backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mau Donor Darah? Penuhi Dulu Syarat-Syarat Berikut Ini

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Mau Donor Darah? Penuhi Dulu Syarat-Syarat Berikut Ini

    Donor darah tidak hanya menguntungkan bagi penerima darah, tapi juga bermanfaat untuk pendonor. Donor darah dapat memberikan manfaat untuk kesehatan pendonor, termasuk menurunkan risiko penyakit jantung, risiko penyakit kanker, dan membantu menurunkan berat badan. Jika Anda mulai tertarik untuk menjadi pendonor, ada beberapa syarat donor darah yang harus Anda penuhi sebelum memberikan darah Anda. Apa saja?

    Apa saja syarat donor darah?

    Berikut adalah syarat-syarat yang harus Anda penuhi jika ingin melakukan donor darah:

    • Syarat donor darah yang paling utama adalah kondisi fisik Anda harus sehat. 
    • Berusia antara 17-60 tahun. Remaja berusia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor darah bila mendapat izin tertulis dari orangtua.
    • Memiliki berat badan minimal 45 kilogram.
    • Dalam keadaan sehat saat mendonorkan darah. 
    • Suhu tubuh berkisar antara 36,6-37,5 derajat Celcius.
    • Memiliki tekanan darah pada angka 100-160 untuk sistolik dan 70-100 untuk diastolik.
    • Memiliki denyut nadi sekitar 50-100 kali per menit saat pemeriksaan. 
    • Kadar hemoglobin harus minimal 12 gr/dl untuk wanita, dan minimal 12,5 gr/dl untuk pria.

    Anda bisa mendonorkan darah paling banyak lima kali setahun dengan jangka waktu sekurang-kurangnya tiga bulan. Calon donor dapat mengambil dan menandatangani formulir pendaftaran, lalu menjalani pemeriksaan pendahuluan, seperti kondisi berat badan, HB, golongan darah, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan dokter.

    manfaat donor darah

    Selain kondisi fisik Anda, ada beberapa syarat donor darah lainnya yang juga harus Anda penuhi:

    • Jika sedang dalam pengobatan antibiotik resep, Anda harus menyelesaikan resep hingga tuntas sebelum mendonorkan darah.
    • Saat sedang haid, tunggu sampai masa menstruasi selesai baru Anda diizinkan mendonorkan darah. Ini untuk mencegah risiko anemia.
    • Anda diperbolehkan menjalani donor darah saat berpuasa. Namun, harus diperhatikan bahwa donor darah saat puasa bisa berisiko pingsan. Ini karena ketika berpuasa, tubuh mengalami berbagai macam kondisi yang bisa memengaruhi kesehatan.
    • Jika Anda baru saja memiliki tato, Anda mungkin akan diharuskan untuk menunggu sampai satu tahun untuk bisa menjadi pendonor.
    • Jika mengalami flu atau batuk, Anda perlu memulihkan kondisi Anda sebelum donor darah. Meski bukan suatu penyakit yang parah, kondisi ini membuat tubuh menjadi tidak bugar dan segar.
    • Jika Anda menderita penyakit kronis seperti diabetes ataupun jantung, Anda masih dapat mendonorkan darah, asalkan kondisi Anda cukup stabil, dan memenuhi semua persyaratan. 
    • Jika mengalami penyakit menular seksual seperti sifilis atau gonore dalam 12 bulan terakhir, Anda harus menunggu 12 bulan setelah pengobatan Anda benar-benar selesai untuk dapat mendonorkan darah.

    Siapa saja yang tidak boleh melakukan donor darah?

    Tak hanya usia dan status sehat secara umum saja yang dilihat ketika Anda ingin mendonorkan darah. Riwayat kesehatan dan beberapa kebiasaan lainnya juga menjadi syarat bagi pendonor.

    Berikut adalah kondisi yang membuat Anda tidak dianjurkan atau tidak bisa mendonorkan darah Anda:

    1. Memiliki tekanan darah tinggi

    penyebab hipertensi

    Salah satu syarat penting donor darah adalah tekanan darah. Tekanan darah yang normal berkisar antara 120/80-129/89 mmHg, jika lebih dari angka tersebut mungkin Anda berisiko mengalami tekanan darah tinggi.

    Menurut badan kesehatan dunia (WHO) sebaiknya tunda donor darah jika Anda baru saja mengonsumsi obat hipertensi dan baru boleh donor darah setelah 28 hari pemakaian ketika tekanan darah sudah stabil.

    2. Berat badan kurang dari 45 kg

    berat badan terlalu kurus menopause

    Berat badan juga menjadi syarat utama dari donor darah. Jumlah darah seseorang umumnya sesuai dengan proporsi berat badan dan tinggi badannya.

    Orang dengan berat badan terlalu ringan dianggap memiliki jumlah darah yang sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat menoleransi pengambilan darah sejumlah yang dibutuhkan dalam proses donor darah.

    Selain itu, seseorang yang berat badannya rendah juga berisiko mengalami anemia atau darah rendah, yang ditandai dengan pusing atau lemas. Kondisi ini bisa saja semakin memburuk setelah melakukan donor darah.

    3. Merokok sebelum donor darah

    Anda dilarang merokok sebelum melakukan donor darah. Alasannya karena merokok bisa memicu peningkatan tekanan darah, yang kemudian justru membuat tekanan darah Anda meningkat tajam saat hendak melakukan donor. Anda pun jadi tidak memenuhi syarat melakukan donor darah.

    4. Mengidap hepatitis B dan C

    Penyebab hepatitis

    Dari sederet daftar orang yang tidak boleh donor darah, satu diantara yang disebutkan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) yakni orang yang sebelumnya pernah mengalami hepatitis B. Bukan hanya hepatitis B saja, orang dengan riwayat penyakit hepatitis C sebelumnya juga tidak diizinkan untuk donor darah.

    Meskipun orang tersebut telah dinyatakan sembuh dari penyakit hepatitis B dan C, mereka tetap tidak diperbolehkan untuk melakukan donor darah.

    5. Sedang hamil

    anemia pada ibu hamil

    Donor darah saat hamil tidak dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk melindungi kesehatan sang ibu, serta menghindari stres pada janin akibat sirkulasi darah yang berkurang dalam rahim.

    Setelah melahirkan, jika ingin mendonorkan darah, Anda juga harus menunggu sembilan bulan dari masa melahirkan (termasuk masa nifas). Ini supaya tubuh Anda memiliki kadar zat besi yang cukup guna menjaga kesehatan gizi bayi dan diri Anda sendiri selama masa menyusui.

    Mengapa Ibu Hamil Sangat Perlu Zat Besi

    Ibu hamil tidak perlu melakukan donor darah, mengingat ibu hamil cenderung mengalami anemia sehingga perlu darah untuk dirinya dan janinnya sendiri. Ibu yang nekat melakukan donor darah saat hamil, akan meningkatkan risiko terkena anemia.  

    Selain yang telah disebutkan di atas, Anda juga tidak diperbolehkan melakukan donor darah jika Anda memiliki penyakit menular seperti HIV positif dan pernah menggunakan narkoba serta obat-obatan terlarang. Untuk mengetahui apakah Anda memiliki kondisi tersebut, lebih baik Anda periksakan diri dulu ke dokter sebelum mendonorkan darah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan