Organisasi Kesehatan Duni (WHO) memperkirakan satu dari delapan orang di seluruh dunia hidup dengan masalah obesitas. Obesitas nyatanya juga bisa berdampak buruk pada kesehatan ibu hamil (bumil) dan janin.
Lantas, apa yang harus dilakukan untuk menjaga kehamilan Anda tetap sehat meski mengalami kondisi ini? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Ciri-ciri obesitas pada ibu hamil
Istilah obesitas merujuk pada suatu kondisi saat terjadi penumpukan lemak secara tidak normal dan berlebihan, terutama pada lemak viseral pada bagian perut.
Dilansir dari situs American College of Obstetricians and Gynecologists, ibu hamil dikatakan obesitas bila memiliki indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) sebesar 30 atau lebih.
Karena berkaitan dengan penumpukan lemak pada area perut, kondisi ini umumnya ditandai dengan pembesaran perut yang lebih dari kebanyakan orang.
Selain itu, tekanan darah tinggi alias hipertensi juga merupakan indikator penting obesitas pada ibu hamil.
Obesitas pada bumil juga dapat menimbulkan masalah pernapasan, seperti sesak napas dan laju pernapasan lambat karena tekanan pada paru-paru akibat berat badan berlebih.
Apa perbedaan kelebihan berat badan dan obesitas?
- BMI: Kelebihan berat badan (overweight) artinya ibu hamil memiliki BMI antara 25–29,9, sedangkan obesitas memiliki BMI sebesar 30 atau lebih.
- Penyebab: Kelebihan berat badan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti lemak berlebih, massa otot dan tulang yang lebih besar, atau penumpukan cairan. Sementara itu, obesitas hanya disebabkan oleh penumpukan lemak secara berlebihan.
Penyebab obesitas pada ibu hamil
Berat badan yang bertambah selama masa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar. Hal ini bertujuan untuk mendukung perkembangan janin.
Namun, kenaikan berat badan perlu dikontrol supaya tidak berlebihan. Obesitas pada ibu hamil mungkin disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.
- Kesalahan asupan kalori. Tubuh membutuhkan kalori ekstra selama hamil, tetapi tidak sampai dua kali lipat dari biasanya. Kesalahan menghitung asupan kalori ini berpotensi menyebabkan berat badan naik secara berlebihan.
- Pola makan yang tidak sehat. Ibu hamil biasanya mengalami ngidam atau keinginan untuk makan makanan tertentu. Konsumsi makanan yang tinggi kalori atau lemak secara berlebihan dapat menyebabkan pertambahan berat badan.
- Kurangnya aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik berpotensi menyebabkan penumpukan lemak dan obesitas pada ibu hamil.
- Gangguan emosional. Perubahan hormon yang memengaruhi suasana hati serta stres kronis bisa memicu perilaku makan yang tidak sehat. Asupan kalori yang tidak perlu ini bisa membuat berat badan naik secara tidak terkontrol.
Risiko obesitas pada ibu hamil
Obesitas selama masa kehamilan bisa meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu hamil dan janin.
Berikut ini adalah beberapa komplikasi kehamilan yang perlu diwaspadai bila Anda mengalami obesitas atau penumpukan lemak tubuh secara berlebihan.
1. Diabetes gestasional
Obesitas meningkatkan risiko diabetes gestasional, yakni kadar glukosa atau gula darah tinggi yang berkembang selama masa kehamilan.
Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa meningkatkan risiko bayi terkena diabetes melitus pada kemudian hari.
2. Preeklampsia
Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar protein dalam urine (proteinuria).
Kondisi ini dapat menyebabkan gagal ginjal dan hati pada ibu hamil. Sementara itu, risiko bagi bayi dalam kandungan adalah masalah plasenta dan gangguan pertumbuhan janin.
Gejala preeklampsia umumnya terlihat pada paruh kedua kehamilan atau setelah 20 minggu.
3. Sleep apnea obstruktif
Kelebihan berat badan bisa memengaruhi sistem pernapasan. Salah satu komplikasi obesitas pada bumil ialah obstructive sleep apnea (OSA).
OSA membuat ibu hamil berhenti bernapas dalam waktu singkat saat tidur. Kondisi ini berisiko menyebabkan kelelahan dan masalah kesehatan lain, seperti hipertensi dan preeklampsia.