Kenaikan berat badan selama hamil memang wajar terjadi, tetapi Anda tetap perlu mengontrolnya agar tidak berlebihan. Pasalnya, ibu hamil yang gemuk memiliki risiko lebih besar untuk mengalami berbagai komplikasi kehamilan.
Apakah Anda termasuk kategori ibu hamil yang gemuk?
Ukuran gemuk atau kurus selama kehamilan memang berbeda bagi setiap orang. Terlepas dari hal tersebut, Anda tetap perlu memantau kenaikan berat badan selama hamil.
Untuk mengetahui apakah Anda mengalami kenaikan berat badan yang berlebihan, Anda perlu menyesuaikannya dengan indeks massa tubuh (IMT) sebelum hamil.
IMT menggambarkan perbandingan berat badan terhadap tinggi badan. Nilai IMT 25–29,9 kg/m2 menandakan berat badan berlebih, sedangkan nilai IMT 30 kg/m2 atau lebih menandakan obesitas.
Bila Anda sudah mengalami kelebihan berat badan sebelum mulai hamil, Anda perlu sangat berhati-hati untuk mengontrolnya selama kehamilan.
Apa risikonya bila ibu hamil gemuk?
Berikut ini adalah berbagai risiko kesehatan bila Anda kelebihan berat badan saat hamil.
- Keguguran dan keguguran berulang.
- Kelahiran prematur.
- Bayi lahir mati (stillbirth).
- Diabetes gestasional.
- Tekanan darah tinggi dan preeklampsia.
- Masalah kardiovaskuler seperti penggumpalan darah.
- Ukuran janin terlalu besar (makrosomia).
- Distosia atau persalinan yang macet di tengah jalan.
- Perdarahan berlebih setelah melahirkan.
Selain itu, ibu hamil yang gemuk sering kali membutuhkan tindakan khusus seperti forceps atau vakum saat melahirkan normal.
Di samping itu, ibu hamil gemuk yang menjalani operasi caesar juga lebih berisiko mengalami infeksi pada lukanya.
Cara menjaga kesehatan pada ibu hamil yang gemuk
Berikut adalah berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko komplikasi kehamilan karena berat badan berlebih.
1. Kontrol kenaikan berat badan
Selama kehamilan, Anda tidak disarankan untuk menurunkan berat badan meski mengalami overweight. Sebagai gantinya, Anda cukup mengontrol kenaikannya.
Melansir dari laman Mayo Clinic, berikut adalah panduan kenaikan berat badan selama kehamilan yang bisa Anda ikuti.
- BMI 25–29,9: naik 7–11 kg selama kehamilan atau 14–22 kg bila hamil anak kembar.
- BMI 30 atau lebih: naik 5–9 kg selama kehamilan atau 11–19 kg bila hamil anak kembar.
2. Konsumsi makanan sehat
Ibu hamil yang gemuk perlu mengonsumsi makanan yang beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan janin.
Selain itu, perbanyak juga makanan dengan indeks glikemik rendah dan tinggi karbohidrat kompleks untuk mencegah kenaikan gula darah yang drastis.
Berikut adalah beberapa contoh makanan yang baik untuk Anda konsumsi.
- Sayuran dan buah, terutama yang berwarna hijau tua, merah, dan oranye.
- Daging, unggas, dan ikan.
- Beras merah.
- Roti gandum.
- Biji-bijian dan kacang-kacangan.
3. Atur jadwal makan
Selain memilih makanan pengganti yang lebih sehat, ibu hamil yang gemuk juga perlu mengatur jadwal makan dengan baik.
Jika Anda sering merasa lapar, coba terapkan jadwal makan yang lebih sering, tetapi dengan porsi lebih sedikit.
Selain itu, pastikan bahwa Anda memilih camilan sehat, terutama buah-buahan dan sayuran.
Hindari melewatkan jam makan karena ini justru bisa menghambat usaha Anda dalam mengontrol kenaikan berat badan.
4. Olahraga teratur
Melakukan olahraga teratur selama kehamilan merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan pada ibu hamil yang gemuk.
Namun, tidak semua jenis olahraga bisa Anda lakukan saat hamil. Berkonsultasilah ke dokter untuk menentukan olahraga yang aman bagi ibu hamil, sesuai dengan kondisi Anda.
5. Rutin beraktivitas fisik
Beberapa ibu hamil mungkin malas bergerak karena tubuhnya terasa tidak nyaman. Padahal, kebiasaan ini justru bisa memperburuk kondisi Anda.
Cobalah untuk tetap bergerak selama kehamilan dengan melakukan berbagai kegiatan berikut.
- Tidak terus duduk dan tiduran sepanjang waktu.
- Memilih naik tangga daripada lift jika memungkinkan.
- Berjalan kaki saat ke minimarket terdekat.
6. Minum banyak air putih
Tubuh membutuhkan cairan yang lebih banyak saat hamil, terlebih jika Anda adalah ibu hamil yang gemuk atau sering melakukan aktivitas fisik.
Oleh karena itu, jangan lupa minum air putih yang banyak agar kebutuhan cairan Anda senantiasa tercukupi.
Sebaiknya hindari minuman yang berasa seperti kopi, teh, dan minuman bersoda. Pasalnya, minuman tersebut justru bisa menambah kalori ekstra ke tubuh Anda.
Minuman berasa juga kemungkinan mengandung kafein, gula, dan garam berlebih yang tidak baik bagi kesehatan.
Waktu terbaik untuk melakukan program penurunan berat badan adalah saat merencanakan kehamilan.
Jadi, meskipun overweight dan obesitas membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami berbagai komplikasi, Anda tetap tidak disarankan untuk menurunkan berat badan.
Usaha untuk menjaga berat badan selama kehamilan tetap sama dengan sebelum hamil atau bahkan menurunkannya justru bisa menimbulkan masalah pada jain.
Tindakan tersebut akan menyebabkan janin kekurangan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan.
Kesimpulan
- Gemuk atau tidak saat hamil perlu dihitung menggunakan IMT. IMT di atas 30 berarti obesitas.
- Ibu hamil tidak boleh berusaha menurunkan berat badan meski memiliki overweight atau obesitas.
- Terlalu gemuk saat hamil meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, dan bayi lahir mati.
- Nasi merah, daging, salmon, biji-bijian merupakan sumber makanan yang baik untuk mengontrol kenaikan berat badan saat hamil.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]