backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

9 Jenis Pemeriksaan Darah yang Perlu Ibu Hamil Lakukan

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 06/09/2023

9 Jenis Pemeriksaan Darah yang Perlu Ibu Hamil Lakukan

Selama masa kehamilan, dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk melakukan tes darah. Apa pentingnya tes darah selama masa kehamilan? Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui manfaat dan jenis pemeriksaan yang bisa Anda lakukan.

Mengapa Anda harus cek darah saat hamil?

Tes darah merupakan salah satu bagian dari pemeriksaan laboratorium atau cek lab yang penting untuk Anda dapatkan selama masa kehamilan.

Pemeriksaan melalui sampel darah ini membantu dokter memantau kondisi yang bisa membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin, seperti gula darah tinggi, anemia, dan infeksi.

Prosedur ini juga membantu mengungkap risiko komplikasi kehamilan pada janin, seperti kelahiran prematur hingga cacat lahir yang disebabkan kelainan genetik tertentu.

Dengan informasi tersebut, dokter dapat merencanakan langkah pencegahan atau perawatan yang sesuai untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi yang akan lahir.

Jenis-jenis tes darah selama masa kehamilan

Berikut ini adalah beberapa jenis tes darah kehamilan yang perlu Anda ketahui manfaatnya.

1. Tes hCG

tes darah untuk ibu hamil

Kehadiran hormon hCG atau human chorionic gonadotropin dalam darah bisa digunakan untuk mendeteksi tanda kehamilan. Kadar hCG akan mulai meningkat 10 hari setelah pembuahan.

Selain untuk memastikan Anda hamil atau tidak, pemeriksaan hCG juga bisa membantu dokter memperkirakan usia kehamilan secara lebih akurat.

Kadar hCG yang abnormal juga membantu dokter mendiagnosis kehamilan ektopik, kehamilan molar (hamil anggur), hingga menilai risiko Sindrom Down pada bayi Anda.

2. Tes darah lengkap

Pemeriksaan darah lengkap atau complete blood count (CBC) bertujuan memeriksa setiap sel dalam darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, hemoglobin, dan trombosit.

Perubahan pada salah satu komponen darah di atas dapat menandakan gangguan saat hamil.

Misalnya, saat kadar hemoglobin (Hb) dalam darah terlalu rendah, itu artinya Anda mengalami anemia. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran prematur.

Sementara itu, bila cek darah kehamilan menunjukkan kadar sel darah putih (leukosit) yang terlalu tinggi, hal ini bisa menandakan infeksi pada ibu hamil.

3. Tes golongan darah dan faktor rhesus (Rh)

Pemeriksaan darah untuk ibu hamil ini bertujuan untuk mengetahui golongan darah (A, B, AB, atau O) dan faktor rhesus (positif atau negatif). Tes ini sebaiknya dilakukan sejak awal kehamilan.

Selain untuk mempermudah transfusi darah yang mungkin diperlukan selama persalinan, hal ini juga membantu mencegah suatu kondisi yang disebut inkompatibilitas rhesus.

Inkompatibilitas rhesus terjadi bila faktor rhesus (Rh) antara ibu hamil dan janin berbeda. Sebagai contoh, Anda memiliki Rh-, sedangkan janin Anda memiliki Rh+.

Tubuh Anda akan memproduksi antibodi pada darah bayi yang berbeda rhesus. Ketika antibodi masuk ke dalam tubuh janin, ini dapat merusak sel darah dan menyebabkan anemia pada janin.

Jenis rhesus yang umum pada orang Indonesia

Penelitian dalam jurnal BMC Women’s Health (2021) menyebutkan kelompok orang Asia yang memiliki rhesus negatif jumlahnya sangat rendah, yakni 0,2–1% saja. Orang Indonesia cenderung didominasi oleh orang-orang dengan rhesus positif.

4. Tes gula darah

tes gula darah

Hormon kehamilan bisa mengganggu kadar gula darah normal dalam tubuh. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami diabetes gestasional.

Jenis diabetes ini diperkirakan memengaruhi 2–5% wanita hamil. Jika tidak ditangani dengan tepat, diabetes gestasional bisa memicu keguguran dan kelahiran prematur.

Tes gula darah biasanya dilakukan pada trimester kedua. Tes dapat dilakukan lebih awal bila Anda mengalami kegemukan atau memiliki riwayat diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya.

5. Tes TORCH

Screening atau pemeriksaan TORCH bertujuan untuk mendeteksi beberapa penyakit infeksi berbahaya.

Tes darah ini dilakukan dengan memeriksa dua jenis imunoglobulin pada ibu hamil, yaitu IgM yang muncul saat Anda pertama kali terinfeksi dan IgG yang muncul setelah Anda terinfeksi sebelumnya.

Jenis infeksi yang termasuk di dalam panel TORCH yakni toksoplasmosis, rubela, cytomegalovirus, herpes simplex virus (HSV), dan sifilis.

Janin yang tertular infeksi dari tubuh ibu dapat mengalami lahir prematur, lahir mati (stillbirth), dan masalah kesehatan lainnya dalam jangka panjang.

6. Tes HIV

Salah satu metode yang dilakukan untuk mendeteksi HIV pada ibu hamil ialah tes VCT

VCT atau voluntary counseling and testing merupakan pemeriksaan sukarela untuk mengetahui apakah Anda positif atau negatif terinfeksi HIV (human immunodeficiency virus).

Serangkaian tes dan konseling ini membantu mengurangi penularan HIV dari ibu hamil ke anak

Jika Anda positif HIV, dokter akan memberikan terapi obat antiretroviral dan menyarankan Anda melahirkan dengan operasi caesar untuk menurunkan risiko penularan.

7. Tes hepatitis B

Infeksi virus hepatitis B (HBV) bisa menyebabkan kerusakan hati. Penularan penyakit ini paling sering terjadi secara vertikal dari ibu ke bayi, baik selama kehamilan atau persalinan.

Oleh sebab itu, salah satu cek darah yang direkomendasikan selama kehamilan ialah tes hepatitis B.

Pemeriksaan ini akan mengukur beberapa penanda infeksi HBV di dalam darah, seperti antigen dan antibodi spesifik dari virus tersebut.

Apabila hasil pemeriksaan positif, ibu hamil perlu segera mendapatkan pengobatan. Imunisasi hepatitis B juga perlu diberikan setelah bayi lahir dan sebelum berusia 24 jam.

8. Tes VDRL

Proses pengambilan sampel tes darah

Tes VDRL atau venereal disease research laboratory bertujuan untuk mengukur antibodi dalam darah setelah tubuh terinfeksi bakteri penyebab sifilis, yakni Treponema pallidum.

Ibu hamil bisa terinfeksi bakteri sifilis akibat perilaku seksual yang berisiko. Infeksi bisa menular ke tubuh janin dan menyebabkan kondisi fatal yang disebut sifilis kongenital.

Sifilis kongenital berisiko menyerang organ vital pada tubuh janin. Kondisi ini juga meningkatkan peluang keguguran, kelahiran prematur, dan bayi lahir mati.

9. Tes NIPT

NIPT atau non-invasive prenatal test adalah tes darah selama masa kehamilan yang bertujuan untuk memastikan kelengkapan kromosom pada janin.

Pemeriksaan ini membantu memberikan informasi terkait kelainan genetik pada janin, meliputi sindrom Down, sindrom Klinefelter, dan hiperplasia adrenal kongenital.

Sebagian ibu hamil juga melakukan tes darah ini guna mengetahui jenis kelamin bayi. Bahkan, tes NIPT bisa Anda lakukan lebih awal, yakni mulai usia kehamilan 7 minggu.

Itulah berbagai cek darah yang dapat dilakukan selama kehamilan. Dokter mungkin hanya akan menyarankan beberapa pemeriksaan jika Anda berisiko tinggi terhadap penyakit atau kondisi tertentu.

Kesimpulan

  • Tes darah selama kehamilan penting untuk memantau kesehatan ibu dan janin.
  • Beragam tes darah untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan hCG, tes darah lengkap, cek gula darah, skrining TORCH, dan tes NIPT.
  • Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui tes mana saja yang harus Anda lakukan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 06/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan