Salah satu komplikasi dari penyakit diabetes yaitu neuropati diabetes. Hal ini terjadi karena tingkat gula darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat merusak saraf di seluruh tubuh.
Ditinjau secara medis oleh dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD · Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)
Salah satu komplikasi dari penyakit diabetes yaitu neuropati diabetes. Hal ini terjadi karena tingkat gula darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat merusak saraf di seluruh tubuh.
Neuropati diabetik adalah kerusakan saraf serius yang terjadi akibat penyakit diabetes melitus. Kondisi ini menandakan telah terjadinya komplikasi diabetes lebih lanjut.
Biasanya, neuropati diabetik terjadi karena gula darah yang tidak terkontrol selama bertahun-tahun. Kadar gula darah yang tinggi inilah yang akhirnya merusak saraf dari tangan dan kaki.
Neuropati diabetik adalah komplikasi diabetes dengan gejala yang cukup mengganggu.
Semakin lama, kondisi ini bisa menghambat aktivitas penyandang diabetes dan menurunkan kualitas hidupnya.
Neuropati diabetik adalah komplikasi yang umum terjadi pada pasien diabetes. Menurut American Academy of Family Physicians, diperkirakan 30 – 50% orang dengan diabetes mengalami neuropati diabetik.
Komplikasi ini kemungkinan besar terjadi pada pasien yang sudah lama memiliki penyakit diabetes atau pasien yang tidak menjalani perawatan dengan baik.
Di samping gejala diabetes umum, ada tanda lain yang menunjukkan neuropati diabetik pada pasien diabetes. Gejala yang muncul biasanya dibedakan berdasarkan jenisnya.
Neuropati perifer adalah jenis neuropati diabetik yang paling umum. Kondisi ini lebih dulu memengaruhi saraf di kaki kemudian menjalar ke tangan dan lengan.
Di bawah ini merupakan gejala neuropati perifer.
Gejala neuropati perifer yang disebutkan di atas biasanya memburuk saat malam hari. Hal ini menyebabkan pasien diabetes jadi susah tidur dengan nyenyak.
Neuropati otonom adalah jenis neuropati diabetes yang memengaruhi respons saraf “otomatis” dari organ internal tubuh (saraf otonom).
Sistem saraf otonom ini mengendalikan fungsi jantung, kandung kemih, lambung, organ seks, dan mata.
Berikut gejala yang ditimbulkan dari neuropati otonom.
Neuropati radiculoplexus adalah jenis neuropati diabetik yang memengaruhi saraf di sekitar paha, pinggul, bokong, dan tungkai kaki bagian bawah.
Kondisi ini umum terjadi pada penyandang diabetes melitus tipe 2 yang usianya lebih tua.
Neuropati radiculoplexus memiliki banyak nama lain, yakni amyotrophy diabetic, neuropati femoral, atau neuropati proksimal.
Inilah sejumlah gejala yang umum dari neuropati radiculoplexus.
Gejala dapat membaik secara perlahan dapat juga memburuk. Awalnya, gejala menyerang satu sisi tubuh, bila memburuk ke sisi lain.
Neuropati fokal alias mononeuropati menyerang satu jenis pembuluh saraf tertentu, biasanya yang terdapat pada daerah wajah, tangan, dan tungkai atau kaki bagian bawah.
Komplikasi ini sangat umum terjadi pada lansia. Berikut gejala dari neuropati fokal.
Gejala neuropati fokal sering terjadi secara tiba-tiba dan parah. Anda mungkin bisa saja tidak bisa memegang suatu benda atau menjatuhkannya.
Gejala akan hilang selama beberapa minggu atau bulan tanpa pengobatan, tapi tidak menimbulkan masalah jangka panjang.
Segera kunjungi dokter bila Anda merasakan gejala neuropati diabetik yang telah dijelaskan seperti di atas, terutama jika mengalami kondisi berikut ini.
Tanda dan gejala yang muncul tidak selalu berarti Anda mengalami neuropati diabetik. Akan tetapi, gejala tersebut bisa menjadi tanda kondisi lain yang membutuhkan perawatan medis.
Diagnosis dini dan perawatan kondisi kesehatan memberi peluang terbaik untuk mengendalikan diabetes dan mencegah komplikasi ini di masa depan.
Penyebab neuropati diabetik adalah kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol.
Seiring waktu, kondisi ini akan merusak saraf dan mengganggu fungsi mengirimkan sinyal dari saraf ke otak dan sebaliknya untuk diteruskan ke bagian tubuh lain.
Selain itu, gula darah yang tinggi melemahkan dinding pembuluh darah kapiler yang memasok saraf dengan oksigen dan nutrisi.
Dikutip dari Mayo Clinic, para ahli kesehatan juga menyebutkan bahwa neuropati diabetik dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor berikut.
Siapa saja dapat mengalami neuropati diabetik. Namun, beberapa faktor berikut ini membuat seseorang lebih berisiko kena neuropati diabetik.
Sebelum menentukan diagnosis, dokter akan meninjau kembali gejala dan riwayat medis Anda.
Dokter kemudian akan memeriksa kekuatan otot tubuh secara keseluruhan, sensitivitas tubuh terhadap sentuhan dan getaran, serta refleks tendon.
Selain pemeriksaan fisik, dokter akan merekomendasikan tes kesehatan untuk membantu diagnosis neuropati diabetik.
Jika Anda sering mengalami kram kaki, Anda bisa mengatasinya dengan memijat bagian kaki yang terasa kaku.
Namun, apabila disertai juga dengan rasa sakit, Anda mungkin dapat mengonsumsi pereda nyeri, seperti acetaminophen, aspirin, atau ibuprofen.
Gunakanlah dosis rendah untuk mengatasi gejala kram yang terjadi sesekali.
Namun, ada juga pilihan pengobatan lain sebagai cara menghilangkan nyeri kaki pada penyandang diabetes.
Selain mengobati depresi, antidepresan juga sering diresepkan untuk mengobati nyeri saraf akibat neuropati diabetik.
Obat ini dapat memengaruhi kerja bahan kimia dalam otak yang bertugas untuk memberikan sinyal rasa sakit.
Dokter mungkin merekomendasikan antidepresan trisiklik untuk pengobatan neuropati diabetes, seperti:
Selain antidepresan, obat yang digunakan sebagai salah satu cara menghilangkan nyeri kaki pada penyandang diabetes adalah obat antikejang.
Obat antikejang memiliki fungsi lain sebagai obat anti-nyeri yang diakibatkan oleh gangguan saraf.
Obat antikejang yang biasanya digunakan dalam pengobatan neuropati diabetik adalah:
Obat yang lebih kuat mengatasi nyeri saraf akibat neuropati diabetik adalah obat golongan opioid. Ini menjadi pilihan terakhir, jika obat sebelumnya tidak ampuh dalam mengatasi gejala.
Obat opioid yang biasanya diresepkan dalam pengobatan neuropati diabetik adalah oxycodone dan tramadol.
Cara menghilangkan nyeri kaki pada penyandang diabetes tidak hanya bisa diatasi dengan minum obat, tapi juga dengan obat tempel alias koyo yang dapat membantu meringankan nyeri.
Pilihan obat tempel untuk pengobatan neuropati diabetik adalah lidocaine yang ditempelkan pada kulit.
Beberapa terapi alternatif telah dipelajari untuk mengatasi nyeri akibat neuropati diabetes meskipun belum terbukti ampuh.
Pengobatan alternatif yang bisa menjadi cara menghilangkan nyeri kaki pada penyandang diabetes adalah:
Kerusakan saraf akibat neuropati diabetik dapat menyebabkan rasa sakit, tapi juga dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk merasakan sakit.
Selain pengobatan dokter, Anda juga perlu melakukan perawatan di rumah. Berikut perawatan neuropati diabetes yang bisa Anda terapkan di rumah.
Langkah pertama untuk mengobati rasa sakit akibat neuropati diabetik Anda adalah dengan mengendalikan angka gula darah normal. Perawatan ini dapat menghambat kerusakan supaya tidak menyebar dan bertambah parah.
Anda mungkin diminta oleh dokter untuk menurunkan gula darah sebesar 70 – 130 mg/dL sebelum makan dan kurang dari 180 mg/dL gula darah setelah makan.
Pengobatan dokter harus dikombinasikan dengan penerapan gaya hidup sehat untuk mengatasi gejala neuropati diabetik. Anda perlu mengatur kembali pilihan makanan untuk diabetes, porsi, dan waktu makan.
Selain itu, lakukan olahraga untuk diabetes secara rutin. Aktivitas fisik ini adalah metode ampuh untuk mengendalikan gula darah sekaligus berat badan.
Sangat ditekankan bagi penyandang diabetes untuk berhenti merokok. Jika Anda kesulitan, jangan sungkan untuk minta bantuan dokter.
Cara terbaik untuk mencegah neuropati diabetes adalah dengan menjaga gula darah tetap normal untuk menghindari kerusakan saraf sejak dini. Ikuti saran dokter Anda untuk diet, olahraga, dan perawatan.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD
Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar