backup og meta

Apakah Setiap Lansia Harus Menjalani Rehabilitasi Medik?

Apakah Setiap Lansia Harus Menjalani Rehabilitasi Medik?

Seiring bertambahnya usia, setiap orang akan menghadapi perubahan kondisi fisik dan emosional yang berdampak terhadap kehidupannya. Penurunan fungsi tubuh, penyakit yang tidak kunjung sembuh, hingga gangguan mental akibat perubahan yang begitu cepat hanyalah segelintir contohnya. Di sinilah peran rehabilitasi medik bagi lansia dibutuhkan.

Rehabilitasi medik bermanfaat agar lansia mampu hidup mandiri tanpa harus selalu bergantung pada orang lain. Dengan cara ini, para lansia dapat menikmati masa senjanya dengan kehidupan yang berkualitas.

Jika manfaatnya sedemikian besar, lantas apakah orang lanjut usia yang tidak sakit juga perlu menjalani rehabilitasi medik?

Tujuan rehabilitasi medik untuk lansia

pengobatan kanker untuk lansia
Sumber: Aging in Places

Melansir American Academy of Physical Medicine and Rehabilitation, rehabilitasi medik secara umum adalah proses mengembalikan kemampuan, fungsi, serta kualitas hidup seseorang yang mengalami gangguan atau keterbatasan fisik.

Tujuan rehabilitasi medik bukanlah untuk menyembuhkan, melainkan untuk memulihkan peran pasien sebagai manusia yang utuh dengan cara mengatasi gangguan kesehatan yang ia alami. Dengan begitu, ia dapat kembali menjalani hidupnya secara normal.

Prinsip yang sama berlaku pada rehabilitasi medik untuk lansia. Lansia amat rentan mengalami gangguan kesehatan, sebut saja masalah pendengaran, kurang gizi, hingga depresi. Lansia juga rentan cedera karena mereka mudah lupa dan terjatuh.

Rehabilitasi medik bertujuan untuk menangani masalah tersebut. Sebagai contoh, jika pasien lansia mengalami gangguan keseimbangan dan cara berjalan, tujuan rehabilitasi adalah melatih koordinasi tubuh pasien sehingga ia bisa berjalan atau berpindah posisi dengan risiko jatuh yang lebih kecil.

Sementara pada lansia yang memiliki gangguan pendengaran, tujuan rehabilitasinya tentu berbeda. Rehabilitasi bertujuan untuk memulihkan atau setidaknya mencegah gangguan pendengaran bertambah parah agar pasien bisa beraktivitas dengan aman dan nyaman.

Apa yang dilakukan lansia di fasilitas rehabilitasi medik?

vaksin influenza untuk lansia

Fasilitas rehabilitasi menyediakan layanan perawatan dan/atau pemulihan bagi lansia yang sakit, mengalami cedera, ataupun memiliki kecacatan. Pasien fasilitas rehabilitasi biasanya merupakan lansia yang mendapatkan rujukan dari rumah sakit.

Ada beragam petugas yang menangani pasien lansia di pusat rehabilitasi, antara lain perawat, terapis fisik, ahli pendengaran, serta tenaga medis lainnya sesuai kebutuhan. Mereka dipimpin oleh seorang dokter yang berkedudukan sebagai direktur medis.

Pasien di pusat rehabilitasi menjalani perawatan sesuai riwayat medisnya. Beberapa kondisi mungkin membutuhkan penanganan medis seperti pemberian antibiotik, suntik, dan lain-lain. Perawatan bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang, tergantung kondisi pasien.

Meski bervariasi, seluruh rangkaian rehabilitasi medik pada lansia tentunya tidak dapat dilakukan secara cepat. Proses ini membutuhkan waktu, dan umumnya dilaksanakan dalam tiga langkah sebagai berikut:

  1. Menangani gangguan kesehatan utama (misalnya masalah pendengaran atau demensia) dan menjaga kondisi pasien tetap stabil.
  2. Mencegah komplikasi lanjut seperti kurang gizi, depresi, penurunan kemampuan berpikir, dan sebagainya.
  3. Mengembalikan fungsi dan kemampuan yang sempat hilang akibat keterbatasan fisik.

Selama rehabilitasi medik berjalan, terapis pun bertanggung jawab melakukan sejumlah upaya pencegahan. Upaya pencegahan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Pencegahan primer

Terapis bertanggung jawab melakukan pencegahan primer, yakni menjaga lansia sehat agar tidak sakit ataupun mengalami impairment. Impairment adalah penurunan struktur atau fungsi tubuh yang membuat pasien kesulitan menjalani kegiatan sehari-hari.

2. Pencegahan sekunder

Pada pencegahan sekunder, lansia yang sakit atau sudah mengalami impairment perlu menjalani perawatan agar tidak mengalami disabilitas. Jika pasien mengalami disabilitas, ia akan kesulitan melakukan kegiatan yang seharusnya mudah bagi lansia sekalipun.

3. Pencegahan tersier

Apabila pasien sudah sakit, mengalami impairment, apalagi memiliki disabilitas, terapis perlu melakukan upaya pencegahan tersier. Upaya ini bertujuan supaya lansia yang mengalami disabilitas tidak sampai menderita kecacatan.

Apakah setiap lansia perlu menjalani rehabilitasi medik?

Rehabilitasi secara umum ditujukan pada orang-orang yang pernah mengalami cedera atau sakit sehingga fungsi tubuhnya terganggu. Akan tetapi, bagi mereka yang berusia lanjut, rehabilitasi medik memiliki manfaat yang lebih besar lagi.

Rehabilitasi medik tidak hanya ditujukan bagi lansia yang sakit, tapi juga lansia sehat yang perlu memantau kesehatannya. Cepat atau lambat, mereka akan membutuhkan rehabilitasi untuk mengurangi risiko impairment, disabilitas, dan kecacatan.

Pemeriksaan selama rehabilitasi juga berguna untuk mendeteksi masalah kesehatan, penyakit, serta penurunan fungsi fisik maupun psikologis. Pastikan lansia yang tinggal bersama Anda memperoleh akses rehabilitasi medik agar mereka dapat menikmati masa senja yang lebih berkualitas.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

About Physical Medicine & Rehabilitation. (2020). Retrieved 31 March 2020, from https://www.aapmr.org/about-physiatry/about-physical-medicine-rehabilitation

Geriatric Rehabilitation: Overview, Auditory and Visual Impairments, Falls. (2020). Retrieved 31 March 2020, from https://emedicine.medscape.com/article/318521-overview#a2 

Medical Rehabilitation for Seniors. (2020). Retrieved 31 March 2020, from https://www.health.gov.il/English/Topics/SeniorHealth/Pages/MedicalReabilitation.aspx

Proses Rehabilitasi Medis Pada Lansia. (2020). Retrieved 31 March 2020, from https://www.geriatri.id/artikel/207/proses-rehabilitasi-medis-pada-lansia

Versi Terbaru

18/12/2020

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Lansia yang Susah Makan, Bolehkah Hanya Minum Susu?

Gangguan Mental pada Lansia


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 18/12/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan