Saat hamil, ibu mengalami banyak perubahan, termasuk pada kondisi kulit. Kebanyakan perubahan kulit selama kehamilan akan hilang setelah bayi lahir, tetapi ada juga yang menurun dari keluarga. Berikut penjelasan seputar perubahan kulit yang terjadi pada ibu hamil.
Perubahan kulit yang terjadi pada ibu hamil
Mengutip dari American College Obstetric and Gynecologist (ACOG), penyebab kulit ibu berbeda saat hamil adalah perubahan hormon selama masa kehamilan.
Perubahan hormon ini membuat kondisi kulit, rambut, dan kuku berbeda dari sebelum mengandung.
Berikut bagian tubuh yang mengalami perubahan kulit saat ibu sedang hamil.
1. Perubahan pigmentasi kulit
Mengutip dari Mayo Clinic, area sekitar puting, paha bagian dalam, dan leher akan menjadi lebih gelap karena perubahan pigmentasi kulit saat hamil.
Ibu juga bisa mengalami bercak hitam pada wajah (melasma) dan perlu menghindari sinar matahari agar tidak memperparah kondisi bercak hitam.
Selain itu, ibu akan menemukan garis hitam dari pusar ke tulang kemaluan, ini adalah linea nigra.
Biasanya garis ini memiliki lebar sampai 1 cm dan muncul pada sekitar trimester kedua. Garis akan memudar dalam beberapa minggu setelah ibu melahirkan.
2. Pembuluh darah di pipi terlihat jelas (spider veins)
Pembuluh darah kecil (kapiler) yang pecah memiliki nama spider veins (pembuluh darah laba-laba) atau naevi. Ini adalah perubahan kulit yang umum terjadi pada ibu hamil.
Banyaknya sirkulasi darah pada tubuh memberikan tekanan pada pembuluh kapiler sehingga lebih sensitif saat kehamilan.
Lindungi wajah ibu dari panas atau dingin yang ekstrem. Pembuluh darah akan memudar ketika kadar hormon kehamilan menurun setelah melahirkan.
3. Kulit berjerawat
Sebagian ibu mengeluhkan kulit berjerawat saat hamil, tetapi kondisi ini wajar dan mungkin timbul pada trimester pertama.
Penyebab kulit berjerawat saat sedang mengandung adalah tingginya kadar hormon meningkatkan produksi sebum, yakni minyak yang menjaga kekenyalan kulit wajah.
Meningkatnya produksi sebum dapat menutup pori-pori, sehingga kulit berminyak dan berjerawat.
Bersihkan wajah secara rutin dengan sabun dan air hangat atau pembersih wajah. Jika kulit kering, gunakan pelembap bebas minyak.
Bersihkan wajah sebelum tidur setelah menggunakan makeup. Hindari memakai krim atau obat jerawat kecuali atas saran dokter.
Beberapa produk antijerawat tidak boleh ibu hamil gunakan. Beberapa minggu setelah bayi lahir, kulit ibu akan kembali ke kondisi semula.
4. Muncul stretchmark
Perubahan kulit yang paling sering ibu hamil rasakan adalah stretchmark, seiring dengan bertambahnya berat badan dan mudah tertarik dari biasanya.
Tingginya kadar hormon juga dapat mengganggu keseimbangan protein pada kulit dan membuatnya lebih tipis.
Setelah kehamilan, stretch mark akan berubah menjadi warna putih keperakan dan terjadi dalam 6 bulan.
Ibu bisa mengurangi tingkat keparahan stretchmark dengan melakukan beberapa perawatan, seperti berikut.
- Menghindari kenaikan berat badan terlalu cepat.
- Memijat perut dengan minyak atau krim untuk meningkatkan pertumbuhan jaringan baru.
- Mengonsumsi vitamin E dan C, zinc (seng), dan silica untuk menjaga kulit tetap sehat.
5. Kulit lebih cerah
Ada ibu yang mengalami kekusaman kulit saat hamil, tetapi ada juga yang sebaliknya, yaitu kulit lebih cerah (pregnancy glow).
Benarkah pregnancy glow bisa terjadi? Mengutip dari American Pregnancy Association (APA), kulit lebih cerah saat hamil memang bisa terjadi.
Penyebabnya adalah peningkatan aliran darah selama kehamilan, karena tubuh memproduksi darah sekitar 50 persen.
Peningkatan aliran dan sirku;asi darah membuat wajah ibu lebih cerah dan berseri.
6. Kulit lebih mudah gatal
Wajar bila terjadi gatal dan ruam saat kehamilan tanpa sebab. Hampir ¼ calon ibu mengalami kulit yang gatal.
Rasa gatal karena perubahan kondisi kulit pada ibu hamil terbagi menjadi beberapa bagian.
- Gatal ringan: lebih sensitif terhadap bahan yang biasanya tidak mengganggu, seperti klorin pada kolam renang.
- Gatal parah: obstetric cholestasis (OC) menyebabkan gatal seluruh tubuh dan intens pada telapak tangan atau kaki.
- Ruam tidak berbahaya karena kehamilan: Atopic Eruption of Pregnancy (AEP) dan Polymorphic Eruption of Pregnancy (PEP).
AEP menyebabkan benjolan yang gatal pada kulit dan biasanya muncul pada trimester pertama pada 1 dari 300 wanita hamil.
Kondisi ini tidak berbahaya dan akan hilang setelah bayi lahir. Ibu bisa mengalami AEP bila memiliki eksim, asma, dan alergi makanan.
Jika mengalami PEP, ibu akan menyadarinya pada perut dengan tanda kerutan. Ruam ini dapat menyebar ke bokong dan paha. PEP lebih sering terjadi jika:
- mengandung bayi pertama,
- hamil anak kembar,
- salah satu wanita di keluarga pernah mengalami PEP.
Dokter dapat meresepkan antihistamin atau krim steroid untuk mengurangi rasa gatal. PEP biasanya akan hilang 1-2 minggu setelah melahirkan.
Apakah perubahan pada kulit saat hamil berbahaya?
Berubahnya kondisi kulit saat sedang hamil, umumnya tidak berhubungan dengan masalah kesehatan yang berbahaya.
Namun, bicarakan dengan dokter jika kulit Anda meradang atau memiliki ruam, iritasi, atau gatal, yang berlangsung lebih dari beberapa hari.
Bila ibu sudah memiliki psoriasis yang terjadi karena autoimun, penanganannya lebih kompleks dan bisa memburuk selama masa kehamilan.
Waspadai beberapa perubahan warna kulit bisa karena kondisi lain yang tidak berkaitan dengan kehamilan.
Selalu periksakan ke dokter jika menyadari ada perubahan warna pada kulit atau perubahan ukuran tahi lalat.
Jika perubahan pigmentasi bersamaan dengan rasa sakit, nyeri, atau kemerahan, segera cari pertolongan medis.
Perawatan lecet pada ibu hamil karena perubahan kulit
Bertambahnya berat badan, membuat paha dalam atau bawah payudara menjadi mudah lecet, mengelupas, dan sedikit berbau. Dalam istilah medis, kondisi ini bernama intertrigo.
Jika mengalami kondisi tersebut, berikut perawatan yang bisa ibu lakukan.
- Jaga area yang terinfeksi agar tetap kering
- Gunakan bedak tabur untuk menyerap kelembapan
- Gunakan pakaian berbahan katun
- Hindari memakai baju ketat
Konsultasi dengan dokter jika ibu banyak berkeringat karena dapat menyebabkan infeksi jamur candidal intertrigo.
Penting untuk menangani kondisi tersebut sebelum melahirkan karena dapat menurun pada bayi.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]