian dot selama 3—4 minggu setelah kelahiran.
Hal ini karena saat baru lahir, bayi masih dalam masa perkenalan dengan puting susu ibu serta melancarkan kemampuan menyusunya.
Jika saat baru lahir Anda sudah memberikan si Kecil botol susu, hal ini dapat menimbulkan masalah bayi saat menyusui, misalnya bingung puting.
Namun, bila nantinya Anda ingin melatih bayi minum dari dot, sebaiknya pilih ukuran dot sesuai dengan kebutuhan si Kecil.
Ada botol berukuran kecil dengan daya tampung susu yang tidak begitu banyak. Jenis botol susu yang satu ini biasanya khusus untuk bayi baru lahir.
Saat usia bayi sudah semakin bertambah, Anda bisa memberikannya botol susu dengan ukuran yang lebih besar.
Pemilihan ukuran botol susu ini sebetulnya merupakan keputusan pribadi tergantung dari kebutuhan Anda dan bayi.
3. Dot bukan pilihan utama untuk bayi
Pada dasarnya, penggunaan dot pada bayi bukan yang utama dan terbaik. Mengutip dari situs Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), penggunaan dot bisa memicu berbagai masalah pada bayi.
Dot bisa menimbulkan masalah bingung puting sampai meningkatkan risiko infeksi telinga pada si Kecil.
AIMI merekomendasikan beberapa media pengganti dot untuk memberikan susu pada si Kecil, seperti sendok, pipet, cup feeder, dan spuit (alat suntikan tanpa jarum).
Sebaiknya, kenalkan keempat media tersebut pada bayi agar ia bisa memilih mana yang lebih nyaman.
Saat memberikan susu memakai sendok atau cup feeder, biarkan bayi menyeruput sendiri dan hindari menuang ke mulutnya.
Sementara kalau memakai pipet dan spuit, semprotkan pada bagian pipi bukan tenggorokan. Ini untuk menghindari si Kecil tersedak.
Memang tidak mudah untuk memberikan susu dengan keempat media tersebut. Butuh kesabaran bagi orangtua dan keluarga.
Bila merasa lelah, tenangkan diri dan Anda bisa minta tolong keluarga lain untuk memberikan susu pada bayi.
Kapan dot bayi perlu diganti?
Dot bayi perlu diganti secara berkala untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan kesehatan bayi. Direkomendasikan untuk mengganti dot setiap 2—4 bulan, terutama jika dot tersebut digunakan secara intensif. Penggunaan yang sering dapat menyebabkan keausan dan kerusakan pada dot, sehingga menggantinya secara teratur akan membantu mencegah kerusakan yang mungkin membahayakan si Kecil.
Berapa jumlah dot yang sebaiknya Anda miliki?
Tidak ada aturan harus seberapa banyak Anda membelikan dot untuk persediaan si Kecil di rumah. Anda bisa menyesuaikan dengan rencana seberapa sering si Kecil akan menggunakan dot tersebut.
Jika Anda berencana untuk lebih sering memerah ASI atau memberikan susu formula, jumlah botol susu mungkin akan lebih banyak ketimbang saat bayi lebih sering menyusu langsung dari payudara.
Seiring berjalannya waktu, Anda bisa menyesuaikan jumlah dan jenis botol susu bayi berdasarkan kebutuhannya.
Bila perlu, Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut kepada dokter untuk menentukan jenis dot atau botol susu apa yang paling tepat untuk si Kecil.
Ini terutama jika si Kecil punya masalah kesehatan tertentu, biasanya dokter akan menyarankan jenis dot yang dapat membuat bayi lebih nyaman selama menyusu.
[embed-health-tool-vaccination-tool]