Ditinjau secara medis oleh dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc. · Bedah Vaskular · Tzu Chi Hospital
Sindrom mielodisplasia adalah kelainan yang disebabkan oleh sel darah yang tidak terbentuk sempurna alias disfungsional. Kondisi ini dikenal juga dengan nama myelodysplastic syndrome (MDS) atau praleukemia.
Sindrom mielodisplasia (MDS) terjadi saat sumsum tulang mengalami gangguan. Akibat dari kondisi ini biasanya adalah penurunan jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan platelet (trombosit) dalam tubuh.
Mengutip American Cancer Society, MDS yaitu sekumpulan kondisi yang mengarah pada rendahnya jumlah salah satu atau beberapa jenis sel darah. Myelodysplastic syndrome dianggap sebagai salah satu jenis kanker.
Sindrom mielodisplasia (MDS) merupakan penyakit yang bisa bersifat ringan hingga serius. Kondisinya berbeda-beda pada masing-masing orang, tergantung jenis yang Anda miliki.
MDS adalah kondisi yang langka dan umumnya menyerang lebih banyak pria dibandingkan wanita. Myelodysplastic syndrome dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun, terutama kebanyakan orang berusia 65 tahun atau lebih.
Praleukemia dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Sindrom mielodisplasia jarang menyebabkan tanda-tanda atau gejala pada tahap awal penyakit. Namun, ada beberapa gejala MDS yang mungkin terjadi, yaitu:
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Segera kunjungi dokter jika Anda khawatir tentang kondisi kesehatan Anda. Jangan tunda menghubungi dokter bila mengalami gejala-gejala berikut ini:
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.
Sindrom mielodisplasia terjadi akibat produksi sel darah terganggu dan tak terkendali. Para penderitanya memiliki sel darah yang belum matang dan cacat. Akibatnya, sel darah akan segera mati dalam sumsum tulang atau sesaat setelah memasuki aliran darah.
Lama-kelamaan, hal ini membuat jumlah sel darah yang belum matang dan cacat berjumlah lebih banyak dibandingkan yang sehat. Kondisi ini menyebabkan masalah kesehatan, seperti anemia, infeksi, dan perdarahan berlebih.
Dokter menggolongkan MDS menjadi dua kategori berdasarkan penyebabnya, yaitu:
Kondisi ini disebut de novo myelodysplastic syndrome, yaitu ketika dokter tidak mengetahui penyebabnya. Kondisi ini biasanya lebih mudah diatasi dibandingkan dengan MDS yang penyebabnya diketahui.
Sindrom mielodisplasia bisa terjadi sebagai respons terhadap perawatan kanker seperti kemoterapi dan radiasi, atau paparan zat kimia. Kondisi ini disebut MDS sekunder dan seringnya lebih sulit ditangani.
Terdapat beberapa faktor yang bisa membuat seseorang berisiko lebih tinggi mengalami kondisi ini. Beberapa faktor risiko penyebab MDS adalah:
Untuk mengetahui apakah Anda memiliki sindrom mielodisplasia (praleukemia), dokter akan menanyakan tentang gejala atau riwayat penyakit lain.
Langkah-langkah lain yang mungkin dilakukan dokter untuk mendiagnosis MDS adalah:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Selain transplantasi stem cell (cangkok sel punca), tidak ada obat yang terbukti ampuh untuk mengatasi sindrom mielodisplasia.
Sejauh ini, perawatan sel punca masih menjadi satu-satunya cara menyembuhkan MDS. Pada prosedur ini, dokter akan melakukan rangkaian kemoterapi atau sesi radiasi untuk menghancurkan sel pada sumsum tulang.
Nantinya, Anda akan mendapatkan sel punca dari pendonor. Sel punca bisa diambil dari sumsum tulang atau darah. Sel-sel itu kemudian mulai membentuk sel darah baru pada tubuh.
Selain transplantasi sumsum tulang, ada beberapa pilihan perawatan yang bisa digunakan untuk mengatasi gejala, mencegah komplikasi, serta membantu meningkatkan kualitas hidup Anda.
Beberapa pilihan pengobatan untuk MDS adalah:
Anda juga mungkin akan memerlukan perawatan intensitas tinggi. Perawatan MDS intensitas tinggi ini adalah kemoterapi kombinasi. Pada prosedur ini, Anda mungkin mendapatkan beberapa tipe kemoterapi.
Dikutip dari Mayo Clinic, berikut adalah kebiasaan sehari-hari yang perlu Anda lakukan jika mengidap MDS:
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc.
Bedah Vaskular · Tzu Chi Hospital
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar