backup og meta

Fotokeratitis (Ultraviolet Keratitis)

Fotokeratitis (Ultraviolet Keratitis)

Apa itu fotokeratitis?

Fotokeratitis atau photokeratitis adalah kerusakan kornea mata yang terbakar akibat paparan berlebih dari radiasi sinar UV, baik dari sinar matahari atau sumber cahaya lainnya (seperti flash kamera atau peralatan las listrik).

Nama lain dari fotokeratitis adalah ultraviolet keratitis. Seperti yang mungkin sudah Anda tahu, kornea adalah selaput transparan di lapisan terluar mata.

Jika kornea mata terbakar, hal tersebut dapat menyebabkan rasa sakit, perubahan penglihatan, bahkan hingga kebutaan permanen.

Hal inilah yang juga bisa memicu terjadinya fotokeratitis.

Gejala fotokeratitis atau photokeratitis biasanya berlangsung selama beberapa jam hingga hari.

Namun, pemakaian kacamata hitam dapat membantu mencegah kornea mata terkena kondisi ini.

Apa saja gejala fotokeratitis?

Apabila Anda mengalami fotokeratitis atau photokeratitis, tanda-tanda dan gejala yang mungkin Anda alami meliputi:

Tanda-tanda dan gejala fotokeratitis di atas biasanya akan bertahan selama 6-24 jam. Setelah itu, gejala akan menghilang dalam waktu 48 jam.

Semakin lama mata Anda terpapar sinar UV, maka semakin parah juga gejala photokeratitis yang akan timbul.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Pada kasus yang jarang terjadi, Anda mungkin dapat mengalami kehilangan penglihatan sementara.

Selain itu, ada kemungkinan pula photokeratitis menyebabkan penglihatan Anda mengalami perubahan warna.

Apabila gejala-gejala tersebut mulai muncul, atau gejala-gejala yang telah disebutkan sebelumnya bertahan lebih dari 2 hari, segera periksakan diri ke dokter.

Tubuh masing-masing orang mungkin akan mengalami gejala yang berbeda.

Oleh karena itu, selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda agar mendapatkan pengobatan yang sesuai.

Apa penyebab fotokeratitis?

Fotokeratitis atau photokeratitis adalah kondisi yang disebabkan oleh radiasi UV berlebihan.

Paparan sinar UV inilah yang dapat membakar kornea.

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, sinar UV-A dan UV-B dari matahari telah diketahui dapat memengaruhi kondisi mata, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Selain dari menatap matahari langsung, sumber radiasi UV lain juga dapat menyebabkan fotokeratitis, seperti:

  • lampu di mesin tanning,
  • pantulan sinar matahari dari salju atau permukaan air,
  • flash kamera,
  • petir di jarak dekat,
  • lampu halogen,
  • peralatan las listrik, dan
  • menatap gerhana matahari dengan mata telanjang.

Apa saja faktor risiko fotokeratitis?

Setiap orang bisa saja terkena photokeratitis.

Namun, risiko seseorang untuk mengalami masalah mata ini akan semakin tinggi dengan adanya faktor-faktor berikut.

  • Menghabiskan waktu terlalu lama di bawah sinar matahari.
  • Melakukan aktivitas luar ruangan seperti panjat tebing, hiking, berenang, atau trekking.
  • Menggunakan lampu, mesin tanning, atau bekerja di tempat dengan paparan radiasi UV.
  • Tinggal di dataran tinggi atau negara di garis khatulistiwa dengan paparan radiasi UV yang lebih tinggi.

Bagaimana cara mendiagnosis photokeratitis?

Saat mendiagnosis photokeratitis, dokter akan terlebih dulu melakukan tes pemeriksaan dasar untuk mengamati mata Anda.

Setelah itu, dokter juga akan bertanya seputar riwayat kesehatan Anda serta paparan radiasi UV seperti apa yang baru-baru ini Anda alami.

Pemeriksaan mata dilakukan dengan mengecek kelopak mata, pupil, dan penglihatan Anda secara keseluruhan.

Agar mendapatkan hasil diagnosis yang lebih akurat, dokter akan melihat mata Anda secara lebih detail menggunakan lampu slit.

Jika dokter menemukan adanya kerusakan kornea yang disebabkan oleh paparan radiasi UV, barulah diagnosis photokeratitis bisa ditetapkan.

Bagaimana cara mengobati photokeratitis?

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Umumnya, fotokeratitis dapat menghilang dengan sendirinya. Pengobatan hanya berfokus untuk meredakan nyeri di mata serta mencegah infeksi lebih lanjut.

Bila perlu, dokter mungkin akan meresepkan obat tetes mata yang mengandung antibiotik.

Selanjutnya, Anda akan diminta untuk menjalani pemeriksaan lanjutan dalam 24-48 jam setelahnya untuk memastikan kondisi kornea memulih.

Hindari mengucek mata selama terkena gangguan mata apa pun, termasuk fotokeratitis atau photokeratitis.

Anda juga tidak dianjurkan memakai lensa kontak untuk sementara.

Bisakah melakukan perawatan di rumah terkait fotokeratitis?

Perubahan gaya hidup berikut bisa membantu Anda mengatasi fotokeratitis di rumah.

  • Lepas lensa kontak (jika memakainya) ketika merasakan nyeri atau sakit mata.
  • Pakai kacamata hitam jika Anda sensitif terhadap cahaya. Pastikan memiliki jaminan pelindung 100% dari UV-A dan UV-B.
  • Gunakan pelumas mata atau obat tetes air mata buatan untuk melembapkan mata.
  • Gunakan masker pelindung mata ketika mengoperasikan peralatan las listrik.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Photokeratitis – Cleveland Clinic. (2020). Retrieved April 22, 2021, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15763-photokeratitis 

Porter, D. (2020). What is Photokeratitis — Including Snow Blindness? – American Academy of Ophthalmology. Retrieved April 22, 2021, from https://www.aao.org/eye-health/diseases/photokeratitis-snow-blindness 

Photokeratitis (Ultraviolet [UV] burn, Arc eye, Snow Blindness) – The College of Optometrists. (2019). Retrieved April 22, 2021, from https://www.college-optometrists.org/guidance/clinical-management-guidelines/photokeratitis-.html 

Peterson, J., Cheng, J., Greiner, M. (2020). Ultraviolet Keratitis – University of Iowa Health Care. (2020). Retrieved April 22, 2021, from https://eyerounds.org/cases/306-ultraviolet-keratitis.htm 

Willmann G. (2015). Ultraviolet Keratitis: From the Pathophysiological Basis to Prevention and Clinical Management. High altitude medicine & biology, 16(4), 277–282. https://doi.org/10.1089/ham.2015.0109

Versi Terbaru

04/05/2022

Ditulis oleh Ajeng Quamila

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

12 Kondisi yang Memerlukan Obat Tetes Mata

6 Gangguan Mata Ini Ternyata Dapat Menyebabkan Fotofobia


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 04/05/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan