Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

7 Jenis Kacang-kacangan yang Baik untuk Ibu Hamil dan Janin

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 09/10/2021

    7 Jenis Kacang-kacangan yang Baik untuk Ibu Hamil dan Janin

    Ibu ingin ngemil dan butuh camilan sehat? Kacang-kacangan bisa menjadi pilihan. Rata-rata berbagai jenis kacang memiliki kandungan asam folat yang ibu butuhkan selama fase kehamilan. Berikut beragam jenis kacang untuk ibu hamil yang memiliki manfaat untuk perkembangan janin dan kesehatan ibu.

    Jenis-jenis kacang untuk ibu hamil

    Secara umum, kacang-kacangan bisa meningkatkan kemampuan kognitif janin dalam kandungan. European Journal Of Epidemiology menerbitkan penelitian mengenai hal tersebut.

    Sebuah penelitian yang dipublikasikan Barcelona Institute of Global Health menyebut bahwa kacang-kacangan kaya akan asam folat dan asam lemak omega 3 dan omega 6. Senyawa tersebut yang bisa membantu perkembangan kognitif janin dalam kandungan.

    Berikut jenis-jenis kacang untuk ibu hamil yang mudah ditemukan di pasar tradisional atau supermarket besar.

    1. Kacang tanah

    Jenis kacang yang satu ini bisa ibu makan langsung atau dijadikan selai untuk teman makan roti.

    Kacang tanah bagus untuk ibu hamil lantaran mengandung protein dan asam folat yang bermanfaat untuk mencegah cacat lahir, meningkatkan perkembangan otak dan tulang belakang. Selain itu, kacang tanah juga mengandung triptofan, asam amino yang menghasilkan hormon serotonin.

    Hormon ini berperan dalam mengatur suasana hati ibu lebih rileks dan menghindari mood swing saat hamil.

    Namun, bagi sebagian orang, kacang tanah termasuk alergen atau makanan yang memicu alergi. Annals Of Allergy, Asthma & Immunology menjelaskan bahwa ibu yang memiliki eksim atau alergi telur, berisiko mengalami alergi kacang.

    Untuk menentukan memiliki alergi atau tidak, ibu bisa melakukan pemeriksaan tes alergi saat konsultasi bulanan ke dokter.

    2. Kacang mete

    Janin membutuhkan asam lemak yang penting untuk perkembangan saraf dan fungsi otaknya. Salah satu sumber asam lemak yang bisa ia dapatkan adalah dari kacang mete.

    International Journal Of Developmental Neuroscience melakukan penelitian untuk melihat pengaruh konsumsi kacang mete pada daya ingat. Peneliti melakukan penelitian pada tikus berusia 0, 21, dan 61 hari yang menerima asam lemak dari kacang mete. Hasilnya, terjadi peningkatan memori jangka pendek pada tikus yang menerima asam lemak dari kacang mete.

    Namun, kacang mete juga tinggi kalori dan lemak yang berdampak buruk pada ibu hamil bila mengonsumsi dalam jumlah banyak. Panduan Makanan Australia menyarankan konsumsi kacang mete hanya 30 gram dalam sehari, sekitar 15 butir.

    Ibu hamil bisa mengonsumsi kacang mete dengan oatmeal dan susu.

    3. Kacang almond

    Kalau ibu ingin ngemil tanpa takut berat badan berlebih, tetapi ingin memberi nutrisi pada janin, coba makan kacang almond saat hamil.

    Kacang almond memiliki kandungan lemak dan kalori yang rendah, tetapi tinggi protein dan serat. Protein dan serat mampu mengendalikan rasa lapar dan menjaga perut tetap kenyang.

    Untuk kesehatan ibu hamil dan janin, bisa mengonsumsi kacang almond secara langsung. Ibu juga bisa menjadikannya smoothies dengan mencampurkan kacang almond, susu, dan buah pisang.

    4. Kacang hijau

    Jenis kacang yang satu sering sangat sering ibu temukan di warung-warung, bahkan sering dijadikan menu makanan di Posyandu untuk bayi. Kacang hijau bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang ibu hamil berkat kandungan vitamin K di dalamnya.

    Mengutip dari Food Sciences and Human Wellness, kacang hijau mengandung asam folat, tiamin, dan zat besi. Ketiganya berperan dalam mencegah bayi lahir cacat, kelahiran prematur, dan anemia.

    Ibu bisa mengolah kacang hijau menjadi bubur sebagai menu sarapan atau camilan.

    [embed-community-8]

    5. Kacang merah

    Jenis kacang yang satu ini tinggi akan serat, zat besi, dan protein. Kacang merah berperan untuk memelihara kondisi tubuh ibu hamil berkat kandungan protein di dalamnya.

    Selain itu, kacang merah juga tinggi asam amino yang membantu pembentukan protein untuk membangun sel, jaringan, dan organ tulang ibu dan janin.

    Kacang merah juga tinggi antioksidan jenis polifenol yang mampu melawan radikal bebas. Pasalnya, radikal bebas bisa merusak sel dan mengakibatkan tubuh mudah sakit.

    Ibu hamil bisa makan kacang merah dengan mengolahnya menjadi berbagai kudapan. Sebut saja, sayur asem, sop, sampai ibu buat menjadi es kacang merah yang segar.

    6. Kacang kedelai jepang (edamame)

    Sekilas, makanan ini terlihat seperti kacang yang sering bersama dengan jagung rebus, padahal keduanya berbeda.

    Kacang kedelai jepang atau edamame memiliki warna hijau yang khas dan kaya protein. Dalam 100 gram kacang edamame, mengandung 10 gram protein.

    Protein pada kacang edamame berperan dalam menghasilkan zat besi untuk ibu hamil dan janin.

    Kalau ibu mengalami kekurangan zat besi, janin berisiko mengalami anemia, kelahiran prematur, dan berat badan bayi lahir rendah (BBLR).

    Ibu bisa mengonsumsi kacang ini dengan mengukus atau merebusnya. Tambahkan sedikit garam untuk memberikan rasa gurih.

    7. Kacang panjang

    Sayuran yang satu ini sangat sering dan mudah ibu temukan di pasar tradisional terdekat.

    Ya, biasanya orang-orang mengolah kacang panjang menjadi menu makanan sederhana dengan orek tempe.

    Meski sederhana, kacang panjang bermanfaat untuk kesehatan ibu hamil dan janin.

    Pasalnya, sayuran panjang berwarna hijau ini mengandung kalsium dan magnesium. Keduanya mampu meningkatkan kekuatan tulang, fungsi saraf, dan otot janin.

    Kacang-kacangan memang salah satu pemicu alergi yang paling umum. Bila ibu khawatir, bisa konsultasi dan memastikan ke dokter apakah memiliki alergi terhadap kacang atau tidak.

    Disclaimer

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 09/10/2021

    Iklan

    Apakah artikel ini membantu?

    Iklan
    Iklan