Agar proses melahirkan lebih cepat, biasanya dokter menyarankan ibu melakukan induksi persalinan, salah satu jenisnya adalah Foley bulb induction. Induksi adalah proses untuk merangsang kontraksi otot rahim agar ibu bisa melahirkan secara spontan atau pervaginam (lewat vagina). Seperti apa prosedur foley bulb induction dalam proses persalinan? Berikut ulasan lengkapnya.
Apa itu Foley bulb induction?
Mengutip dari Cleveland Clinic, Foley bulb induction adalah jenis induksi persalinan dengan memasukkan selang (kateter Foley) ke dalam serviks (leher rahim).
Tujuan dari pemasangan kateter Foley adalah merangsang kontraksi dan pembukaan agar janin bisa keluar.
Setelah selang kateter Foley terpasang, dokter akan mengisi balon dengan larutan garam. Balon tersebut memberi tekanan pada serviks sehingga membuatnya melebar.
Setelah serviks terbuka, balon akan jatuh dan kontraksi dimulai. Tidak lama dari kontraksi ini, proses persalinan akan berlangsung.
Prosedur Foley bulb induction termasuk cara aman untuk mempercepat proses persalinan.
Hal ini karena metode Foley tidak memakai obat oral atau suntik yang sering ibu hamil khawatirkan.
Selain itu, tindakan induksi Foley bisa digunakan untuk ibu hamil yang pernah menjalani operasi caesar tetapi ingin melahirkan normal (VBAC).
Pasalnya, dokter tidak menyarankan ibu yang pernah melahirkan caesar minum obat untuk menginduksi persalinan karena bisa memicu komplikasi.
Kondisi yang membuat ibu perlu tindakan Foley bulb induction
Tidak semua ibu bisa mendapatkan prosedur induksi Foley. Dokter hanya menyarankan tindakan ini pada ibu hamil dengan kondisi berikut:
- cairan ketuban yang berlebih (polihidramnion),
- ibu dengan hipertensi kehamilan,
- usia kehamilan lebih dari 37 minggu,
- usia ibu lebih dari 18 tahun,
- dinding ketuban belum pecah atau merembes, dan
- tidak mengandung bayi kembar.
Sebelum melakukan tindakan induksi Foley, dokter dan perawat akan memastikan ibu memiliki poin-poin di atas.
Proses melakukan Foley bulb induction
Secara umum, prosedur induksi dengan teknik Foley ada beberapa tahapan yang akan ibu lalui, berikut penjelasannya.
- Perawat memantau pergerakan dan detak jantung janin selama 20 menit.
- Dokter dan perawat akan membantu ibu berbaring dengan kaki terbuka, menekuk lutut, dan mengangkat tungkai.
- Perawat membersihkan vulva dengan cairan pembersih.
- Dokter akan memasukkan kateter Foley ke dalam serviks tetapi tetap di luar dinding ketuban.
- Setelah kateter masuk, perawat atau dokter akan mengisi balon dengan air sekitar 30-80 ml selama 12-24 jam.
- Jika kontraksi tidak kunjung terjadi, dokter mungkin menyarankan operasi caesar.
Selain dari takaran tersebut, pengisian air bisa lebih banyak untuk memicu pembukaan leher rahim. Biasanya, kateter akan perawat lepas setelah pembukaan ketiga.
Proses persalinan berlangsung saat pembukaan serviks sudah mencapai 10 sentimeter (cm) beserta kontraksi rahim.
Apa kekurangan prosedur Foley bulb induction?
Meski prosedur ini tidak menimbulkan risiko, tetap ada kekurangan yang akan ibu rasakan.
Ada dua kekurangan dari tindakan Foley bulb induction yang biasanya dialami ibu, yakni sebagai berikut.
1. Rasa tidak nyaman
Sebagian ibu merasa tidak nyaman ketika balon masuk ke dalam serviks dan perawat mulai memompa.
Hal ini karena rahim sudah penuh berisi bayi dan ibu harus merasakan sensasi sesak ketika balon mulai membesar.
Ibu juga bisa merasa sakit saat balon masuk ke dalam serviks. Namun, rasa ini akan teratasi saat dokter memberikan nitrous oksida, yakni gas tawa yang membuat ibu rileks.
2. Terkadang induksi tidak berhasil
Ada kondisi yang membuat Foley bulb induction tidak berhasil, misalnya serviks atau rahim yang terlalu kuat dan tebal.
Mungkin ibu akan merasa kecewa ketika mengetahui prosedur ini tidak berhasil memicu kontraksi.
Akan tetapi, dokter atau bidan mungkin menyarankan induksi jenis lain. Jadi, tidak masalah untuk mengambil saran tersebut.
Sisi positifnya, ibu akan lebih cepat bertemu dengan si kecil dan menyelesaikan proses persalinan yang melelahkan.
Adakah komplikasi yang mungkin terjadi karena prosedur ini?
Pada dasarnya, Foley bulb induction termasuk prosedur yang tidak berbahaya bagi ibu jelang persalinan.
Berdasarkan penelitian dari BJOG: An International Journal Of Obstetrics & Gynaecology, tetap ada risiko komplikasi yang sangat jarang terjadi.
Beberapa risiko komplikasi yang sangat jarang terjadi dari tindakan induksi Foley yaitu:
- posisi bayi berubah dari kepala di bawah ke posisi sungsang (1,3%),
- ibu mengalami demam (3%),
- detak jantung janin tidak teratur (2%),
- rasa sakit saat perawat melepas kateter (1,7%), dan
- perdarahan vagina (1,8%)
American Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan bahwa teknik ini hanya bisa ibu lakukan di rumah sakit dengan bantuan tenaga dan fasilitas medis yang memadai.
[embed-health-tool-due-date]