Vagina gatal saat hamil biasanya disebabkan oleh perubahan hormon dan peningkatan produksi lendir pada vagina. Namun, hal ini terkadang bisa menandakan masalah kesehatan yang tidak boleh Ibu abaikan. Tidak perlu panik, yuk, simak apa saja penyebab Miss V gatal saat hamil dan cara mengatasinya dalam informasi berikut ini!
Apa penyebab vagina gatal saat hamil?
Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan area kemaluan gatal saat hamil, mulai dari yang umum sampai yang patut diwaspadai.
1. Kutu kemaluan
Sama seperti kutu pada kepala, kutu kemaluan atau pediculosis pubis juga bisa menimbulkan rasa gatal tak tertahankan. Biasanya kutu kemaluan menyebar melalui hubungan intim.
Segera hubungi dokter jika Anda merasakan gatal pada kemaluan yang tidak kunjung hilang. Dokter mungkin meresepkan sampo khusus untuk membersihkan area kemaluan dari kutu.
Karena kutu bisa bertelur dan menetas kembali, penting untuk memastikan semua kutu dan telurnya benar-benar hilang agar infeksi tidak berulang.
2. Bacterial vaginosis (BV)

Bacterial vaginosis (BV) merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri alami di area vagina.
American Pregnancy Association memperkirakan bahwa sekitar 10–30% ibu hamil mengalami bacterial vaginosis. Gejala utamanya adalah gatal dan bau amis pada Miss V.
Jika dibiarkan, BV bisa bertambah parah sehingga meningkatkan risiko persalinan prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR).
Untuk mencegah hal tersebut, dokter bisa meresepkan antibiotik, seperti metronidazole, clindamycin, atau tinidazole.
3. Infeksi jamur
Vagina gatal saat hamil juga dapat disebabkan oleh infeksi jamur, khususnya jamur Candida albicans. Kondisi ini dipicu oleh ketidakseimbangan jamur alami di area vagina.
Selain gatal pada kemaluan, infeksi jamur pada ibu hamil umumnya disertai dengan keputihan yang lebih banyak dengan tekstur yang lebih kental.
Meski biasanya tidak membahayakan ibu, infeksi jamur bisa menyebar ke bayi saat persalinan sehingga menyebabkan kandidiasis pada bayi baru lahir (kandidiasis neonatal).
Karena itulah, dokter akan mengobati infeksi jamur vagina saat hamil dengan memberikan obat antijamur, baik dalam bentuk krim atau oral.
4. Trikoamnioasis
Salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) yang umum terjadi pada ibu hamil dan menyebabkan gatal pada vagina adalah trikomoniasis.
Selain gatal, trikomoniasis biasanya menimbulkan rasa terbakar saat buang air kecil dan lendir keputihan yang berbau busuk.
Trikomoniasis sebenarnya merupakan jenis IMS yang paling mudah disembuhkan. Meski begitu, kondisi ini bisa meningkatkan risiko persalinan prematur jika dibiarkan.
Maka dari itu, segera kunjungi dokter jika Ibu merasa mengalami gejala trikomoniasis. Trikomoniasis pada ibu hamil bisa diatasi dengan antibiotik metronidazol atau tinidazol.
5. Dermatitis kontak
Meningkatnya sensitivitas pada kulit selama kehamilan membuat ibu hamil lebih rentan mengalami dermatitis kontak.
Ini adalah jenis iritasi yang dipicu oleh kontak dengan bahan-bahan dalam produk tertentu, seperti sabun, lubrikan seks, deterjen pakaian, atau produk kewanitaan.
Dermatitis kontak pada area kelamin umumnya ditandai dengan rasa gatal dan pembengkakan pada vagina saat hamil.
Bicarakan dengan dokter untuk mengatasi dermatitis kontak karena perawatannya perlu disesuaikan dengan jenis zat yang menimbulkan iritasi.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]
Cara mengatasi vagina gatal saat hamil

Cara mengatasi kemaluan gatal saat hamil bisa beragam karena perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Sebagai contoh, gatal akibat infeksi bakteri akan diatasi dengan antibiotik.
Bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai karena ada beberapa obat yang mungkin tidak disarankan bagi ibu hamil.
Ada pula beberapa perawatan rumahan yang bisa membantu mengatasi vagina gatal saat hamil. Pada beberapa kasus, rasa gatal bisa membaik dengan berbagai cara berikut tanpa membutuhkan perawatan medis.
1. Hindari produk kewanitaan tertentu
Saat hamil, Ibu perlu lebih berhati-hati ketika memilih produk pembersih area kewanitaan. Sebisa mungkin, pilihlah produk pembersih kewanitaan yang dipastikan aman untuk ibu hamil.
Pemilihan produk yang keliru, misalnya mengandung gliserin atau paraben, justru bisa mengganggu keseimbangan mikroorganisme alami di area Miss V.
Selain mencermati bahan-bahan di dalam produk kewanitaan, pastikan Ibu hanya menggunakan produk kewanitaan pada bagian luar vagina.
2. Bersihkan area Miss V dengan benar
Infeksi pada Miss V sering kali disebabkan oleh bakteri yang ada di sekitar anus. Untuk menghindari hal ini, bersihkan vagina dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya.
Setelah itu, pastikan bahwa area Miss V sudah betul-betul kering sebelum Ibu memakai celana dalam. Ini bertujuan agar Miss V tidak lembap dan menjadi tempat tumbuhnya jamur.
Ibu bisa mengeringkan Miss V dengan tisu kering, tetapi pilihlah produk yang tidak mengandung parfum atau pewangi.
3. Hindari kebiasaan tertentu
Tanpa disadari, rasa gatal pada vagina saat hamil bisa disebabkan oleh kebiasaan sehari-hari. Oleh karena itu, coba lakukan beberapa hal berikut untuk meminimalkan rasa gatal.
- Hindari menggunakan celana yang terlalu ketat saat hamil.
- Ganti celana dalam secara rutin setiap hari dan pilihlah bahan yang menyerap keringat.
- Gunakan kondom saat berhubungan intim untuk mencegah penularan infeksi.
- Usahakan tidak menggaruk Miss V ketika gatal.
- Segera ganti pakaian dalam yang sudah lembap, misalnya setelah olahraga.
- Hindari penggunaan tisu, pembalut, atau pantyliner yang mengandung pewangi.
Kapan harus segera ke dokter?
Ibu sebaiknya segera pergi ke dokter jika rasa gatal pada Miss V sudah mengganggu aktivitas sehari-hari atau disertai kondisi berikut.
- Nyeri atau sakit pada area kemaluan.
- Susah atau sakit saat buang air kecil.
- Keputihan tidak normal, misalnya berbau busuk atau berwarna kehijauan.
- Sakit saat berhubungan intim.
- Muncul bisul atau lecet pada area Miss V.
Perubahan fisik selama kehamilan memang kerap menimbulkan keluhan, termasuk vagina yang mudah gatal. Jika Ibu memiliki kekhawatiran tertentu, jangan ragu untuk menanyakannya kepada dokter.
Kesimpulan
- Vagina gatal saat hamil bisa disebabkan oleh kutu kemaluan, bacterial vaginosis, infeksi jamur, trikomoniasis, dan dermatitis kontak.
- Jika dibiarkan, infeksi pada vagina bisa meningkatkan risiko persalinan prematur dan berat badan lahir rendah. Beberapa infeksi penyebab vagina gatal juga berisiko menyebar ke bayi selama persalinan normal.
- Selain menjalani perawatan medis, Ibu mungkin perlu menghindari beberapa produk kewanitaan tertentu dan membersihkan Miss V dengan benar.