Bengkak saat hamil merupakan hal yang wajar Anda alami. Namun, apa jadinya jika bayi dalam kandungan pun mengalami pembengkakan? Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan mirror syndrome (MS).
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Bengkak saat hamil merupakan hal yang wajar Anda alami. Namun, apa jadinya jika bayi dalam kandungan pun mengalami pembengkakan? Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan mirror syndrome (MS).
Simak lebih lengkapnya masalah kehamilan ini dalam penjelasan berikut.
Mirror syndrome atau disebut juga dengan Ballantyne syndrome merupakan sindrom langka yang terjadi pada ibu hamil di usia kandungan 14 sampai 34 minggu.
Sindrom ini ditandai dengan adanya pembengkakan pada tubuh ibu dan janin dalam kandungan.
Bengkak pada kaki ibu hamil sebenarnya merupakan hal yang umum terjadi.
Namun, pada sindrom ini, pembengkakan tidak hanya dialami oleh ibu melainkan juga oleh janin.
Jika semakin parah, hal ini dapat menyebabkan infeksi hingga kematian janin. Meski begitu, kondisi ini terbilang sangat langka terjadi.
Gejala mirror syndrome sangat mirip dengan gejala preeklampsia pada ibu hamil, berikut adalah ciri-cirinya.
Bedanya dengan pre-eklampsia, pembengkakan turut dialami oleh janin yang dikandung dengan ciri-ciri berikut.
Mirror syndrome pada ibu hamil dapat disebabkan oleh hal-hal berikut.
Sindrom ini merupakan penyakit yang langka dan sangat jarang terjadi.
Meski begitu, Anda tetap perlu mewaspadai faktor-faktor yang meningkatkan risiko sindrom kehamilan ini.
Untuk memastikan kondisi mirror syndrome, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini.
Namun sayangnya, menurut riset dalam International Journal of Clinical and Experimental Medicine, kondisi mirror syndrome termasuk sulit untuk didiagnosis sejak dini.
Biasanya, sindrom ini baru diketahui ketika ibu dan janin sudah berada dalam kondisi yang membahayakan jiwa. Sekitar 50% kasus mengakibatkan bayi gagal diselamatkan.
Jika kondisi ini dapat dideteksi dengan cepat, dokter akan melakukan upaya-upaya berikut.
Kekurangan darah merupakan kondisi yang sangat diwaspadai pada kasus mirror syndrome. Untuk mengatasi hal ini, dokter dapat melakukan transfusi darah.
Transfusi darah dapat membantu menyelamatkan ibu dan janin sekaligus.
Meskipun transfusi darah dapat dilakukan selama hamil, tetapi sulit untuk mempertahankan kehamilan dengan sindrom tersebut.
Biasanya, dokter akan melakukan persalinan secara darurat atau kelahiran prematur.
Persalinan dapat diupayakan dengan cara memberikan obat perangsang untuk mempercepat kontraksi atau dengan melakukan operasi caesar.
Agar bayi selamat, dokter perlu segera mengeluarkan cairan berlebih yang terdapat pada organ-organ vital bayi seperti jantung dan ginjal.
Sayangnya, tindakan ini baru bisa dilakukan setelah bayi dilahirkan.
Setelah bayi lahir, dokter akan melakukan berbagai tindakan untuk mengeluarkan cairan pada tubuh bayi serta memberikan obat-obatan untuk mencegah gagal jantung.
Bayi selanjutnya perlu menjalani proses perawatan di neonatal intensive care unit (NICU) untuk dipantau kondisinya secara intensif.
Kondisi ini sangat sulit dicegah. Upaya terbaik yang bisa Anda lakukan adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter.
Waspadalah terhadap kondisi seperti kenaikan berat badan yang berlebihan saat hamil serta tekanan darah tinggi. Hal ini bisa mengindikasikan mirror syndrome.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar