backup og meta

10 Cara Mencegah Bayi Lahir Cacat yang Bisa Ibu Lakukan

10 Cara Mencegah Bayi Lahir Cacat yang Bisa Ibu Lakukan

Setiap orangtua tentu ingin anaknya lahir ke dunia dengan fisik yang sempurna. Meski begitu, ada banyak faktor tidak terduga yang dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah bayi lahir cacat.

Berbagai cara mencegah bayi lahir cacat

Menurut World Health Organization (WHO), cacat lahir dialami sekitar satu dari 33 bayi di dunia. Bahkan, ada sekitar 3,2 juta kasus cacat lahir pada bayi di seluruh dunia setiap tahunnya.

Penyebab cacat lahir biasanya sulit untuk diketahui. Namun, ada beberapa usaha yang bisa ibu hamil atau yang sedang berencana hamil lakukan untuk mencegah bayi lahir cacat.

Supaya bayi Anda terlahir dengan sempurna tanpa cacat, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi tersebut.

1. Hindari diet saat hamil

diet saat hamil

Diet adalah mengatur pola makan. Nah, bila diet saat hamil yang Anda lakukan bertujuan untuk mengurangi berat badan, hal ini sebenarnya tidak dianjurkan.

Jika ibu hamil mengurangi porsi makan atau membatasi jenis makanan yang dikonsumsinya, ini bisa menghambat perkembangan janin.

Di sisi lain, makan berlebihan juga tidak baik karena dapat menyebabkan kelebihan berat badan saat hamil yang dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.

Menjaga berat badan sebelum dan selama kehamilan sangat penting. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui pola makan yang sesuai dengan kondisi Anda.

2. Jangan minum obat tanpa pengawasan dokter

Anda tidak boleh sembarangan minum obat saat hamil. Ini karena sebagian obat bisa masuk ke dalam tubuh janin melalui plasenta dan tali pusat.

Sebagai contoh. obat pereda nyeri, seperti asam asetilsalisilat (Aspirin) yang harus ibu gunakan dengan pengawasan ketat dari dokter.

Dilansir dari Mayo Clinic, asam asetilsalisilat dosis tinggi selama trimester pertama bisa memicu kelainan kongenital atau cacat bawaan pada bayi baru lahir.

Penggunaan obat ini pada fase kehamilan berikutnya juga akan meningkatkan risiko komplikasi, seperti perdarahan otak dan penyakit jantung bawaan pada bayi.

Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat apa pun, termasuk obat resep, obat nonresep, obat herbal, dan suplemen.

3. Berhenti merokok

Cara lain untuk mencegah bayi lahir cacat adalah dengan berhenti merokok saat sedang hamil.

Bayi yang lahir dari ibu perokok mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengidap mata juling (strabismus).

Kebiasaan merokok saat hamil, terlebih pada trimester pertama kehamilan, akan meningkatkan risiko bayi mengalami cacat jantung dan paru saat lahir.

Di samping itu, bahaya merokok saat hamil juga menimbulkan komplikasi lain, seperti bayi lahir prematur, bibir sumbing, dan kematian bayi.

4. Jauhi konsumsi minuman beralkohol

Selain merokok, ibu hamil juga tidak boleh minum alkohol. Kebiasaan ini dapat menyebabkan bayi lahir dengan fetal alcohol syndrome (FAS).

FAS adalah serangkaian masalah kesehatan akibat paparan alkohol saat hamil. Gangguan ini dapat menyebabkan cacat fisik hingga kerusakan sistem saraf pusat.

Kerusakan saraf pusat pada bayi ini, termasuk cacat intelektual, keterlambatan perkembangan fisik, masalah penglihatan dan pendengaran, serta berbagai masalah perilaku.

Anda tidak boleh minum alkohol saat hamil. Perlu diingat bahwa semua jenis alkohol, termasuk wine (anggur) dan bir, berbahaya sekalipun hanya diminum dalam jumlah kecil.

5. Jaga kondisi tubuh agar tidak terlalu panas

berkeringat saat demam

Ibu hamil dianjurkan menghindari kondisi tubuh yang terlalu panas (overheating) dan mendapat penanganan segera saat sedang demam.

Ini karena berada di lingkungan dengan temperatur tinggi atau memiliki suhu tubuh yang terlalu panas dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan anencephaly.

Oleh karena itu, sebaiknya segera obati demam dan hindari paparan suhu terlalu panas, seperti berendam di bak mandi air panas.

6. Dapatkan imunisasi saat hamil

Ada beberapa jenis imunisasi yang aman diberikan saat hamil bahkan direkomendasikan. Jenis imunisasi tersebut, seperti vaksin flu dan Tdap (tetanus, difteri, dan pertusis).

Pemberian imunisasi tersebut dapat melindungi ibu hamil dari risiko infeksi sehingga mencegah terjadinya cacat lahir pada bayi.

Pastikan Anda konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui jenis imunisasi mana yang disarankan selama kehamilan.

7. Penuhi kebutuhan asam folat

Ibu hamil sangat disarankan memenuhi kebutuhan asam folat harian sebagai upaya mencegah bayi lahir dengan cacat fisik, khususnya cacat pada otak dan sumsum tulang belakang.

Salah satu cacat lahir yang bisa terjadi karena kurangnya asupan asam folat yakni spina bifida.

Menurut American Academy of Pediatrics, ibu hamil disarankan mengonsumsi suplemen asam folat dengan dosis 400 mikrogram (mcg) setiap harinya.

Konsumsi suplemen ini setidaknya dilakukan satu bulan sebelum hamil dan dilanjutkan selama masa kehamilan secara rutin.

8. Hindari paparan zat beracun

Cara lain agar janin lahir sehat dan tidak cacat yakni dengan menghindari paparan zat beracun, baik di rumah maupun di tempat kerja.

Beberapa jenis zat kimia yang dapat meningkatkan risiko cacat lahir, antara lain insektisida, cat, merkuri, dan pelarut organik.

Hindari zat-zat berbahaya tersebut sebisa mungkin selama masa kehamilan untuk menurunkan risiko bayi lahir cacat. Penggunaan alat pelindung diri dapat menghindari risiko tersebut.

9. Kelola stres dengan baik

cara meditasi sebelum tidur

Mengelola stres saat hamil dengan baik sangat penting untuk mencegah bayi lahir cacat. Stres diketahui berpotensi mengganggu perkembangan janin.

Studi dalam jurnal BMC Pregnancy and Childbirth (2021) menjelaskan bahwa paparan peristiwa negatif saat hamil dapat meningkatkan risiko penyakit jantung bawaan pada bayi.

Selain itu, stres juga terkait dengan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah pada janin.

Anda bisa melakukan olahraga ringan dan meditasi guna mengelola stres. Dukungan emosional dari keluarga juga diperlukan untuk mengatasi masalah ini.

10. Periksa kandungan secara rutin

Pemeriksaan kandungan bertujuan untuk memantau perkembangan janin, mendeteksi kelainan sejak dini, dan mendapatkan saran medis yang sesuai.

Tes prenatal, seperti ultrasonografi atau USG untuk mendeteksi cacat lahir, dapat Anda lakukan sehingga penanganan untuk masalah ini bisa dokter berikan lebih awal.

Selain itu, dokter juga dapat memberi rekomendasi pola makan, imunisasi, hingga penanganan untuk kondisi kesehatan ibu yang berpotensi memengaruhi janin.

Dengan periksa kandungan sesuai jadwal, Anda bisa memastikan kehamilan berjalan baik dan janin berkembang secara optimal.

Kesimpulan

  • Meski penyebab cacat lahir sulit diketahui, ada beberapa upaya yang dapat ibu lakukan sebelum dan saat hamil untuk mencegah bayi lahir cacat.
  • Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, termasuk menghindari diet ketat, berhenti merokok dan minum alkohol, serta mengelola stres dengan baik.
  • Pemeriksaan kandungan dan mengikuti anjuran minum obat, seperti asam folat, mampu memastikan janin tumbuh secara optimal.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Prevent and control birth defects. (2017). World Health Organization. Retrieved February 5, 2025, from https://www.who.int/southeastasia/news/detail/03-03-2017-prevent-and-control-birth-defects

Preventing birth defects. (2024). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved February 5, 2025, from https://www.cdc.gov/birth-defects/prevention/

Reducing risks of birth defects. (2023). American College of Obstetricians and Gynecologists. Retrieved February 5, 2025, from https://www.acog.org/womens-health/faqs/reducing-risks-of-birth-defects

5 tips to reduce the risk of birth defects. (2024). American Academy of Pediatrics. Retrieved February 5, 2025, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/prenatal/Pages/Reduce-the-Risk-of-Birth-Defects.aspx

Aspirin during pregnancy: Is it safe? (2022). Mayo Clinic. Retrieved February 5, 2025, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/aspirin-during-pregnancy/faq-20058167

Hyperthermia and pregnancy. (n.d.). South Eastern Sydney Local Health District. Retrieved February 5, 2025, from https://www.seslhd.health.nsw.gov.au/sites/default/files/migration/RHW/Patient_Leaflets/Antenatal/Hyperthermia%20during%20pregnancy.pdf

Vaccinations in pregnancy. (2020). NHS UK. Retrieved February 5, 2025, from https://www.nhs.uk/pregnancy/keeping-well/vaccinations/

Prenatal care. (2021). Office on Women’s Health. Retrieved February 5, 2025, from https://womenshealth.gov/a-z-topics/prenatal-care

Li, J., Du, Y., Liu, Y., Du, J., Zhang, R., Qu, P., Yan, H., Wang, D., & Dang, S. (2021). Maternal exposure to life events during pregnancy and congenital heart disease in offspring: a case-control study in a Chinese population. BMC pregnancy and childbirth, 21(1), 677. https://doi.org/10.1186/s12884-021-04154-0

Versi Terbaru

05/02/2025

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

Cara Menjaga Kehamilan yang Sehat di Usia 40 Tahun

Manfaat Jongkok untuk Ibu Hamil dan Contoh Gerakannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 6 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan