Transfusi tukar adalah prosedur yang berpotensi menyelamatkan nyawa. Tindakan ini umumnya dilakukan untuk melawan efek penyakit kuning yang serius atau perubahan darah akibat penyakit seperti anemia sel sabit.
Apa itu transfusi tukar?
Transfusi tukar atau disebut juga dengan terapi pertukaran plasma darah (therapeutic plasma exchange) adalah tindakan yang dilakukan untuk mengganti plasma darah seseorang dengan darah pendonor.
Tindakan ini biasanya dilakukan pada bayi baru lahir yang mengalami kondisi polisitemia neonatus (jumlah sel darah merah berlebihan pada bayi baru lahir) atau pada penderita anemia sel sabit.
Prosedur ini digunakan untuk “membersihkan” darah dari berbagai unsur yang menimbulkan penyakit, termasuk antibodi, kompleks imun, elemen sel, agen infeksius, dan racun.
Selanjutnya, memasukkan kembali darah segar yang lebih sehat dalam jumlah yang sama ke dalam tubuh penderita.
Siapa saja yang membutuhkan tindakan ini?
Melansir situs National Library of Medicine, transfusi tukar mungkin diperlukan pada orang-orang yang mengalami kondisi berikut ini.
- Bayi baru lahir yang memiliki jumlah sel darah merah yang sangat tinggi (neonatal polycythemia).
- Bayi baru lahir yang mengidap penyakit hemolitik yang diinduksi Rh pada.
- Orang yang mengalami gangguan kimia tubuh yang parah.
- Bayi baru lahir yang mengalami penyakit kuning (jaundice) yang parah dan tidak berespons terhadap terapi sinar.
- Penderita anemia sel sabit yang berada dalam masa kritis.
- Orang yang mengalami keracunan setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Bagaimana prosedur transfusi tukar?
Prosedur ini melibatkan pengambilan darah pasien secara perlahan kemudian menggantinya dengan darah atau plasma donor segar. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut.
- Darah pasien diambil secara perlahan yaitu sekitar 5-20 ml setiap kali. Hal ini tergantung pada ukuran tubuh orang tersebut dan tingkat keparahan penyakitnya.
- Untuk menggantikan darah yang dikeluarkan, darah segar atau plasma darah dialirkan ke dalam tubuh penderita dalam jumlah yang sama.
- Proses ini perlu diulang sebanyak beberapa siklus hingga jumlah darah yang diganti mencapai volume yang diinginkan.
- Setiap siklus akan berlangsung selama beberapa menit.
Proses transfusi tukar biasanya menggunakan alat berupa selang tipis yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang disebut kateter.
Setelah keseluruhan prosesnya selesai, kateter mungkin akan tetap dibiarkan terpasang guna mengantisipasi kemungkinan prosedur ini perlu diulang.
Pasien mungkin perlu dipantau selama beberapa hari di rumah sakit setelah menjalani tindakan ini. Lama rawat inap tergantung pada kondisi pasien masing-masing.
Perbedaan prosedur transfusi tukar pada anemia sel sabit dan pada polisitemia neonatus
Terdapat perbedaan prosedur pada perawatan anemia sel sabit dengan pada kondisi polisitemia neonatus (jumlah sel darah merah yang berlebihan pada bayi baru lahir).
Pada anemia sel sabit, darah yang dikeluarkan akan diganti dengan darah donor. Sementara pada polisitemia neonatus, darah yang dikeluarkan diganti dengan larutan saline, plasma darah, atau albumin.
Tujuannya adalah untuk menurunkan jumlah sel darah merah pada penderitanya serta memudahkan mengalirkan darah kembali ke seluruh tubuh.
Perbedaan metode pemisahan plasma darah
Melansir situs Stat Pearls, ada dua metode berbeda untuk pemisahan plasma darah pada transfusi tukar, yaitu dengan cara manual dan otomatis.
Pada metode manual langkah-langkahnya terdiri dari tahapan berikut.
- Mengeluarkan darah pasien.
- Sentrifugasi darah untuk memisahkan plasma dari komponen darah lainnya.
- Mengekstraksi plasma.
- Mengembalikan komponen darah lainnya kembali ke pasien.
Pada metode otomatis, tahapan-tahapannya kurang lebih sama dengan metode manual. Bedanya, ia menggunakan bantuan mesin plasmapheresis untuk memisahkan plasma darah.
Bagaimana prosedur transfusi tukar pada bayi?
Terapi pertukaran plasma pada bayi mungkin membutuhkan persiapan yang cenderung lebih rumit daripada orang dewasa, berikut hal-hal yang biasanya lakukan.
- Staf medis mendiskusikan manfaat dan risiko prosedur ini pada orangtua atau wali untuk memperoleh persetujuan.
- Rumah sakit akan menyediakan setidaknya satu dokter dan satu perawat untuk merawat bayi selama prosedur berlangsung.
- Memastikan peralatan resusitasi dan obat-obatan mudah diakses.
- Bayi perlu dirawat di bawah alat penghangat.
- Memastikan bayi nyaman dan tenang.
- Obat bius atau penghilang rasa sakit biasanya tidak diperlukan kecuali bila bayi bergerak aktif.
- Pastikan alat pemantau jantung dan pernapasan terapasang dan kondisi umum bayi tercatat dengan baik seperti suhu tubuh, pernapasan, detak jantung, tekanan darah, dan kadar oksigen tubuh.
- Bayi tidak boleh diberi makanan dan minuman apapun melalui mulut sesaat setelah diputuskan untuk melakukan transfusi tukar.
- Sebelum memulai transfusi tukar, sedikit sampel darah mungkin perlu diambil untuk diperiksa terlebih dahulu.
- Bayi juga perlu menjalani tes skrining bayi baru lahir dan pemeriksaan hematologi, kromosom, atau metabolisme tubuh.
Setelah semua persiapan selesai, proses transfusi tukar pada bayi sudah bisa dimulai. Tindakan ini perlu mengikuti panduan dari American Academy of Pediatric Guidelines.
Volume darah untuk perlu ditukar dihitung dengan cara memperkirakan berapa volume darah yang beredar di tubuh bayi baru lahir.
- Pada bayi yang cukup bulan yaitu sebanyak 80ml/kg.
- Pada bayi prematur sebanyak 100ml/kg.
Apa saja risiko dari tindakan ini?
Sama halnya dengan transfusi darah secara umum. Transfusi tukar pada umumnya aman, tetapi ada beberapa risiko komplikasi yang terjadi baik yang ringan maupun parah.
Risiko yang ringan seperti demam dan gatal-gatal. Sementara risiko yang cukup parah meliputi komplikasi seperti berikut.
- Penggumpalan darah.
- Perubahan kimia darah, seperti kalium meningkat atau menurun, kalsium menurun, glukosa menurun, dan perubahan keseimbangan asam-basa dalam darah.
- Masalah jantung dan paru-paru.
- Infeksi dengan risiko sangat rendah selama prosedurnya dikerjakan dengan cermat.
- Risiko syok jika jumlah darah yang diganti tidak mencukupi.
Bayi yang menjalani transfusi tukar memiliki risiko komplikasi atau efek samping yang cenderung lebih banyak untuk diwaspadai.
Komplikasi terkait kateter seperti emboli udara, trombosis, dan pendarahan adalah yang paling sering terjadi pada saat transfusi dilakukan atau segera setelahnya.
Di samping itu, terdapat risiko komplikasi lainnya yang perlu diperhatikan sebagai berikut.
- Tekanan darah tinggi atau rendah bila pengambilan darah diambil secara berlebihan.
- Perdarahan intraventikular pada bayi prematur.
- Hipoglikemia atau hiperglikemia.
- Aritmia.
- Bradikardia.
- Neutropenia.
- Intoleransi makanan.
- Enterokolitis nekrotikans.
- Septikemia atau infeksi darah.
- Suhu badan naik (hipertermia) atau suhu badan turun (hipotermia).