Bayi terlilit tali pusar merupakan salah satu komplikasi persalinan yang kerap terjadi. Kondisi ini tidak boleh disepelekan karena dalam beberapa kasus lilitan tali pusar ini bisa mencekik bayi. Untuk lebih memahaminya, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Apa itu janin terlilit tali pusar?
Tali pusar atau tali pusat (umbilical cord) berfungsi untuk mengantarkan nutrisi dan oksigen dari tubuh ibu ke janin. Keduanya penting agar janin bisa berkembang.
Adanya lilitan tali pusar tentunya dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin karena aliran nutrisi dan oksigen akan terhambat.
Tidak hanya pada leher, tali pusar juga dapat melilit anggota tubuh janin yang lain. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, misalnya saat kehamilan atau selama persalinan berlangsung.
Jika janin terlilit tali pusar saat masih berada di dalam kandungan, ini mungkin tidak jadi masalah karena tali pusar mengapung dalam air ketuban.
Namun, tidak demikian bila bayi terlilit pusar saat dilahirkan. Tali pusar bisa melilit leher bayi sehingga ia tidak mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen yang cukup.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Tanda dan gejala janin terlilit tali pusar
Lilitan tali pusar sulit dideteksi secara mandiri. Kebanyakan kasus baru diketahui begitu dokter melihatnya melalui USG (ultrasound) saat pemeriksaan kehamilan.
Pada beberapa kasus, Anda mungkin bisa memperhatikan tanda dan gejala seperti berikut ini.
- Janin bergerak lebih sedikit dari biasanya, padahal seharusnya janin bergerak minimal lima kali setiap 30 menit.
- Janin banyak bergerak dalam beberapa waktu untuk melepaskan lilitan tali pusar.
- Denyut jantung janin turun terlalu rendah selama proses persalinan.
Pemeriksaan kehamilan rutin membantu mengantisipasi masalah janin terlilit tali pusar. Kemudian, dokter akan menentukan metode persalinan yang tepat untuk Anda.
Selama lilitan tali pusar tidak terlalu kuat, Anda masih bisa melahirkan secara normal. Jika lilitan berisiko membahayakan bayi, dokter mungkin akan menyarankan operasi caesar.
Penyebab bayi terlilit tali pusar
Beberapa kondisi yang dapat membuat bayi terlilit tali pusar dalam kandungan adalah sebagai berikut.
1. Lapisan jeli tali pusar tidak memadai
Tali pusar dilindungi oleh lapisan jeli yang disebut Wharton’s jelly. Lapisan ini berfungsi supaya penghubung antara janin dan plasenta ini tidak gampang terlilit.
Sayangnya, beberapa orang tidak memiliki lapisan jeli yang cukup pada tali pusarnya sebagai pelindung.
Kondisi inilah yang meningkatkan kemungkinan janin terlilit tali pusar, terutama bila tubuhnya aktif bergerak selama berada di dalam kandungan.
2. Tali pusar terlalu panjang
Normalnya, panjang tali pusar janin berkisar antara 50–60 sentimeter (cm). Akan tetapi, ada juga beberapa janin yang memiliki tali pusar lebih panjang hingga 80 cm.
Tali pusar yang terlalu panjang ini berisiko melilit bayi. Tidak hanya satu lilitan, kondisi ini bahkan bisa menimbulkan banyak lilitan pada tubuh janin.
3. Memiliki bayi kembar
Penyebab lain dari masalah bayi terlilit tali pusar yakni adanya lebih dari satu tali pusat di dalam rahim. Hal ini umumnya terjadi bila Anda mengalami kehamilan kembar.
Saat melahirkan bayi kembar dua atau lebih, Anda mungkin mendapati masing-masing bayi memiliki tali pusar yang berbeda. Tali pusar tersebut mungkin kusut dan membelit bayi.
4. Struktur tali pusar yang lemah atau buruk
Tali pusat yang sehat bersifat elastis atau bisa berubah ukuran sehingga tidak membahayakan bayi saat mereka sedang aktif bergerak.
Namun, bila strukturnya lemah atau buruk, tali pusar kemungkinan jadi kurang elastis sehingga bisa melilit bayi dengan sangat kuat.
Komplikasi janin terlilit tali pusar
Janin terlilit tali pusar tidak selalu berakibat buruk. Ini tergantung dari kondisi tali pusar, meliputi seberapa banyak dan kuat lilitan tersebut pada tubuh janin.
Kadang kala, lilitan bisa sangat longgar sehingga bisa dengan mudah terlepas kapan saja. Sementara dalam kasus lainnya, lilitan tali pusar bisa sangat kencang.
Lilitan yang kencang bisa berakibat buruk karena membuat bayi tercekik. Kondisi ini bahkan bisa melemahkan denyut jantung bayi selama proses persalinan berlangsung.
Melemahnya detak jantung bayi ini terjadi akibat berkurangnya aliran darah serta kadar oksigen yang diperoleh bayi karena tali pusarnya terlilit selama kontraksi.
Sebuah laporan dalam jurnal Baylor University Medical Center Proceedings (2014) melaporkan hanya satu kasus kematian bayi karena komplikasi ini.
Kematian janin akibat terlilit tali pusar terbilang sangat langka. Kondisi ini biasanya terjadi pada trimester pertama dan kedua kehamilan.
Diagnosis bayi terlilit tali pusar
Kondisi ini biasanya terdeteksi melalui pemeriksaan USG. Saat melakukan pemeriksaan, dokter akan melihat ada-tidaknya lilitan tali pusar pada tubuh atau kepala janin.
Ada dua jenis USG yang bisa dipilih selama kehamilan, yakni USG transvaginal dan abdominal.
- USG transvaginal: pemindaian kandungan dengan menggunakan alat transducer yang digerakkan pada bagian atas perut.
- USG abdominal: pemindaian kandungan dan organ reproduksi dengan memasukkan probe stick ke dalam vagina.
USG transvaginal tidak bisa dilakukan kapan pun seperti USG abdominal. Prosedur ini hanya bisa dilakukan pada awal trimester atau sebelum usia kehamilan genap 8 minggu.
Apabila hasil USG menunjukkan bahwa janin terlilit tali pusar pada awal kehamilan, sebaiknya jangan panik.
Kondisi ini sering kali bisa segera membaik dan tali pusat terlepas dengan sendirinya sebelum memasuki periode melahirkan.
Namun, apabila lilitan ditemukan mendekati atau selama persalinan, dokter atau tim medis akan melakukan pemantauan untuk menentukan metode persalinan yang tepat.
Anda mungkin masih dapat melahirkan normal, tetapi bisa saja diharuskan untuk melahirkan melalui operasi caesar demi keselamatan bayi.