backup og meta
Kategori

7

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Waspada Bu, 8 Masalah Ini Umum Terjadi Setelah Melahirkan

Ditinjau secara medis oleh dr. Amanda Rumondang Sp.OG · Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/05/2022

    Waspada Bu, 8 Masalah Ini Umum Terjadi Setelah Melahirkan

    Tak hanya saat hamil, berbagai masalah atau penyakit juga bisa Anda alami setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena berbagai perubahan pada tubuh setelah melahirkan dan akibat faktor-faktor lainnya. Lalu, apa saja masalah atau penyakit setelah melahirkan yang umum terjadi?

    Berbagai penyakit setelah melahirkan yang mungkin terjadi

    Setelah melahirkan, baik itu secara normal maupun operasi caesar, sangat wajar jika Anda merasakan nyeri atau rasa tidak nyaman akibat proses persalinan yang Anda lalui.

    Namun, Anda harus mewaspadai gejala lainnya yang mungkin timbul.

    Beberapa di antaranya mungkin terkait dengan penyakit yang umum terjadi setelah melahirkan yang bisa berbahaya untuk kesehatan Anda.

    Agar lebih waspada, berikut berbagai penyakit atau masalah yang umum dan mungkin timbul setelah melahirkan.

    1. Perdarahan hebat

    perdarahan postpartum

    Perdarahan dari vagina normal terjadi pada setiap wanita selama 3—6 minggu setelah proses persalinan.

    Awalnya, perdarahan berwarna merah terang dengan sedikit gumpalan darah, kemudian berubah menjadi cokelat kemerahan, dan lama-kelamaan akan hilang. 

    Namun, waspadai perdarahan setelah melahirkan yang berlebihan. Kondisi ini disebut juga dengan perdarahan postpartum dan sering menjadi penyebab kematian saat atau setelah melahirkan.

    Sebaiknya, segera periksakan diri ke dokter jika perdarahan hebat terjadi (dibutuhkan lebih dari satu pembalut per jam untuk menampung darah), adanya gumpalan darah besar, dan tercium bau busuk.

    2. Retensi urine

    Sama seperti perdarahan hebat, retensi urine juga merupakan masalah yang umum terjadi setelah melahirkan.

    Retensi urine adalah kondisi ketika kandung kemih tidak dapat kosong sepenuhnya saat buang air kecil atau tidak dapat buang air kecil sama sekali. 

    International Continence Society menyebut bahwa perubahan hormon saat hamil menyebabkan kapasitas kandung kemih meningkat dan tonus ototnya melemah.

    Melemahnya tonus otot dan meningkatnya kapasitas kandung kemih ini sering menyebabkan wanita sulit buang air kecil dan mengosongkan kandung kemihnya.

    3. Hemoroid

    Hemoroid atau ambeien adalah pembengkakan pembuluh darah di rektum. Hal ini juga umum terjadi setelah melahirkan, terutama pada ibu yang melahirkan normal.

    Bila Anda mengalami ambeien setelah melahirkan, Anda mungkin akan mengalami nyeri dan gatal pada anus serta perdarahan saat buang air besar.

    Untuk meringankan gejala tersebut, sebaiknya Anda makan banyak serat dan minum banyak air. Hal ini dapat memudahkan Anda saat buang air besar.

    Selain itu, Anda bisa berendam air hangat untuk meringankan nyeri dan gatal di anus.

    4. Baby blues atau depresi postpartum

    postpartum anemia anemia setelah melahirkan

    Banyak ibu mengalami baby blues pada dua atau tiga hari setelah melahirkan.

    Ini biasanya ditandai dengan perasaan sedih, menangis, marah, atau cemas selama beberapa hari hingga dua minggu lamanya.  

    Perubahan hormon dalam tubuh, perubahan status, serta tanggung jawab sebagai seorang ibu sering menjadi penyebab masalah setelah melahirkan ini.

    Namun, baby blues yang tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi depresi postpartum. Biasanya, kondisi ini terjadi pada tahun pertama setelah melahirkan. 

    Gejala depresi postpartum umumnya sama dengan baby blues.

    Hanya saja, gejalanya lebih parah dan lama serta sering disertai dengan perasaan putus asa hingga keinginan untuk menyakiti diri dan bayinya. 

    5. Mastitis

    Mastitis adalah peradangan pada payudara sehingga membuat payudara menjadi bengkak. Ini bisa disebabkan oleh jaringan payudara yang luka atau terkena infeksi.

    Biasanya, penyakit ini dialami oleh ibu menyusui pada dua bulan pertama setelah melahirkan saat ia masih beradaptasi untuk menyusui bayinya.

    Mastitis umumnya berkembang pada salah satu payudara. Awalnya, gejala yang terlihat yakni payudara lecet, kemerahan, atau terasa hangat, kemudian berkembang menjadi demam, menggigil, dan gejala lain seperti flu.

    Jika Anda merasakan gejala tersebut, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri, mengompres payudara yang sakit, atau berobat ke dokter untuk mendapatkan antibiotik. 

    6. Stretch mark

    Ini mungkin menjadi masalah yang paling menjengkelkan bagi sebagian besar ibu setelah melahirkan.

    Stretch mark biasa terjadi pada payudara, paha, pinggul, dan perut. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon dan kulit yang meregang akibat kehamilan. 

    Meski tak bisa hilang sepenuhnya, Anda bisa mengurangi stretch mark setelah melahirkan dengan mengoleskan krim, losion, atau minyak tertentu.

    Terapi laser juga diyakini bisa membantu mengembalikan elastisitas kulit, sehingga stretch mark yang muncul bisa berkurang. Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.

    7. Sembelit

    sakit perut setelah melahirkan, masalah setelah melahirkan

    Beberapa ibu juga mengalami sembelit atau susah buang air besar setelah melahirkan, termasuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar.

    Ada beberapa alasan mengapa ibu mengalami masalah ini setelah melahirkan. Beberapa ibu mungkin khawatir jika buang air besar akan merobek jahitan bekas melahirkannya.

    Namun, ini juga bisa terjadi karena sistem pencernaan ibu masih belum pulih setelah melahirkan. Apalagi, sistem pencernaan ibu umumnya melambat saat hamil karena faktor hormonal dan tekanan bayi pada usus.

    Untuk mengatasinya, ibu hamil perlu memperbanyak minum air putih serta mengonsumsi makanan berserat untuk melunakkan feses, sehingga lebih mudah keluar.

    8. Infeksi postpartum

    Penyakit yang juga sering terjadi setelah melahirkan, yaitu infeksi. Selain mastitis di payudara, infeksi postpartum juga bisa berupa infeksi rahim, saluran kemih, atau pada bekas jahitan.

    Seperti infeksi pada umumnya, masalah ini terjadi karena adanya bakteri yang menginfeksi rahim, kemih, atau vagina setelah proses melahirkan.

    Ini umumnya lebih sering terjadi karena banyaknya pemeriksaan vagina selama persalinan, proses melahirkan yang terlalu lama, operasi caesar, serta penggunaan kateter urine.

    Biasanya, penyakit-penyakit infeksi ini ditandai dengan rasa nyeri di area yang terkena. Kemerahan atau pembengkakan juga bisa muncul bila infeksi terjadi di area bkeas jahitan melahirkan.

    Dengan penanganan yang cepat dan tepat, semua masalah setelah melahirkan ini tidaklah permanen dan dapat Anda lewati dengan mudah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Amanda Rumondang Sp.OG

    Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/05/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan