Siapa saja yang tidak boleh melakukan donor darah?
Tak hanya usia dan status sehat secara umum saja yang dilihat ketika Anda ingin mendonorkan darah. Riwayat kesehatan dan beberapa kebiasaan lainnya juga menjadi syarat bagi pendonor.
Berikut adalah kondisi yang membuat Anda tidak dianjurkan atau tidak bisa mendonorkan darah Anda:
1. Memiliki tekanan darah tinggi

Salah satu syarat penting donor darah adalah tekanan darah. Tekanan darah yang normal berkisar antara 120/80-129/89 mmHg, jika lebih dari angka tersebut mungkin Anda berisiko mengalami tekanan darah tinggi.
Menurut badan kesehatan dunia (WHO) sebaiknya tunda donor darah jika Anda baru saja mengonsumsi obat hipertensi dan baru boleh donor darah setelah 28 hari pemakaian ketika tekanan darah sudah stabil.
2. Berat badan kurang dari 45 kg

Berat badan juga menjadi syarat utama dari donor darah. Jumlah darah seseorang umumnya sesuai dengan proporsi berat badan dan tinggi badannya.
Orang dengan berat badan terlalu ringan dianggap memiliki jumlah darah yang sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat menoleransi pengambilan darah sejumlah yang dibutuhkan dalam proses donor darah.
Selain itu, seseorang yang berat badannya rendah juga berisiko mengalami anemia atau darah rendah, yang ditandai dengan pusing atau lemas. Kondisi ini bisa saja semakin memburuk setelah melakukan donor darah.
3. Merokok sebelum donor darah
Anda dilarang merokok sebelum melakukan donor darah. Alasannya karena merokok bisa memicu peningkatan tekanan darah, yang kemudian justru membuat tekanan darah Anda meningkat tajam saat hendak melakukan donor. Anda pun jadi tidak memenuhi syarat melakukan donor darah.
4. Mengidap hepatitis B dan C

Dari sederet daftar orang yang tidak boleh donor darah, satu diantara yang disebutkan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) yakni orang yang sebelumnya pernah mengalami hepatitis B. Bukan hanya hepatitis B saja, orang dengan riwayat penyakit hepatitis C sebelumnya juga tidak diizinkan untuk donor darah.
Meskipun orang tersebut telah dinyatakan sembuh dari penyakit hepatitis B dan C, mereka tetap tidak diperbolehkan untuk melakukan donor darah.
5. Sedang hamil

Donor darah saat hamil tidak dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk melindungi kesehatan sang ibu, serta menghindari stres pada janin akibat sirkulasi darah yang berkurang dalam rahim.
Setelah melahirkan, jika ingin mendonorkan darah, Anda juga harus menunggu sembilan bulan dari masa melahirkan (termasuk masa nifas). Ini supaya tubuh Anda memiliki kadar zat besi yang cukup guna menjaga kesehatan gizi bayi dan diri Anda sendiri selama masa menyusui.
Mengapa Ibu Hamil Sangat Perlu Zat Besi
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar