Pada sebagian kasus, penglihatan yang kurang tajam memerlukan prosedur photorefractive keratectomy oleh dokter spesialis mata. Prosedur ini menggunakan laser dan mirip dengan lasik, tetapi memiliki metode yang berbeda. Berikut penjelasan lengkap seputar prosedur photorefractive keratectomy.
Apa itu photorefractive keratectomy?
Mengutip dari American Academy of Ophthalmology (AAO), photorefractive keratectomy (PRK) adalah operasi menggunakan laser untuk mengatasi kelainan refraksi mata.
Saat mengalami refraksi mata, Anda tidak bisa membiaskan (membengkokkan) cahaya dengan benar sehingga penglihatan tidak jelas.
Lewat prosedur PRK, dokter mata akan memakai laser untuk mengubah bentuk kornea. Cara ini meningkatkan fokus sinar cahaya pada retina.
Prosedur ini bertujuan untuk mengobati rabun jauh (miopi), rabun dekat (hyperopia), dan silinder (astigmatisme).
PRK memungkinkan Anda untuk tidak perlu lagi memakai kacamata atau lensa kontak, setidaknya pada beberapa aktivitas seperti membaca atau menyetir malam hari.
Photorefractive keratectomy termasuk teknologi sebelum laser in situ keratomileusis (LASIK). Saat ini, LASIK menjadi operasi yang paling umum karena pemulihannya tidak lama.
Namun, ada situasi tertentu yang membuat seseorang tidak bisa melakukan LASIK dan perlu melakukan PRK.
Kondisi yang memerlukan prosedur photorefractive keratectomy
Mengutip dari Cleveland Clinic, metode PRK untuk mengobati kelainan refraksi mata menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea.
Beberapa masalah mata yang memerlukan prosedur PRK yaitu:
- miopi (rabun jauh),
- hipermetropi (rabun dekat),
- astigmatisme (silinder).
Bila memiliki kondisi di atas dan mata kering atau kornea tipis serta ingin menjalani operasi refraktif (memperbaiki masalah penglihatan), Anda bisa melakukan PRK.
Pasalnya, seseorang dengan kondisi mata kering dan kornea tipis tidak disarankan menjalani operasi refraktif jenis LASIK.
Mengutip dari American Academy of Ophthalmology (AAO), PRK juga menjadi pilihan tepat untuk Anda yang menjalani pekerjaan sangat aktif.
Pasalnya, PRK tidak melibatkan pemotongan lipatan pada kornea, seperti LASIK.
Bila Anda sangat aktif, kegiatan tertentu bisa tidak sengaja melepaskan flap (lapisan) kornea sehingga menimbulkan masalah.
Beberapa orang yang memakai lensa kontak tertentu yang masuk ke dalam mata selama operasi katarak, mungkin memilih PRK untuk menyempurnakan penglihatan.
Untuk menjalani prosedur photorefractive keratectomy (PRK), ada serangkaian persyaratan yang perlu Anda penuhi, yakni sebagai berikut.
- Berusia 18 tahun ke atas (idealnya 21 tahun ketika penglihatan berhenti berubah).
- Kerusakan mata tidak berubah dalam satu tahun terakhir (minus tidak bertambah atau berkurang).
- Kondisi kornea sehat dan kesehatan mata lain juga harus baik.
Kondisi yang membuat seseorang tidak bisa melakukan PRK
Meski tergolong aman, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang tidak bisa melakukan photorefractive keratectomy, yaitu:
- perubahan terhadap kondisi mata (minus bertambah atau plus berkurang),
- memiliki penyakit kulit yang memengaruhi penyembuhan luka,
- mengalami abrasi kornea,
- glaukoma lanjut,
- memiliki katarak,
- diabetes tidak terkontrol,
- sedang hamil atau menyusui,
- ada riwayat infeksi mata tertentu.
Dokter mata akan bicara dengan Anda tentang kondisi lain yang sebaiknya tidak menjalani PRK.
Nantinya, dokter akan menyesuaikan metode sesuai dengan kondisi Anda.
Persiapan sebelum melakukan photorefractive keratectomy
Untuk menentukan Anda bisa menjalani PRK atau tidak, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, berikut penjelasannya.
1. Memeriksa kesehatan mata
Maksud dari pemeriksaan mata secara keseluruhan ini adalah untuk memastikan bahwa kondisi mata tidak berubah.
Cara ini juga untuk melihat seberapa besar masalah refraksi mata dan menentukan PRK bisa menjadi cara pengobatan terbaik atau tidak.
2. Pemeriksaan masalah mata lain
Dokter akan memeriksa dan memastikan bahwa Anda tidak memiliki masalah mata lain, misalnya glaukoma dan katarak.
Pasalnya, masalah kesehatan mata lain bisa memengaruhi operasi bahkan memperburuk masalah lain.
3. Mengukur permukaan kornea dan pupil
Sebelum melakukan photorefractive keratectomy, dokter melakukan pengukuran permukaan kornea.
Pengukuran ini meliputi memeriksa ketebalan kornea dan mengukur permukaan kornea untuk program laser berbasis komputer selama operasi.
Selain kornea, pupil mata Anda juga akan dokter ukur untuk melihat kondisi mata sehat atau tidak.
Bagaimana prosedur photorefractive keratectomy?
Biasanya, prosedur PRK bisa dengan rawat jalan hanya memakan waktu 15 menit, sehingga tidak perlu menginap.
Berikut alur prosedur photorefractive keratectomy.
- Pembiusan mata memakai obat tetes mata.
- Dokter bedah mata akan menempatkan penahan kelopak mata agar tidak berkedip.
- Dokter melepaskan lapisan luar sel pada kornea (epitel). Untuk melakukan ini, dokter menggunakan sikat khusus, pisau, laser, dan larutan alkohol.
- Petugas medis akan meminta Anda untuk menatap cahaya agar mata tidak bergerak, kemudian dokter membentuk kembali kornea menggunakan laser.
Laser adalah alat khusus yang sudah melalui serangkaian pemrograman dan dokter sesuaikan untuk mata Anda.
Saat dokter mata memakai laser, Anda akan mendengar bunyi ‘klik’.
Perawatan setelah photorefractive keratectomy
Setelah operasi, dokter mata akan menempatkan lensa kontak sebagai perban untuk membantu penyembuhan.
Pastikan ada yang mendampingi Anda, agar ada yang mengantar setelah operasi karena kondisi belum pulih benar.
Berikut perawatan yang dokter sarankan setelah melakukan PRK.
1. Banyak istirahat
Dokter akan menyarankan Anda untuk mengambil cuti beberapa hari dari pekerjaan dan aktivitas berat sehari-hari.
Selain itu, dokter juga akan menyarankan Anda untuk menghindari aktivitas fisik berat selama satu minggu setelah operasi.
Aktivitas fisik yang berat, seperti berolahraga, bisa memperlambat proses penyembuhan.
2. Pemberian obat nyeri
Selama 2-3 hari setelah melakukan photorefractive keratectomy, kemungkinan Anda akan mengalami sakit mata.
Dokter akan meresepkan obat pereda nyeri untuk mengendalikan rasa sakit. Terkadang, orang membutuhkan obat pereda nyeri bentuk tetes mata.
Pastikan untuk konsultasi dengan dokter bila rasa nyeri tidak hilang setelah menggunakan obat pereda rasa sakit.
3. Pakai kacamata hitam
Setelah menjalani prosedur PRK, kemungkinan Anda perlu memakai kacamata hitam saat pergi ke luar rumah.
Hal ini karena paparan sinar matahari bisa menyebabkan jaringan parut kornea setelah operasi, sehingga bisa menimbulkan masalah penglihatan.
Penglihatan Anda akan kabur atau tidak jelas setelah melakukan photorefractive keratectomy, tetapi akan membaik secara bertahap.