backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Mengenal Mirror Syndrome Saat Kehamilan, Apa Saja Bahayanya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 06/10/2021

    Mengenal Mirror Syndrome Saat Kehamilan, Apa Saja Bahayanya?

    Bengkak saat hamil merupakan hal yang wajar Anda alami. Namun, apa jadinya jika bayi dalam kandungan pun mengalami pembengkakan? Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan mirror syndrome (MS).

    Simak lebih lengkapnya masalah kehamilan ini dalam penjelasan berikut.

    Apa itu mirror syndrome?

    pengalaman janin tidak berkembang

    Mirror syndrome atau disebut juga dengan Ballantyne syndrome merupakan sindrom langka yang terjadi pada ibu hamil di usia kandungan 14 sampai 34 minggu.

    Sindrom ini ditandai dengan adanya pembengkakan pada tubuh ibu dan janin dalam kandungan.

    Bengkak pada kaki ibu hamil sebenarnya merupakan hal yang umum terjadi.

    Namun, pada sindrom ini, pembengkakan tidak hanya dialami oleh ibu melainkan juga oleh janin. 

    Jika semakin parah, hal ini dapat menyebabkan infeksi hingga kematian janin. Meski begitu, kondisi ini terbilang sangat langka terjadi.

    Apa saja tanda dan gejala mirror syndrome?

    Gejala mirror syndrome sangat mirip dengan gejala preeklampsia pada ibu hamil, berikut adalah ciri-cirinya.

    • Kaki dan tangan membengkak.
    • Mengalami kenaikan berat badan yang berlebihan saat hamil.
    • Mengalami hipertensi kehamilan.
    • Terdapat protein pada pemeriksaan urine ibu.

    Bedanya dengan pre-eklampsia, pembengkakan turut dialami oleh janin yang dikandung dengan ciri-ciri berikut.

    • Jumlah cairan ketuban yang berlebihan.
    • Plasenta membesar (placentomegaly).
    • Pembengkakan pada sejumlah organ tubuh janin seperti jantung, hati, dan limpa.

    Apa penyebab dan faktor risiko mirror syndrome?

    Mirror syndrome pada ibu hamil dapat disebabkan oleh hal-hal berikut.

    • Adanya infeksi pada kehamilan.
    • Adanya masalah pada proses pembentukan janin.
    • Komplikasi pada kehamilan kembar identik, seperti twin to twin transfusion syndrome (TTTS).
    • Terdapat tumor pada kandungan atau sacrococcygeal teratoma (SCT).
    • Terjadi isoimunisasi rhesus yaitu komplikasi kehamilan yang terjadi akibat darah bayi yang berbeda rhesus masuk ke aliran darah ibu.

    Sindrom ini merupakan penyakit yang langka dan sangat jarang terjadi.

    Meski begitu, Anda tetap perlu mewaspadai faktor-faktor yang meningkatkan risiko sindrom kehamilan ini.

    • Tekanan darah meningkat saat hamil atau cenderung tinggi.
    • Mengalami kehamilan kembar dengan dua bayi berbagi plasenta.
    • Ayah biologis janin memiliki rhesus darah yang berbeda dengan ibu.

    Bagaimana mendiagnosis kondisi ini?

    mempercepat pembukaan persalinan

    Untuk memastikan kondisi mirror syndrome, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini.

    • Amniocentesis yaitu pemeriksaan sampel cairan ketuban.
    • Tes urine untuk mendeteksi adanya protein yang berlebihan saat hamil.
    • Pemeriksaan USG dan MRI untuk mendeteksi jumlah cairan ketuban, pembesaran plasenta, serta pembengkakan pada janin.

    Namun sayangnya, menurut riset dalam  International Journal of Clinical and Experimental Medicine, kondisi mirror syndrome termasuk sulit untuk didiagnosis sejak dini. 

    Biasanya, sindrom ini baru diketahui ketika ibu dan janin sudah berada dalam kondisi yang membahayakan jiwa. Sekitar 50% kasus mengakibatkan bayi gagal diselamatkan.

    Bagaimana mengatasi mirror syndrome?

    Jika kondisi ini dapat dideteksi dengan cepat, dokter akan melakukan upaya-upaya berikut.

    1. Transfusi darah

    Kekurangan darah merupakan kondisi yang sangat diwaspadai pada kasus mirror syndromeUntuk mengatasi hal ini, dokter dapat melakukan transfusi darah.

    Transfusi darah dapat membantu menyelamatkan ibu dan janin sekaligus.

    2. Persalinan darurat

    Meskipun transfusi darah dapat dilakukan selama hamil, tetapi sulit untuk mempertahankan kehamilan dengan sindrom tersebut.

    Biasanya, dokter akan melakukan persalinan secara darurat atau kelahiran prematur.

    Persalinan dapat diupayakan dengan cara memberikan obat perangsang untuk mempercepat kontraksi atau dengan melakukan operasi caesar.

    3. Mengeluarkan cairan pada bayi setelah dilahirkan

    Agar bayi selamat, dokter perlu segera mengeluarkan cairan berlebih yang terdapat pada organ-organ vital bayi seperti jantung dan ginjal.

    Sayangnya, tindakan ini baru bisa dilakukan setelah bayi dilahirkan.

    Setelah bayi lahir, dokter akan melakukan berbagai tindakan untuk mengeluarkan cairan pada tubuh bayi serta memberikan obat-obatan untuk mencegah gagal jantung.

    Bayi selanjutnya perlu menjalani proses perawatan di neonatal intensive care unit (NICU) untuk dipantau kondisinya secara intensif.

    Bagaimana mencegah mirror syndrome?

    Kondisi ini sangat sulit dicegah. Upaya terbaik yang bisa Anda lakukan adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter.

    Waspadalah terhadap kondisi seperti kenaikan berat badan yang berlebihan saat hamil serta tekanan darah tinggi. Hal ini bisa mengindikasikan mirror syndrome.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 06/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan