Banyak pasangan mengidam-idamkan kehamilan karena ingin segera memiliki buah hati. Kehamilan dapat menjadi proses yang menyenangkan, tetapi perubahan hormon dalam tubuh saat hamil juga menimbulkan sejumlah efek samping pada tubuh wanita.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Banyak pasangan mengidam-idamkan kehamilan karena ingin segera memiliki buah hati. Kehamilan dapat menjadi proses yang menyenangkan, tetapi perubahan hormon dalam tubuh saat hamil juga menimbulkan sejumlah efek samping pada tubuh wanita.
Perubahan hormon sebagai tanda-tanda kehamilan juga bisa menyebabkan efek yang mengganggu. Hal ini bisa saja mengejutkan, terlebih bila Anda tidak siap menghadapinya.
Keluhan seputar kehamilan pun bisa terjadi kapan saja, baik pada kehamilan anak pertama, kedua, atau seterusnya.
Supaya Anda tidak kaget ketika merasakannya, berikut ini beberapa efek samping kehamilan yang penting untuk ibu hamil ketahui.
Rasa mual dan muntah yang muncul pada wanita hamil disebut sebagai morning sickness. Tak hanya pada pagi hari, kondisi ini juga bisa Anda rasakan sepanjang hari.
Kebanyakan wanita merasakan sering mual dan muntah pada awal trimester pertama. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan bisa berlanjut sampai masa persalinan.
Belum diketahui dengan jelas apa penyebab morning sickness. Namun, ini diduga disebabkan oleh perubahan hormon yang membuat indra penciuman dan perut ibu hamil lebih sensitif.
Sebuah studi dalam jurnal Circulation (2014) menyebutkan volume darah wanita meningkat 20–100% saat hamil. Kenaikan volume darah ini turut meningkatkan jumlah cairan yang disaring ginjal.
Kelebihan cairan tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urine. Akibatnya, ibu dapat mengalami efek samping hamil berupa sering buang air kecil.
Tubuh janin yang makin besar dalam rahim juga bisa menekan kandung kemih. Hal ini membuat volume urine yang bisa ditampung makin berkurang.
Ibu hamil akan merasa ingin buang air kecil meski kandung kemihnya baru terisi sedikit. Kondisi ini juga bisa menyebabkan inkontinensia urine, yakni kondisi saat urine keluar tiba-tiba tanpa diinginkan.
Jangan kaget bila ada lebih banyak keputihan atau cairan yang keluar dari vagina saat Anda hamil.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon estrogen dan peredaran darah di dalam vagina.
Efek samping kehamilan ini normal terjadi dalam tubuh wanita. Kondisi ini ditandai dengan keluarnya cairan agak encer, berwarna bening atau putih susu, dan beraroma khas.
Keputihan tidak selalu menjadi tanda masalah kehamilan. Akan tetapi, selalu lihat apakah terdapat perubahan warna atau bau yang biasanya menandakan infeksi.
Perut yang kembung tentu sangat tidak nyaman dan terkadang memalukan, terutama ketika Anda sendawa atau buang angin pada waktu yang tidak tepat.
Efek hamil ini disebabkan oleh hormon progesteron. Hormon ini membuat jaringan otot polos di dalam saluran pencernaan tubuh menjadi lebih lemas dan rileks.
Rileksnya otot polos membuat proses pencernaan berjalan lebih lambat. Hal ini normal dan justru memungkinkan lebih banyak zat gizi untuk terserap dan masuk ke dalam janin.
Meski begitu, kondisi ini juga menghasilkan banyak gas. Perut kembung, sering sendawa, dan kentut menjadi efek samping kehamilan yang akan sering dirasakan wanita.
Perut gatal saat hamil cukup umum dialami oleh ibu hamil. Masalah pada kulit ini disebabkan oleh peregangan pada kulit perut yang terjadi selama kehamilan.
Selain itu, banyak ahli mengatakan bahwa hormon ikut berperan dalam membuat perut Anda menjadi gatal. Meski ini tidak berbahaya, rasa gatal akan cukup mengganggu aktivitas Anda.
Untuk mengatasi gatal sehari-hari, dokter umumnya merekomendasikan ibu hamil untuk menghindari panas dan mengolesi kulit yang gatal dengan pelembap.
Lebih dari 40% wanita mengalami masalah jerawat saat hamil. Efek ini terjadi karena perubahan hormon mendorong tubuh untuk memproduksi lebih banyak sebum atau minyak pada kulit.
Kelebihan sebum yang dikombinasikan dengan kotoran dan sel-sel kulit yang menutupi pori-pori rambut akhirnya menyebabkan kulit berjerawat.
Menjaga kebersihan kulit menjadi cara ampuh untuk mengurangi efek hamil ini. Anda cukup mencuci kulit dengan pembersih yang lembut dan jangan memencet jerawat.
Sebuah studi dalam American Journal of Physical Medicine & Rehabilitation (2013) menemukan 60–70% wanita mengalami perubahan pada kaki mereka selama kehamilan.
Kondisi ini mendasari timbulnya keluhan kaki sakit saat hamil akibat menahan bobot tubuh yang makin bertambah. Rasa sakit pada kaki kerap muncul pada trimester dua dan tiga.
Selain bobot yang bertambah, perubahan hormon juga membuat ligamen kaki mengendur dan membuat telapak kaki menjadi rata. Bahkan, panjang kaki bisa bertambah 2–10 mm saat hamil.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar