backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Perhatikan Hal Ini jika Ingin Donor Darah Saat Puasa

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 16/04/2023

Perhatikan Hal Ini jika Ingin Donor Darah Saat Puasa

Apakah Anda terpikir untuk melakukan donor darah saat puasa? Banyak orang yang enggan mendonorkan darahnya pada bulan Ramadan karena khawatir dapat membatalkan puasa serta muncul efek samping setelahnya.

Itulah mengapa stok darah saat bulan Ramadan cenderung menipis dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Namun, bagaimana fakta sebenarnya? Benarkah donor darah dilarang saat berpuasa? Cari tahu ulasannya di bawah ini.

Bolehkah donor darah saat puasa?

Sebenarnya, dari sisi medis dan agama, tidak ada larangan melakukan donor darah saat puasa. Artinya, Anda tetap boleh mendonorkan darah Anda selama berpuasa.

Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa bahwa pengeluaran darah bagi orang yang sedang menunaikan puasa tidak membatalkan atau mengurangi kesempurnaan ibadah orang yang bersangkutan.

Bahkan, menyumbangkan darahnya saat puasa dinilai sebagai suatu amal saleh yang pahalanya lebih besar dibandingkan dengan yang dilakukan di luar bulan puasa.

Dari sisi medis, melakukan donor darah saat puasa pun disebut aman dan bahkan tetap dianjurkan. Manfaat donor darah juga masih mungkin Anda dapatkan.

Hanya saja, donor darah ini sebaiknya tidak dilakukan pada siang atau sore hari selama jam-jam puasa dilakukan.

Pasalnya, ada peningkatan risiko efek samping donor darah pada pendonor karena kurangnya hidrasi dan asupan makanan saat memasuki tengah hari berpuasa.

Apa risiko yang bisa terjadi jika melakukan donor saat berpuasa?

hepatitis boleh donor darah

Seseorang yang melakukan donor darah pada siang atau sore hari saat berpuasa lebih berisiko mengalami tekanan darah rendah yang menyebabkan efek samping berikut ini.

  • Pusing.
  • Sakit kepala.
  • Kelelahan.
  • Mual.
  • Pingsan atau kehilangan kesadaran.

Efek samping ini bisa terjadi karena tubuh kekurangan zat besi dan air akibat berkurangnya sel darah merah secara tiba-tiba.

Jika efek samping ini terjadi, Anda mungkin perlu membatalkan puasa serta makan dan minum setelah donor selesai dilakukan.

Efek samping yang sama juga lebih mungkin terjadi bila Anda memiliki kondisi medis tertentu yang melemahkan tubuh Anda.

Pada orang dengan kondisi ini, donor darah tidak boleh dilakukan, baik saat sedang puasa maupun tidak. Oleh karena itu, tubuh yang sehat adalah salah satu syarat pendonor darah yang harus dipenuhi.

Tips melakukan donor darah pada bulan puasa

Agar ibadah tetap lancar dan aman untuk kesehatan Anda, Anda harus memperhatikan beberapa hal sebelum menjalani donor darah saat puasa.

Berikut ini adalah tips melakukan donor darah pada bulan puasa atau Ramadan yang perlu Anda perhatikan.

1. Pilih waktu yang tepat

donor darah saat haid

Hal utama yang perlu Anda perhatikan saat akan mendonorkan darahnya, yaitu memilih waktu donor yang tepat.

Ketimbang siang atau sore hari, sebaiknya pilih waktu pagi hari setelah sahur atau malam hari setelah Anda berbuka puasa atau melaksanakan salat tarawih.

Pada waktu ini, cadangan air dan makanan di tubuh Anda masih memadai. Tubuh Anda pun masih lebih fit saat pagi hari karena belum melakukan aktivitas apa pun.

Lagi pula, Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) buka 24 jam, sehingga Anda dapat mendonorkan darah kapan saja.

2. Pastikan tubuh Anda terhidrasi

Sebelum melakukan donor darah saat puasa, pastikan tubuh Anda memang sedang dalam kondisi terhidrasi dengan baik.

Untuk memastikannya, Anda perlu minum banyak air putih sebelum memulai donor darah.

Itulah mengapa donor darah pada bulan puasa dianjurkan setelah sahur atau berbuka puasa ketika tubuh baru mendapat asupan cairan.

Selain mencegah risiko efek samping dan membantu staf medis menemukan pembuluh darah Anda, memenuhi kebutuhan cairan sebelum donor darah dapat membantu mempersingkat waktu donasi yang sebenarnya.

Tahukah Anda?

Sekitar 85% komponen darah manusia terdiri dari air. Jadi, perbanyak minum air putih sebelum donor darah dapat membantu mempermudah prosesnya serta mengurangi risiko efek samping akibat kehilangan darah.

3. Tidur yang cukup

Pastikan pula Anda sudah cukup tidur pada malam hari sebelum donor darah dilakukan. Tidur yang cukup dapat membuat tubuh Anda lebih fit.

Sebaliknya, kurang tidur bisa membuat Anda kekurangan energi alias lemas dan memengaruhi suasana hati Anda.

Orang dewasa setidaknya harus tidur selama 7 jam untuk menjaga tubuh tetap sehat, termasuk sebelum melakukan donor darah saat puasa.

4. Konsumsi makanan bergizi

setelah donor darah

Jangan lewatkan makan sahur saat Anda berencana donor darah ketika puasa. Pastikan pula makanan sahur yang Anda konsumsi sehat bergizi.

Pilihlah asupan kaya akan zat besi yang bisa menjadi makanan penambah darah Anda. Sebagai contoh, daging merah, ikan, daging unggas, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau.

Konsumsi pula makanan kayak zat besi ini pada menu berbuka puasa Anda jika berencana mendonorkan darah pada malam hari setelah berbuka puasa atau salat tarawih.

Mengonsumsi makanan bergizi sebelum donor darah dapat membantu menoleransi donor dengan baik.

5. Hindari melakukan olahraga berat

Olahraga sebelum melakukan donor darah boleh saja dilakukan. Namun, sebaiknya Anda hanya melakukan olahraga yang ringan, seperti jalan kaki.

Hindari olahraga yang berat, seperti angkat beban, sebelum, saat, dan setelah hari donor dilakukan.

Meski berolahraga sekalipun, pastikan pula tubuh Anda terhidrasi dengan baik begitu donor darah akan dilakukan.

Melansir NHS Blood and Transplant, menjaga tubuh dalam keadaan istirahat penting untuk memberinya kesempatan mengisi kembali cairan yang hilang selama donor dilakukan.

Jadi, bagi Anda yang berencana melakukan donor darah saat puasa, perhatikan tips-tips di atas agar tetap aman untuk kesehatan tubuh Anda.

Jika ragu apakah kondisi Anda memungkinkan untuk melakukan donor, konsultasikan kepada dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 16/04/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan