backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Minum Air Hangat Saat Hamil, Aman atau Tidak?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 08/02/2023

    Minum Air Hangat Saat Hamil, Aman atau Tidak?

    Mencukupi kebutuhan cairan merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan selama kehamilan. Namun, beberapa ibu hamil mungkin ragu saat akan minum air hangat karena suhu tinggi yang dikhawatirkan berdampak pada kesehatan janin.

    Lantas, apakah sebenarnya air hanget boleh diminum selama kehamilan?

    Bolehkah ibu hamil minum air hangat?

    Pada dasarnya, fungsi air hangat sama dengan air minum biasa. Jadi, ibu hamil boleh-boleh saja minum air hangat.

    Meski begitu, ibu hamil perlu memastikan bahwa air yang diminumnya tidak terlalu panas supaya tidak membuat lidah terbakar dan memunculkan rasa tidak nyaman.

    Jika ibu hamil minum air hangat dari hasil rebusan air mendidih, tunggu sebentar sampai suhunya sedikit menurun.

    Lalu, ambil sedikit air untuk diraba sehingga ibu bisa merasakan apakah air tersebut sudah cukup aman untuk diminum.

    Manfaat air hangat untuk ibu hamil

    bolehkah ibu hamil minum air hangat

    Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan selama kehamilan, air hangat juga membawa berbagai manfaat untuk ibu hamil seperti berikut.

    1. Menjaga saluran pernapasan

    Selain makanan, satu lagi yang perlu dipilih secara selektif selama kehamilan yaitu obat-obatan. Dokter biasanya akan meminta ibu hamil untuk tidak minum jenis obat tertentu.

    Artinya, ibu hamil sebaiknya juga menghindari penyakit yang umum terjadi, seperti batuk dan pilek.

    Meski terbilang tidak membahayakan, keduanya mungkin membuat tubuh semakin terasa tidak nyaman selama kehamilan.

    Untungnya, batuk dan pilek ringan bisa diredakan tanpa obat. Salah satu cara mengatasi gejala pilek saat hamil yaitu dengan minum air hangat.

    Jika ibu hamil mulai merasakan adanya tumpukan dahak pada tenggorokan atau ingus yang menyumbat hidung, segeralah minum air hangat.

    Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Rhinology, air hangat dapat menjadi solusi cepat dan tahan lama untuk masalah sakit tenggorokan, pilek, dan kelelahan.

    2. Mencegah sembelit

    Salah satu masalah yang kerap menimpa ibu hamil yaitu sembelit. Jika dibiarkan, sembelit saat hamil bisa menimbulkan permasalahan lain pada saluran pencernaan.

    Dikutip dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal International Scholars Conference, air hangat terbukti dapat merangsang gerakan peristaltik dan melancarkan kotoran keluar dari usus besar.

    Jika ibu hamil belum terbiasa minum dengan air hangat, mulailah dengan meminumnya pada pagi hari sebelum sarapan.

    3. Membantu mengatasi morning sickness

    Morning sickness merupakan salah satu masalah yang paling sering dirasakan ibu hamil. Kondisi ini ditandai dengan rasa mual, muntah, dan pusing.

    Selain karena pengaruh perubahan hormon, morning sickness juga bisa terjadi saat tubuh kekurangan cairan.

    Nah, ibu hamil dapat mencegah morning sickness dengan minum lebih banyak air hangat.

    4. Membantu mengeluarkan racun dalam tubuh

    ibu hamil minum air hangat

    Minum air hangat saat hamil dapat melancarkan pencernaan. Dengan begitu, racun-racun di dalam tubuh bisa ikut terbuang lebih mudah bersama kotoran.

    Selain itu, memiliki sistem pencernaan yang baik juga dapat memudahkan ibu hamil menyerap zat gizi dari makanan.

    Asupan gizi yang memadai selama kehamilan sangatlah penting agar perkembangan janin tetap terjaga.

    5. Menjaga tubuh tetap terhidrasi

    Sama halnya dengan minum air dingin, air hangat juga akan menjaga tubuh tetap terhidrasi. Ibu hamil membutuhkan setidaknya 1,8–2 liter air setiap harinya.

    Kebutuhan cairan yang terpenuhi akan mencegah berbagai permasalahan saat hamil. Inilah mengapa asupan air putih saat hamil sangat penting.

    Dengan memenuhi kebutuhan tersebut, organ tubuh ibu hamil dapat bekerja lebih baik sehingga meminimalkan efek yang terjadi akibat perubahan hormon kehamilan.

    6. Membantu menurunkan berat badan

    Apabila Anda mengalami kenaikan berat badan saat hamil yang cukup signifikan, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk diet.

    Selain menyesuaikan dengan asupan makanan dan aktivitas harian, ibu hamil yang diet biasanya juga disarankan untuk minum lebih banyak air putih.

    Tidak perlu terlalu panas, cukup pastikan suhu air minum Anda telah mencapai 37ºC. Meski masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut, air dengan suhu ini diyakini bisa membantu proses diet.

    7. Membantu meredakan kram

    Seiring dengan semakin membesarnya perut ibu hamil, tekanan pada otot, sendi, dan pembuluh darah pun akan semakin kuat. Kondisi ini sering kali menyebabkan kram perut saat hamil.

    Nah, Anda bisa minum air hangat untuk mengatasinya. Suhu air akan membantu meredakan ketegangan pada otot sehingga kram bisa secara perlahan tertatasi.

    Tidak hanya diminum, berendam dalam air hangat juga bisa meredakan kram karena janin yang semakin membesar.

    8. Minum air hangat saat hamil dapat menenangkan pikiran

    rubella pada ibu hamil

    Tidak sekedar memberikan manfaat secara fisik, minum air hangat juga membawa manfaat untuk kesehatan mental ibu hamil.

    Pasalnya, bagi beberapa orang, minum air hangat akan membuat pikiran terasa lebih tenang.

    Dengan pikiran yang tenang, ibu hamil bisa terhindar dari stres karena memikirkan berbagai hal, terutama kesehatan janin.

    Ini merupakan hal yang penting, sebab stres saat hamil bisa membawa masalah pada janin.

    Air hangat untuk ibu hamil

    • Aman untuk diminum selama sumber air bersih dan suhunya tidak terlalu panas.
    • Membawa berbagai manfaat, seperti menjaga saluran pernapasan, melancaran sistem pencernaan, hingga menenangkan pikiran.
    • Tidak hanya untuk diminum, ibu hamil juga boleh berendam dengan air hangat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 08/02/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan