Berat badan yang bertambah dan perut yang membesar saat hamil tentu tidak dapat dihindari. Kondisi ini bisa menimbulkan keluhan pada ibu hamil, seperti sesak napas saat beraktivitas.
Lantas, apakah sesak napas saat hamil bisa hilang sendiri? Cari tahu mengenai penyebab dan cara mengatasinya dalam pembahasan di bawah ini.
Apakah sesak napas saat hamil umum terjadi?
Sesak napas atau dalam istilah medis disebut dispnea adalah kondisi yang menimbulkan rasa sesak dada yang intens, kesulitan bernapas, hingga perasaan tercekik.
Pada dasarnya, sesak napas memang umum terjadi pada ibu hamil. Kebanyakan ibu hamil mengalami masalah pernapasan ini pada trimester pertama atau trimester akhir kehamilan.
Sesak napas terjadi karena rahim yang terus membesar. Tekanan rahim pada organ pernapasan akan mengurangi pasokan udara ke dalam paru-paru sehingga ibu hamil kesulitan bernapas.
Perlu dicatat bahwa sesak napas tidak serta merta memengaruhi jumlah oksigen yang diterima janin. Kondisi ini dapat terjadi tanpa atau dengan adanya komplikasi kehamilan.
Seberapa umum kondisi ini terjadi?
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Cardiology (2015) menyebutkan bahwa sesak napas diperkirakan terjadi pada sekitar 60–70% ibu hamil. Penyebab sesak napas saat hamil
Sesak napas saat hamil tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi bisa dipengaruhi oleh dua atau lebih faktor lainnya.
Beberapa faktor tersebut yakni karena rahim yang terus membesar, perubahan pada kinerja jantung, hingga kondisi medis yang terjadi bahkan sebelum kehamilan.
Keluhan ini dapat terjadi kapan saja. Ada yang merasakannya pada trimester pertama, tetapi ada pula yang baru mengalaminya pada trimester kedua maupun trimester ketiga.
Berikut ini adalah beberapa penyebab sesak napas saat hamil yang perlu Anda ketahui.
1. Perkembangan rahim
Seiring perkembangan janin pada setiap trimester kehamilan, rahim akan terus menekan diafragma yang memisahkan jantung dan paru-paru dengan perut.
Pada usia kehamilan ke-31 hingga ke-34 minggu, rahim akan naik setinggi empat sentimeter. Kondisi inilah yang dapat memengaruhi pernapasan ibu hamil.
Itu sebabnya, Anda mungkin tidak dapat lagi bernapas dalam layaknya saat trimester pertama.
2. Perubahan hormon selama kehamilan
Pada beberapa minggu pertama, peningkatan hormon progesteron akan membuat Anda lebih sering bernapas dan terlihat seperti sesak napas.
Tidak hanya itu, hormon progesteron juga akan meningkatkan kapasitas oksigen di dalam paru-paru.
Hal ini terjadi karena sirkulasi darah pun ikut meningkat untuk membawa oksigen dalam jumlah besar sebagai upaya untuk mendukung perkembangan janin.
3. Kinerja jantung yang meningkat
Selama masa kehamilan, jantung harus memompa darah lebih banyak untuk bisa mengalirkan darah ke seluruh tubuh, termasuk ke plasenta.
Beban kerja jantung yang meningkat ini dapat membuat ibu hamil mengalami kesulitan bernapas.
4. Mendekati waktu persalinan
Makin dekat waktu persalinan, tidak menutup kemungkinan ibu hamil mengalami sesak napas dalam tingkatan yang bahkan lebih parah dari biasanya.
Sekitar usia kehamilan 29 minggu, posisi bayi mungkin masih berada di atas sebelum nantinya berputar dan turun ke panggul.
Kepala janin mungkin seperti terasa di bawah tulang rusuk dan menekan diafragma. Kondisi ini yang membuat ibu hamil makin sulit untuk bernapas lega.
5. Asma
Ibu hamil dengan penyakit asma perlu lebih berhati-hati. Pasalnya, kehamilan berisiko memperburuk gejala asma yang sudah ada, termasuk sesak napas.
Selain asma, sesak napas juga dapat bertambah parah bila ibu hamil mengidap anemia atau tekanan darah tinggi sebelum mengandung.
6. Emboli paru
Emboli paru adalah suatu kondisi ketika ada gumpalan darah yang menempel pada arteri paru-paru. Gumpalan ini bisa menyumbat dan mengganggu aliran darah.
Emboli paru dapat secara langsung memengaruhi pernapasan dan menimbulkan gejala, seperti batuk, nyeri dada, dan sesak napas.
Kondisi ini amat jarang terjadi, tetapi bisa mengancam nyawa bila tidak ditangani dengan cepat.
7. Kardiomiopati peripartum
Kardiomiopati peripartum merupakan salah satu jenis gagal jantung yang dapat terjadi selama kehamilan atau segera setelah melahirkan.
Gejala dari masalah jantung ini antara lain bengkak pada pergelangan kaki, tekanan darah rendah, kelelahan, jantung berdebar, dan detak jantung tidak teratur.
Segera hubungi dokter bila kondisi ini disertai dengan gejala serius, seperti nyeri dada, batuk berdarah, pusing, serta bibir, jari kaki, dan tangan membiru.
Cara mengatasi sesak napas saat hamil
Sesak napas saat hamil memang tidak dapat dihindari. Akan tetapi, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar bisa bernapas lebih lega.
- Segera duduk atau berdiri tegak agar paru-paru memiliki lebih banyak ruang untuk mengembang.
- Tidak tergesa-gesa dalam beraktivitas untuk mengurangi kerja jantung dan paru-paru.
- Mengangkat tangan di atas kepala untuk melepaskan tekanan sehingga Anda dapat menghirup udara lebih dalam.
- Tidur miring ke kiri dan menggunakan bantal untuk menopang sisi tubuh agar tekanan pada paru-paru dapat berkurang.
- Melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi dan latihan pernapasan secara rutin, agar Anda dapat bernapas dengan lebih baik.
Selalu beri tahu dokter mengenai kondisi apa pun yang Anda alami selama kehamilan. Hal ini bertujuan untuk mencegah masalah kesehatan pada Anda dan janin di dalam kandungan.
Sangat wajar jika ibu hamil mengalami sesak napas. Akn tetapi, segera hubungi dokter ketika sesak napas pada masa kehamilan makin parah atau mulai mengganggu aktivitas Anda.
Kesimpulan
- Sesak napas cukup umum terjadi selama masa kehamilan. Sekitar 60–70% ibu hamil mengalami masalah ini.
- Munculnya sesak napas dipengaruhi beragam faktor, seperti bertambahnya ukuran rahim, perubahan hormon, kinerja jantung, asma, emboli paru, dan kardiomiopati peripartum.
- Untuk mengatasi sesak napas, ibu hamil dapat memperbaiki posisi tubuh, melakukan relaksasi secara rutin, dan berkonsultasi dengan dokter.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]