backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Memahami Transplantasi Kornea, Prosedur Penanganan Kerusakan Mata

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 12/01/2023

    Memahami Transplantasi Kornea, Prosedur Penanganan Kerusakan Mata

    Kornea mata merupakan bagian terluar mata yang transparan dan berbentuk seperti kubah. Bagian mata ini punya fungsi yang sangat penting. Sayangnya, kornea bisa mengalami masalah. Saat kornea mata terganggu, salah satu penanganan yang dapat dilakukan adalah operasi transplantasi kornea.

    Seperti apa prosedur transplantasi kornea dan siapa yang membutuhkannya? Berikut penjelasan lengkapnya.

    Apa itu transplantasi kornea?

    anatomi mata coloboma

    Transplantasi kornea adalah operasi untuk menghilangkan semua bagian kornea mata yang rusak, kemudian menggantinya dengan jaringan kornea sehat dari mata pendonor yang sesuai.

    Kornea merupakan bagian mata yang berperan melindungi mata dari debu, kotoran, serta sinar UV yang dapat merusak mata.

    Kornea juga membantu lensa mengatur cahaya yang masuk ke mata sehingga mata dapat melihat dengan lebih jelas.

    Ketika kornea mengalami masalah, salah satu prosedur yang dapat membantu memulihkannya adalah dengan transplantasi kornea.

    Mengutip dari Mayo Clinic, prosedur ini dapat memulihkan penglihatan, mengurangi rasa sakit, dan memperbaiki penampilan kornea yang rusak atau sakit.

    Siapa saja yang harus menjalani transplantasi kornea?

    Transplantasi kornea bertujuan untuk mengatasi gangguan atau kerusakan pada kornea mata.

    Operasi ini dapat memperbaiki penglihatan atau meredakan nyeri dan gejala lain yang dialami.

    Namun, transplantasi kornea biasanya dilakukan sebagai pilihan pengobatan terakhir saat tidak ada lagi metode pengobatan lain.

    Umumnya, transplantasi kornea dilakukan sebagai pengobatan untuk kondisi berikut.

    • Kornea yang menonjol keluar (keratoconus).
    • Penyakit keturunan ketika sel endothelial pada kornea mati secara perlahan dan menyebabkan penumpukan cairan di mata (distrofi fuchs).
    • Penipisan kornea.
    • Kornea tergores, disebabkan infeksi atau cedera (keratitis).
    • Kornea buram.
    • Lapisan kornea bengkak.
    • Ada borok pada kornea, misalnya disebabkan oleh infeksi.
    • Komplikasi karena operasi mata sebelumnya.

    Apa persiapan sebelum melakukan operasi ini?

    Sebelum operasi transplantasi kornea, Anda perlu menjalani pemeriksaan mata.

    Dokter akan mengecek apakah ada kondisi yang mungkin menyebabkan komplikasi setelah operasi.

    Berikut beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum mulai operasi transplantasi kornea.

    1. Pengukuran mata

    Dokter akan memeriksa berapa ukuran donor kornea mata yang Anda perlukan

    2. Pemeriksaan obat yang digunakan

    Informasikan seluruh obat yang sedang Anda gunakan.

    Anda mungkin perlu berhenti menggunakan obat atau suplemen tertentu sebelum atau sesudah menjalani prosedur ini

    3. Pengobatan untuk masalah mata lainnya

    Sebelum menjalani operasi, Anda mungkin memerlukan pengobatan untuk masalah mata lain yang tidak berhubungan, seperti infeksi atau peradangan.

    Hal ini karena masalah tersebut dapat mengurangi kesuksesan prosedur ini. Dokter mata Anda akan berusaha mengatasi masalahnya sebelum operasi

    Bagaimana proses selama operasi transplantasi kornea?

    transplantasi kornea

    Sebelum menjalani operasi, Anda akan dibius terlebih dulu.

    Obat bius yang diberikan akan bergantung pada kebutuhan yang sesuai dengan  dokter Anda. Operasi biasanya memakan waktu 1-2 jam.

    Dokter bedah melepas bagian kornea yang mengalami gangguan, kemudian menggantinya dengan bagian kornea dari pendonor.

    Dokter dapat mengganti semua kornea Anda, lapisan luarnya saja, atau hanya lapisan dalamnya.

    Dokter akan menggunakan jahitan kecil untuk menahan kornea atau bagian kornea yang baru pada tempatnya.

    Apa yang perlu dilakukan setelah operasi?

    Bergantung pada jenis operasi transaplantasi kornea yang dijalani, Anda mungkin harus memulihkan diri dahulu di rumah sakit atau bisa juga langsung diizinkan pulang ke rumah di hari yang sama.

    Dokter akan memberikan Anda tetes mata dan terkadang obat untuk membantu meredakan infeksi, bengkak, dan nyeri yang mungkin dialami setelah operasi.

    Obat tetes mata dapat membantu mencegah terjadinya penolakan kornea.

    Anda sebaiknya tidak berenang atau mengangkat barang berat sampai Anda diperiksa kembali oleh dokter bedah.

    Sebelum berolahraga, mintalah nasihat dari dokter guna memastikan olahraga ini aman untuk kondisi Anda.

    Perawatan setelah operasi perlu terus dilakukan hingga mata pulih kembali.

    Proses penyembuhan mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun sampai mata benar-benar membaik.

    Jika diperlukan, Anda mungkin akan menjalani operasi lain untuk mengganti bentuk kornea.

    Ini dilakukan untuk mengatasi gangguan penglihatan yang mungkin timbul setelah operasi

    Itu sebabnya, dokter akan meminta Anda kembali ke klinik secara rutin agar bisa memeriksa apakah transplantasi pulih dengan baik dan mengecek tanda-tanda penolakan.

    Adakah risiko komplikasi dari prosedur ini?

    Tanda harus ganti kacamata

    Transplantasi kornea secara keseluruhan adalah prosedur yang aman.

    Namun, operasi ini juga memiliki risiko kecil terjadinya komplikasi serius, seperti berikut.

    • Infeksi mata.
    • Peningkatan risiko kabut dalam lensa mata (katarak).
    • Peningkatan tekanan di dalam bola mata (glaukoma).
    • Mata silinder (astigmatisme).
    • Peradangan di bagian uvea atau lapisan di tengah mata (uveitis).
    • Masalah dengan jahitan yang digunakan untuk menempelkan kornea pendonor.
    • Gangguan retina, seperti retina terlepas dari mata atau pembengkakan retina.
    • Perdarahan.
    • Penolakan terhadap kornea pendonor.

    Pada beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh bisa salah menyerang kornea yang didonorkan.

    Kondisi ini disebut penolakan dan mungkin memerlukan pengobatan medis atau transplantasi kornea lainnya.

    Penolakan bisa terjadi pada sekitar 1 dari 5 orang yang menjalani pencangkokan seluruh kornea, tetapi hanya 5% dari orang yang menjalani operasi transplantasi sebagian kornea .

    Buat janji dengan dokter mata Anda jika Anda menyadari tanda-tanda atau gejala penolakan kornea pada mata Anda, seperti:

    • kehilangan penglihatan,
    • rasa sakit,
    • kemerahan, dan
    • sensitif terhadap cahaya.

    Sebagian besar orang yang menerima transplantasi kornea akan memiliki penglihatan yang pulih setidaknya separuhnya.

    Hasil transplantasi kornea tergantung pada alasan operasi dan kondisi kesehatan Anda.

    Risiko komplikasi dan penolakan kornea (tidak cocok) dapat terjadi beberapa tahun setelah operasi transplantasi kornea dilakukan.

    Oleh karena itu, pastikan check up ke dokter mata setiap tahun. Penolakan kornea biasanya bisa diatasi dengan penggunaan obat-obatan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 12/01/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan