- retensi cairan (penumpukan cairan),
- masalah pada jantung,
- pusing dan sakit kepala,
- perut mual, serta
- diare.
Obat anagrelide dan hydroxyurea keduanya berperan menekan peningkatan jumlah trombosit yang diproduksi oleh sumsum tulang.
4. Penyuntikan obat interferon alfa-2b (intron A) atau peginterferon alfa-2a (pegasys)
Pada kondisi tertentu, dokter akan memberikan obat intron A dan pegasys dengan cara disuntikkan ke dalam tubuh.
Terapi ini dapat memberikan efek samping yang lebih buruk dibanding obat-obatan lain yang disebutkan sebelumnya. Namun terkadang, kondisi pasien mengharuskan pengobatan dengan cara ini.
Adapun efek samping obat injeksi ini meliputi:
- gejala seperti flu,
- kebingungan,
- mual,
- depresi,
- diare,
- kejang,
- mudah marah, dan
- sering mengantuk.
Sejumlah penderita trombositosis primer mungkin akan mengonsumsi obat-obatan minum atau obat injeksi sepanjang hidupnya.
5. Pemisahan trombosit darah
Melansir situs National Institute of Health, dalam kondisi darurat, pengobatan trombositosis dapat dilakukan dengan cara plateletpheresis, yaitu memisahkan trombosit dari darah.
Prosedur ini dilakukan dengan cara mengeluarkan darah melalui jarum yang ditusukkan ke pembuluh darah pada salah satu lengan.
Darah yang sudah dikeluarkan kemudian ditampung ke dalam kantong darah khusus. Setelah itu, trombosit darah dipisahkan dan disimpan di wadah yang berbeda.
Darah yang sudah dipisahkan dari trombositnya tadi kemudian disuntikkan kembali ke dalam tubuh melalui pembuluh darah di lengan yang berbeda.
Pengobatan trombositosis sekunder

Berbeda dengan trombositosis primer/esensial, pengobatan trombositosis sekunder atau reactive thrombocytosis umumnya tidak memerlukan terapi khusus.
Ini karena keping darah (trombosit) dalam darah pada dasarnya berjumlah normal, tetapi karena kondisi medis tertentu, jumlahnya menjadi meningkat.
Melansir dari Cleveland Clinic, beberapa penyakit yang berisiko menyebabkan jumlah trombosit naik antara lain:
Pengobatan trombositosis sekunder tentunya harus disesuaikan dengan penyakit yang menyebabkannya.
Dengan mengobati penyakit tersebut, secara otomatis jumlah trombosit pun akan kembali normal.
Penting untuk dipahami juga bahwa menjalani gaya hidup sehat bisa membantu mengurangi risiko komplikasi trombositosis, seperti stroke, serangan jantung, sampai komplikasi kehamilan.
Anda bisa rutin melakukan olahraga, berhenti merokok, menjaga berat badan tetap ideal, dan menjalani pola makan seimbang.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar