Pernahkah Anda melihat seseorang yang tidur dengan mata terbuka atau melek? Mungkin terlihat aneh, tapi memang ada kondisi kelainan pada mata yang menyebabkan mata terbuka ketika tertidur. Amankah bila hal ini terjadi? Ketahui selengkapnya di sini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Pernahkah Anda melihat seseorang yang tidur dengan mata terbuka atau melek? Mungkin terlihat aneh, tapi memang ada kondisi kelainan pada mata yang menyebabkan mata terbuka ketika tertidur. Amankah bila hal ini terjadi? Ketahui selengkapnya di sini.
Jawaban singkatnya, tergantung gejala yang Anda alami setelah bangun tidur.
Ketika Anda tertidur, Anda mungkin tidak akan tahu apakah mata Anda tertutup atau terbuka.
Bila saat bangun mata terasa gatal, kering, dan lelah, kemungkinan besar Anda tertidur dengan mata terbuka atau tertutup sebagian. Hal ini sesekali bisa terjadi pada orang yang sehat.
Namun, bila gejala terus muncul setelah bangun tidur, mungkin Anda memiliki gangguan mata bernama nocturnal lagophthalmos atau kelelahan nokturnal.
Kondisi ini cukup jarang terjadi. Diperkirakan hanya sekitar 5% orang dewasa yang tertidur dengan mata terbuka.
Setiap orang yang mengalami tidur dengan mata melek umumnya tidak akan menyadari hal ini hingga timbul gejala yang mungkin menandakan kondisi ini.
Selain mata kering dan gatal, ada gejala lain yang bisa terjadi bila Anda mengalami kelelahan nokturnal, seperti berikut ini.
Nocturnal lagophthalmos terjadi akibat kelumpuhan wajah, yaitu pada bagian otot orbicularis di kelopak mata. Kondisi ini bisa bersifat sementara atau permanen.
Penyebabnya bisa berupa:
Pada beberapa kasus, lagophthalmos nokturnal juga bisa terjadi setelah menjalani operasi kelopak mata (blepharoplasty).
Ini merupakan prosedur yang dilakukan untuk menghilangkan kulit berlebih pada kelopak mata bagian atas ketika terjadi penuaan.
Pembedahan ini memang bisa membuat wajah lebih muda, tapi juga memiliki risiko lagophthalmos, terutama jika kulit kelopak mata yang dipotong terlalu banyak.
Selain itu, ada juga beberapa penyakit yang dapat menyebabkan tidur dengan mata terbuka.
Penyakit tersebut seperti penyakit Lyme, cacar air, penyakit gondok, polio, kusta, difteri, sindrom Guillain-Barré, sindrom moebius, dan penyakit neuromuskular.
Kelainan mata seperti exophthalmos (mata menonjol) akibat penyakit Graves juga bisa membuat seseorang sulit untuk menutup kelopak mata.
Pada kasus yang lebih jarang, bulu mata bagian atas dan bawah yang terlalu tebal juga bisa menyebabkan mata sulit menutup secara sempurna.
Namun terkadang, tidur dengan mata terbuka juga bisa menjadi kondisi keturunan di dalam keluarga.
Kelopak mata memberi penghalang dan memberikan akses air mata untuk membasahi permukaan mata.
Pada air mata, terdapat antibiotik alami yang membantu membunuh virus dan bakteri yang mungkin masuk ke dalam mata.
Selain itu, air mata juga membantu menjaga lingkungan di sekitar mata tetap lembap agar sel-sel mata berfungsi dengan baik.
Bila kelopak mata tidak tertutup saat tidur, maka lapisan pelindung mata akan rusak. Akibatnya, mata jadi terpapar udara di sekitarnya secara langsung.
Hal ini dapat menyebabkan mata kering dan merah pada pagi harinya.
Dilansir dari Frontiers in Neurology, jika terus terjadi setiap Anda tidur, kemungkinan besar mata akan mengalami iritasi dan meradang hingga dapat membahayakan penglihatan Anda.
Bahaya yang bisa terjadi pada penglihatan seperti kerusakan pada kornea atau konjungtiva.
Mata perih dan merah saat bangun belum tentu gejala nocturnal lagophthalmos. Ditambah, Anda sendiri juga tidak bisa mengetahui apakah Anda tertidur dengan mata terbuka atau tidak.
Oleh karena itu, Anda harus memeriksakan diri ke dokter mata dan menjalani beberapa pemeriksaan untuk memastikan kondisi Anda dan mendapat pengobatan yang tepat.
Dokter mata biasanya bisa mengenali kondisi mata dari produksi air mata. Berikut beberapa tes yang bisa dilakukan untuk memeriksa air mata.
Sebenarnya, tidur dengan mata terbuka tidak selalu berakibat serius dan bisa diobati. Berikut beberapa pengobatan yang mungkin disarankan oleh dokter.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar