Merupakan hal yang wajar jika setelah beberapa waktu pasang KB, Anda dan pasangan ingin kembali memiliki keturunan. Sebagai upaya pertama, tentu Anda perlu lepas KB, tetapi apakah tindakan tersebut bisa langsung menyebabkan Anda hamil?
Kesempatan seseorang untuk langsung hamil setelah lepas KB tentu saja berbeda-beda. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya jenis KB yang digunakan.
Apakah Anda bisa langsung hamil setelah lepas KB?
Berbeda dengan kondom, penggunaan KB sebagai alat kontrasepsi dapat menunda kehamilan dengan cara memengaruhi sistem hormon.
Inilah alasan mengapa dibutuhkan beberapa waktu untuk mengembalikan masa subur setelah pasang KB.
Selain itu, program Keluarga Berencana (KB) sendiri terdiri dari beberapa metode, mulai dari pil, suntik, hingga IUD. Setiap metode tentu memiliki cara kerjanya tersendiri.
Maka dari itu, Anda perlu mengetahui informasi lengkap mengenai metode KB yang Anda gunakan, termasuk apakah Anda bisa langsung hamil setelah lepas KB.
Berikut adalah penjelasan mengenai hal tersebut.
1. Pil KB
Salah satu alat kontrasepsi yang banyak digunakan adalah pil KB. Di Indonesia, terdapat dua jenis pil KB, yaitu pil yang hanya mengandung progestin (progesteron buatan) dan pil kombinasi (estrogen dan progestin).
Melansir dari laman Penn Medicine Lancaster General Health, waktu yang dibutuhkan tubuh untuk kembali ovulasi normal setelah lepas pil progestin terbilang lebih singkat dibandingkan pil kombinasi.
Hal tersebut bisa terjadi karena pil progestin tidak benar-benar mencegah ovulasi seperti pil kombinasi.
Ovulasi sendiri merupakan proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari ovarium untuk dibuahi.
Jika pil progestin hanya membutuhkan beberapa minggu bahkan hari untuk mengembalikan kinerja hormon kesuburan, pil kombinasi bisa memakan waktu selama 1–3 bulan.
2. KB spiral/intrauterine device (IUD)
IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik dan berbentuk menyerupai huruf T.
Berbeda dengan pil yang harus diminum secara rutin, IUD perlu ditanamkan dalam rahim. Alat ini bisa digunakan selama 3–12 tahun.
Terdapat dua jenis IUD yang bisa Anda pilih, yakni IUD non-hormonal dan IUD hormonal dengan progesteron.
Karena IUD hormonal mencegah kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi, waktu yang dibutuhkan untuk langsung hamil setelah lepas terbilang lebih lama dibandingkan IUD non-hormonal.
IUD non-hormonal mencegah kehamilan dengan cara menghalangi masuknya sel sperma ke tuba falopi tanpa memengaruhi proses ovulasi.
Dengan begitu, Anda memiliki peluang langsung hamil setelah berhenti KB IUD non-hormonal. Namun, Anda tetap harus menemukan waktu yang tepat untuk berhubungan intim.
Tahukah Anda?
3. KB suntik
Dibandingkan pengguna jenis KB lainnya, pengguna KB suntik membutuhkan waktu paling lama untuk langsung hamil setelah lepas KB.
Situs Univesity of Utah Health menyebutkan bahwa tubuh Anda setidaknya membutuhkan waktu selama 10 bulan untuk bisa kembali berovulasi normal setelah mendapatkan suntikan KB terakhir.
Di Indonesia, tersedia dua jenis KB suntik yang bisa dipilih, yakni KB suntik Cyclofem dan Mesigyna yang perlu disuntikkan satu bulan sekali dan KB suntik Depo-Provera yang perlu disuntikkan 3 bulan sekali.
Kedua jenis KB suntik tersebut berisi hormon progestin sehingga akan mencegah kehamilan dengan cara menghalangi ovulasi.
Namun, Anda perlu mengikuti jadwal suntik secara rutin untuk memperkecil risiko hamil saat menjalani KB suntik.
Waktu hamil yang dibutuhkan setelah lepas KB biasanya tidak sampai satu tahun kecuali Anda memiliki masalah kesuburan.
Jika Anda masih tidak kunjung hamil setelah satu tahun lepas KB suntik, sebaiknya konsultasikan rencana kehamilan Anda dengan dokter.