backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Rainbow Baby, Merayakan Kelahiran Setelah Pengalaman Keguguran

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 09/10/2021

    Rainbow Baby, Merayakan Kelahiran Setelah Pengalaman Keguguran

    Memiliki rainbow baby tentu menjadi hal yang didambakan oleh setiap pasangan. Pasalnya ini merupakan harapan baru untuk memiliki anak lagi. Apa itu rainbow baby dan bagaimana mempersiapkan diri dalam menanti kehadirannya?

    Apa itu rainbow baby?

    kasur tempat tidur bayi

    Menurut dr. Jennifer Kulp-Makarov, dikutip dari Parents.com, rainbow baby adalah istilah untuk bayi yang lahir selamat setelah sebelumnya ibu pernah mengalami keguguran atau kematian bayi pada kehamilan sebelumnya, baik kematian saat dalam kandungan ataupun setelah dilahirkan.

    Istilah ini terinspirasi dari pelangi setelah badai, yaitu sebuah harapan dan kebahagiaan setelah peristiwa yang menyedihkan.

    Rainbow baby vs sunshine baby

    Selain rainbow baby, ada istilah lain yang mungkin pernah Anda dapati yaitu sunshine baby. Meskipun makna dari kedua istilah ini mirip, sebenarnya terdapat perbedaan.

    Rainbow baby ditujukan kepada bayi yang lahir dengan sehat setelah keguguran atau kematian bayi di kehamilan sebelumnya. Sementara sunshine baby ditujukan kepada bayi yang lahir sebelum keguguran atau kematian bayi di kehamilan berikutnya.

    [embed-community-8]

    Apa yang perlu Anda perhatikan dalam menanti rainbow baby?

    Menanti lahirnya bayi merupakan hal yang mendebarkan. Pasalnya, ada rasa takut yang menghantui bahwa kejadian buruk sebelumnya akan terulang kembali. Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.

    1. Perhatikan siklus haid Anda

    Beberapa ibu yang mengalami keguguran karena tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil. Akibatnya ia lalai dalam menjaga kandungannya. Untuk mencegah agar hal ini tidak terulang kembali, usahakan agar selalu memperhatikan siklus haid Anda.

    Jika Anda terlambat datang bulan, segeralah lakukan tes kehamilan. Lebih baik mengetahui sejak dini apakah Anda hamil atau tidak.

    Cobalah menghitung siklus haid dengan menggunakan kalender ataupun kalkulator masa subur. Periksakan diri ke dokter jika mengalami gangguan menstruasi seperti terlambat datang haid atau haid dua kali dalam sebulan.

    2. Berkonsultasi ke dokter sejak awal kehamilan

    inversio uteri

    Berkonsultasilah ke dokter secara rutin sejak minggu pertama kehamilan. Sampaikan hal-hal yang menjadi masalah pada kehamilan sebelumnya yang dicurigai sebagai penyebab keguguran. Dokter akan menyarankan upaya pencegahan agar hal itu tidak terulang lagi.

    Mintalah saran dokter untuk melakukan pemeriksaan tertentu jika pada kehamilan sebelumnya Anda menderita suatu penyakit. Harapannya agar si rainbow baby dapat lahir dengan sehat tanpa terganggu oleh penyakit tersebut.

    3. Pantau perkembangan janin Anda

    Dengan memantau perkembangan janin secara rutin, Anda dapat mengetahui apakah bayi dalam kandungan Anda bertumbuh dengan baik. Selain itu, rutinitas ini memungkinkan Anda untuk segera mengantisipasi jika terdapat masalah.

    Anda dapat melakukan pemeriksaan USG saat hamil setiap bulan atau setiap 3 bulan sekali untuk memantau perkembangan si rainbow baby dalam kandungan.

    4. Hitung tendangan bayi dalam perut

    Memasuki usia kehamilan 28 minggu, bayi biasanya sudah mulai menendang. Disarankan untuk menghitung jumlah tendangan si kecil. Anda bisa melakukan ini pada waktu yang sama setiap harinya, misalnya di pagi atau malam hari.

    Perhitungan ini akan membantu Anda untuk memantau apakah bayi bergerak dengan normal atau tidak dan waspada jika pergerakan si kecil menurun. 

    Melansir March of Dimes, bayi berhenti bergerak merupakan salah satu ciri kematian janin dalam kandungan.

    5. Kelola emosi

    Menanti kelahiran rainbow baby bagi sejumlah ibu merupakan kondisi yang membuat cemas. Trauma akibat kehilangan bayi pada kehamilan sebelumnya sangat mungkin masih membayangi.

    Rasa trauma ini dapat memicu stres yang berdampak buruk pada keseimbangan hormonal, baik saat hamil maupun setelah melahirkan. 

    Menurut National Institute of Mental Health, sekitar 8 dari 10 ibu mengalami baby blues. Adapun 14 persen di antaranya mengalami depresi setelah melahirkan dan 19,3 persen ibu yang depresi melakukan upaya menyakiti diri sendiri.

    6. Abaikan komentar orang lain

    Tidak jarang ibu menerima komentar buruk terhadap masalah kehamilan dan persalinan yang sebelumnya ibu hadapi. Komentar ini bisa datang dari pihak keluarga, teman maupun tetangga di sekitar rumah. 

    Hal ini terkadang sangat menyakitkan bahkan mengarah pada kekerasan verbal. Untuk menjaga emosi, sebisa mungkin abaikan komentar-komentar tersebut. Yakinlah bahwa Anda yang lebih tahu keadaan diri sendiri dan harapan untuk memiliki rainbow baby masih ada.

    7. Butuh waktu untuk mempersiapkan diri memiliki rainbow baby

    Bisa jadi ibu merasa tertekan dan mengharap segera dikaruniai anak hanya demi membungkam anggapan-anggapan buruk yang ada di sekeliling Anda.

    Padahal mungkin Anda butuh waktu untuk mempersiapkan diri untuk hamil lagi. Meskipun keinginan memiliki rainbow baby pasti ada, sebaiknya ibu tidak memaksakan diri.

    Perlu Anda pahami bahwa keputusan untuk hamil adalah hak Anda pribadi sebagai seorang ibu. Oleh karena itu, jalanilah program kehamilan karena keinginan sendiri bukan karena tuntutan dari pihak manapun.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 09/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan