backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Anus Sakit

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Rena Widyawinata · Tanggal diperbarui 20/02/2023

Anus Sakit

Anus sakit merupakan kondisi yang membuat posisi duduk Anda jadi tak nyaman, bahkan mengganggu aktivitas. Ketahui apa saja penyebab dan cara mengatasinya dalam ulasan berikut.

Apa itu anus sakit?

Anus sakit adalah kondisi yang terjadi ketika Anda mengalami rasa nyeri atau sakit di dalam dan sekitar anus (juga disebut dengan rektum atau dubur).

Meskipun sebagian besar penyebabnya tidak berbahaya, rasa sakitnya cukup mengganggu karena banyaknya ujung saraf di sekitar perianal atau bagian pembuangan feses.

Nyeri anus ini dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah buang air besar. Rasa sakitnya bisa berkisar dari sakit ringan yang bisa memburuk dari waktu ke waktu hingga sakit yang sangat parah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Kondisi anus sakit dapat menandakan adanya masalah kesehatan tertentu atau gangguan pada bagian anus, rektum, atau bagian saluran pencernaan bagian bawah. 

Penyebab nyeri anus biasanya dapat didiagnosis dengan mudah dan keluhannya akan berangsur membaik jika mendapatkan penanganan tepat.

Seberapa umum penyakit ini?

Kondisi anus sakit sangat umum terjadi dan dapat menyerang pasien di segala usia. Nyeri paling umum terjadi saat Anda mengalami sembelit atau sulit buang air besar.

Tanda dan gejala anus sakit

kanker anus

Tanda-tanda dan gejala sakit anus berbeda-beda, bergantung pada penyebabnya. Simak gejala nyeri anus yang paling umum di bawah ini.

  • Rasa nyeri yang tajam dan parah saat buang air besar.
  • Rasa terbakar yang tidak hilang bahkan beberapa jam setelah buang air besar.
  • Perdarahan di dubur, biasanya terlihat adanya sejumlah kecil darah saat buang air besar.
  • Bokong dan sekitar anus terasa gatal.
  • Kemerahan atau iritasi di sekitar anus.
  • Sakit yang tidak hilang dan berdenyut, serta bertambah parah saat Anda duduk.
  • Keluar nanah atau darah saat buang air besar.
  • Pembengkakan di sekitar anus.
  • Merasa seperti ada benjolan di anus.
  • Suhu tubuh tinggi (demam).

Kemungkinan ada gejala lain yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikan pada dokter.

Kapan harus ke dokter?


Meski umumnya tidak berbahaya, sebaiknya segera kunjungi faskes terdekat jika nyeri tidak menghilang dalam 24 – 48 jam dengan keluhan berikut.
  • Rasa sakit yang tak tertahankan hingga sulit duduk.
  • Sakit tidak membaik setelah beberapa hari.
  • Anda mengalami perdarahan atau keluar nanah dari dubur.

Penyebab anus sakit

Anus yang terasa nyeri bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan Anda hingga masalah medis tertentu.

Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab nyeri anus yang paling umum mencakup:

  • kanker anus,
  • fisura ani (robekan kecil di dinding saluran dubur),
  • anus gatal (pruritus ani),
  • cedera karena seks anal,
  • fistula anorektal,
  • coccydynia atau sakit tulang ekor,
  • sembelit kronis,
  • penyakit Crohn,
  • impaksi feses,
  • wasir atau ambeien,
  • sindrom levator ani (kejang di otot sekitar anus),
  • hematoma perianal,
  • proctalgia fugax,
  • proktitis,
  • sindrom ulkus rektum soliter, dan
  • trauma atau cedera,
  • duduk terlalu lama, dan
  • beberapa jenis penyakit radang usus, seperti kolitis ulseratif dan proktitis ulseratif.

Untuk mengetahui penyebab pastinya, dokter akan memeriksa kondisi Anda dan memberikan diagnosis sesuai hasil pemeriksaan fisik maupun keluhan Anda.

Faktor risiko anus sakit

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami anus sakit meliputi:

  • sembelit atau konstipasi,
  • seks anal, 
  • ambeien, 
  • melahirkan, 
  • punya riwayat penyakit Crohn
  • riwayat operasi di sekitar anus, dan 
  • usia lanjut.

Komplikasi anus sakit

anus gatal

Kondisi anus sakit memang cenderung tidak berbahaya. Namun, bukan berarti Anda bisa menyepelekannya.

Bila tidak mendapatkan penanganan tepat, Anda akan berisiko mengalami komplikasi nyeri anus yang meliputi:

  • nyeri pada anus sering kambuh,
  • nyeri anus kronis, dan
  • anus robek.

Kondisi ini dapat dicegah bila Anda mendapatkan diagnosis lebih awal dan penanganan yang tepat.

Diagnosis anus sakit

Dokter dapat melakukan pemeriksaan di area dubur untuk mengetahui penyebab dari rasa sakit. Beberapa pemeriksaan untuk nyeri anus yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.

  • Pemeriksaan colok dubur untuk memastikan diagnosis sindrom levator ani. Selama pemeriksaan, dokter akan memeriksa otot levator ani. Otot ini bisa terasa tegang, dan ketika disentuh akan terasa sakit.
  • Dokter dapat membuat diagnosis wasir trombosis dengan melakukan pemeriksaan visual anus atau kanal anus.
  • Diagnosis anal fissure biasanya dibuat dengan pemeriksaan visual.

Pengobatan anus sakit

Pengobatan yang diberikan untuk kondisi anus sakit dapat berbeda-beda sesuai gejala dan penyebabnya.

Berikut ini beberapa cara umum yang bisa Anda tempuh untuk meredakan keluhan nyeri anus.

1. Pengobatan secara medis

  • Pemberian salep atau krim untuk mengurangi nyeri.
  • Obat pencahar untuk memudahkan buang air besar.
  • Penggunaan antibiotik jika keluhan Anda terkait dengan infeksi bakteri.

2. Pengobatan secara alami

  • Duduk dalam rendaman air hangat selama 20 menit dan lakukan beberapa kali sehari.
  • Mengonsumsi asupan tinggi serat dan minum air putih yang cukup.
  • Menggunakan alas duduk yang nyaman untuk meredakan nyeri.

Serangan nyeri anus dapat terjadi secara mendadak dan dalam waktu singkat. Sayangnya, belum ada pengobatan yang bereaksi cukup cepat untuk menghentikan nyerinya.

Pencegahan anus sakit

Anda bisa melakukan beberapa cara di bawah ini untuk mencegah nyeri anus atau agar keluhan tersebut tidak kambuh lagi.

  • Hindari duduk terlalu lama.
  • Minum air putih yang cukup.
  • Konsumsi makanan berserat.
  • Lakukan hubungan intim yang sehat dan aman.

Nyeri anus merupakan kondisi wajar yang tetap tak boleh Anda sepelekan. Jika memiliki kekhawatiran tentang risiko terkena penyakit ini atau kemungkinan kambuh lagi, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Rena Widyawinata · Tanggal diperbarui 20/02/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan