backup og meta

Apa Saja Efek Penuaan Terhadap Sistem Saraf Lansia?

Proses penuaan yang pada lanjut usia (lansia), akan berpengaruh pada bentuk dan fungsi tubuh, termasuk sistem saraf. Namun, menua tidak berarti sama dengan sakit.  Untuk itu, ketahui apa saja yang akan terjadi pada tubuh ketika mengalami penuaan agar bisa mengoptimalkan kesehatan. Jadi, apa saja efek penuaan terhadap sistem saraf dan bagaimana cara meminimalkan efeknya? Mari simak paparan berikut ini.

Perubahan sistem saraf pada lansia

Perubahan sistem saraf pada lansia merupakan bagian alami dari proses penuaan. Namun, dampaknya bisa bervariasi pada setiap individu. 

Biasanya, dampak ini dapat bergantung pada berbagai faktor, seperti gaya hidup, riwayat kesehatan, dan faktor genetik.

Namun, salah satu perubahan tubuh lansia yang paling mencolok biasanya akan terjadi di otak.

1. Penurunan volume otak

Saat usia bertambah, otak mengalami penyusutan atau penurunan volume, terutama di area-area tertentu seperti lobus frontal dan hippocampus, yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dan daya ingat.

Hal ini bisa menjelaskan mengapa banyak lansia mulai mengalami penurunan kognitif atau mudah lupa.

2. Penurunan kecepatan hantaran saraf

Selain perubahan di otak, kecepatan sinyal yang dikirimkan oleh sistem saraf untuk lansia cenderung melambat. 

Hal ini dapat menyebabkan reaksi tubuh menjadi lebih lambat dan membuat lansia lebih rentan terhadap kecelakaan, seperti terjatuh.

3. Berkurangnya jumlah neuron

Jumlah neuron atau sel saraf secara alami menurun seiring usia. Meski otak memiliki kapasitas adaptasi atau plastisitas, hilangnya neuron tetap berdampak pada kemampuan berpikir, mengingat, dan belajar hal baru.

4. Gangguan pada sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom, yang mengatur fungsi tubuh tak sadar seperti denyut jantung dan tekanan darah, juga ikut mengalami perubahan. 

Ini bisa menjelaskan mengapa beberapa lansia mengalami tekanan darah tidak stabil atau gangguan pada pencernaan.

5. Penurunan sensitivitas saraf

Saraf sensorik yang bertugas menghantarkan sinyal rasa sakit, panas, dan sentuhan juga mengalami penurunan fungsi. Akibatnya, lansia mungkin tidak cepat merasakan cedera atau luka kecil pada tubuhnya.

Gangguan yang sering terjadi pada sistem saraf lansia

komunikasi pada lansia

Selain perubahan normal, sistem saraf lansia juga rentan terhadap berbagai gangguan, baik yang bersifat degeneratif maupun akibat penyakit tertentu. Beberapa gangguan saraf pada lansia yang umum antara lain sebagai berikut. 

1. Penyakit Alzheimer dan demensia

Gangguan ini memengaruhi fungsi kognitif secara progresif, termasuk memori, bahasa, dan kemampuan berpikir. 

Namun, perlu dipahami bahwa demensia bukan bagian normal dari penuaan, tapi risikonya meningkat seiring bertambahnya usia.

2. Stroke

Stroke terjadi saat suplai darah ke otak terganggu, menyebabkan kerusakan sel otak. 

Gejalanya bisa berupa kelemahan pada satu sisi tubuh, gangguan bicara, dan kehilangan keseimbangan.

3. Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson adalah penyakit degeneratif yang memengaruhi gerakan tubuh. Gejalanya meliputi gemetar (tremor), kekakuan otot, dan kesulitan berjalan. 

Penyakit ini sangat berpengaruh pada kemampuan lansia untuk beraktivitas secara mandiri.

4. Neuropati perifer

Kondisi ini terjadi ketika saraf perifer, yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang dengan tubuh mengalami kerusakan.

Lansia dengan neuropati bisa merasakan kesemutan, mati rasa, atau nyeri, terutama di tangan dan kaki.

5. Multiple system atrophy

Multiple system atrophy adalah kondisi neurologis langka namun serius yang menyerang berbagai bagian sistem saraf otonom. 

Gejalanya bisa mencakup tekanan darah rendah, kesulitan bergerak, dan gangguan koordinasi.

6. Gangguan tidur

Sistem saraf lansia juga memengaruhi pola tidur. Banyak lansia mengalami insomnia, sering terbangun di malam hari, atau merasa tidak segar setelah tidur.

Cara membantu lansia dengan gangguan saraf

latihan keseimbangan lansia

Mendampingi lansia yang mengalami gangguan saraf memerlukan kesabaran, pengetahuan, dan strategi yang tepat. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. Konsultasi rutin ke dokter

Langkah utama dalam merawat lansia dengan gangguan saraf adalah dengan cara berkonsultasi dengan dokter secara rutin. 

Sebaiknya jangan menunggu gejala parah untuk membawa lansia ke dokter. Pemeriksaan neurologis rutin bisa membantu mendeteksi gangguan sejak dini dan mencegah komplikasi.

2. Memberikan stimulasi kognitif

Aktivitas seperti membaca, bermain puzzle, mendengarkan musik, atau berdiskusi ringan bisa merangsang fungsi otak dan memperlambat penurunan kognitif. Ini sangat bermanfaat untuk saraf pada lansia yang mulai melemah.

3. Latihan fisik yang disesuaikan

Senam ringan, jalan kaki, atau yoga bisa membantu menjaga koordinasi, kekuatan otot, dan keseimbangan.

Berbagai jenis olahraga ringan untuk lansia ini juga dapat memperbaiki aliran darah ke otak dan memperkuat sistem saraf lansia.

4. Jaga asupan gizi

Nutrisi berperan penting dalam menjaga kesehatan saraf. Makanan kaya omega-3, vitamin B12, dan antioksidan sangat dianjurkan. 

Batasi konsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh yang dapat memperburuk fungsi otak.

5. Perhatikan lingkungan

Lingkungan tempat tinggal lansia harus aman dan bebas dari risiko jatuh. Pencahayaan yang baik, lantai anti-selip, dan pegangan di kamar mandi sangat membantu menghindari cedera akibat sistem saraf yang melambat.

6. Dukungan psikologis dan emosional

Gangguan saraf seringkali membuat lansia merasa frustrasi atau terisolasi. Berikan dukungan emosional, dengarkan keluhannya, dan ajak bersosialisasi agar mereka tidak merasa sendiri.

7. Terapi dan rehabilitasi

Dalam kasus tertentu, terapi okupasi, fisioterapi, atau terapi wicara diperlukan. Ini berguna untuk membantu lansia menyesuaikan diri dengan keterbatasannya dan meningkatkan kualitas hidup.

Perlu dipahami kembali bahwa pada dasarnya, perubahan pada sistem saraf merupakan bagian dari proses alami penuaan yang tidak selalu dapat dihindari, tetapi bisa dikelola dengan baik.

Dengan memahami berbagai perubahan dan gangguan yang mungkin terjadi, maka dapat mengambil langkah-langkah tepat untuk menjaga kualitas hidup lansia. 

Pendampingan yang penuh kasih sayang, pemeriksaan rutin, serta penerapan gaya hidup sehat akan sangat membantu lansia tetap aktif, mandiri, dan bahagia di usia senja.

Kesimpulan

  • Penuaan alami menyebabkan perubahan pada sistem saraf, seperti penurunan volume otak, kecepatan saraf, dan jumlah neuron.
  • Lansia rentan mengalami gangguan saraf seperti Alzheimer, stroke, Parkinson, neuropati perifer, dan gangguan tidur.
  • Penanganan dini melalui konsultasi rutin, stimulasi kognitif, olahraga ringan, dan asupan gizi seimbang sangat penting.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Aging changes in the nervous system: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved May 23, 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/004023.htm

Effects of Aging on the Nervous System – Brain, Spinal Cord, and Nerve Disorders. (n.d.). Retrieved May 23, 2025, from https://www.msdmanuals.com/home/brain-spinal-cord-and-nerve-disorders/biology-of-the-nervous-system/effects-of-aging-on-the-nervous-system

Aging Changes in the Nervous System. (n.d.). Retrieved May 23, 2025, from https://ufhealth.org/conditions-and-treatments/aging-changes-in-the-nervous-system

Rosso, A. L., Studenski, S. A., Chen, W. G., Aizenstein, H. J., Alexander, N. B., Bennett, D. A., … Rosano, C. (n.d.). Aging, the central nervous system, and mobility. Retrieved May 23, 2025, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3805295/

(N.d.). Retrieved May 23, 2025, from https://www.jstor.org/stable/4589208

Aging changes in the nervous system: Medlineplus medical encyclopedia. (n.d.). Retrieved May 23, 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/004023.htm.

Dementia: Medlineplus medical encyclopedia. (n.d.). Retrieved May 23, 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/000739.htm.

NCBI. (2021). Mini-Mental State Exam (MMSE) [Ebook]. Retrieved May 23, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/projects/gap/cgi-bin/GetPdf.cgi?id=phd001525.1.

Versi Terbaru

27/05/2025

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: dr. Carla Pramudita Susanto


Artikel Terkait

Mengenal Vitamin Neurotropik dan Fungsinya Bagi Saraf

Tes Elektromiografi (EMG) untuk Mendeteksi Masalah Otot dan Saraf


Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Diperbarui 27/05/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan