Apabila ditemukan gejala stroke ringan seperti rasa baal atau kelumpuhan setengah badan; gejala serangan jantung seperti nyeri dada di kiri yang menjalar ke lengan, bahu, rahang, disertai sesak dan keringat; atau gejala perdarahan dan pembekuan darah yang tidak normal, segera periksa ke dokter.
Apa penyebab trombosit tinggi (trombositosis)?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab trombositosis dapat dibagi menjadi 2, yaitu trombositemia esensial dan trombositosis sekunder.
Penyebab trombositemia esensial atau primer
Pada kondisi ini, kadar trombosit melonjak tinggi akibat adanya kelainan pada sel induk di sumsum tulang, tempat trombosit diproduksi. Akan tetapi, penyebab pasti dari trombositemia esensial tidak diketahui.
Namun, berdasarkan informasi dari Leukemia and Lymphoma Society, sekitar setengah pasien trombositemia esensial memiliki gen yang bermutasi di dalam tubuhnya, yaitu gen JAK2 (Janus kinase 2). Para ahli masih berupaya mencari tahu apa hubungan dari mutasi gen JAK2 dengan produksi trombosit di dalam tubuh.
Oleh karena mutasi gen, trombositemia esensial diduga terjadi karena adanya faktor keturunan. Dengan kata lain, gen yang bermutasi tersebut bisa saja diwariskan dari orangtua penderita.
Penyebab trombositosis sekunder
Kondisi ini terjadi ketika ada gangguan kesehatan atau penyakit lain yang menjadi faktor pemicu trombosit tinggi. Sekitar 35% pasien trombositosis biasanya memiliki penyakit kanker paru, sistem pencernaan, payudara, rahim, dan limfoma. Kadar trombosit tinggi memang terkadang diketahui sebagai gejala awal kanker. Namun, bukan berarti Anda pasti akan kena kanker jika punya trombosit yang tinggi.
Selain kanker, beberapa penyakit dan masalah lain yang menjadi penyebab trombosit tinggi, antara lain:
- Peradangan jaringan, seperti pada penyakit kolagen vascular dan inflammatory bowel disease
- Penyakit akibat infeksi dan peradangan, seperti tuberkulosis (TBC)
- Gangguan mieloproliferatif (gangguan pada sumsum tulang) seperti pada polisitemia vera
- Gangguan mielodisplastik
- Hipersplenisme, biasanya terjadi setelah prosedur pengangkatan limpa
- Anemia hemolitik
- Anemia defisiensi zat besi
- Operasi
- Respons tubuh setelah pengobatan kekurangan vitamin B12 atau setelah penyalahgunaan alkohol
- Pemulihan setelah tubuh kehilangan terlalu banyak darah
Pada trombositemia esensial, kinerja trombosit juga cenderung tidak normal. Akibatnya, gumpalan darah lebih mudah terbentuk atau Anda bisa mengalami perdarahan yang tidak wajar.
Sementara itu, trombosit pada orang dengan trombositosis sekunder masih dapat bekerja dengan baik, terlepas dari kelebihan jumlahnya. Itu sebabnya, orang dengan kelebihan trombosit sekunder memiliki risiko yang lebih kecil untuk mengalami gejala serius.
Apa komplikasi yang mungkin muncul jika trombosit terlalu tinggi?
Kadar trombosit yang terlalu tinggi rentan membuat Anda mengalami penggumpalan darah. Itu sebabnya, kondisi ini harus segera ditangani.
Trombositosis yang tidak segera ditangani dengan tepat dapat memicu terjadinya komplikasi kesehatan, seperti:
- Stroke
- Serangan jantung
- Komplikasi kehamilan, seperti keguguran, janin tumbuh tidak normal, kelahiran prematur, serta pemisahan plasenta dari dinding rahim.
Apakah trombositosis bisa diobati?

Saat ini belum ada pengobatan khusus untuk trombositosis. Akan tetapi, beberapa penanganan yang mungkin diberikan berdasarkan sejumlah studi adalah:
- Pada kasus yang tidak memiliki faktor risiko terhadap jantung dan pembuluh darah, maka hanya dilakukan pemeriksaan dan pengendalian lanjut.
- Bila terdapat penyakit von Willerbrand, maka perdarahan dapat dicegah dengan pemberian asam e-aminocaproic.
- Plateletpheresis atau tromboferesis (proses untuk mengeluarkan platelet).
- Untuk pencegahan stroke ringan dapat diberikan obat-obatan golongan hidroksiurea dan aspirin. Namun, pemberian aspirin harus mempertimbangkan mengenai risiko perdarahan, terutama perdarahan saluran pencernaan
Gaya hidup sehat juga dapat membantu mengatasi komplikasi dari trombositosis sekunder dan trombositemia esensial. Dengan melakukan gaya hidup sehat, maka faktor risiko penggumpalan darah seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi akan berkurang. Hal ini dapat dilakukan dengan menjalani pola makan seimbang, meningkatkan aktivitas fisik, mempertahankan berat badan ideal, dan berhenti merokok.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar