backup og meta

Bahaya Jatuh Saat Hamil dan Cara Mencegahnya

Bahaya Jatuh Saat Hamil dan Cara Mencegahnya

Pengalaman jatuh saat hamil tentu merupakan sesuatu yang menyakitkan sekaligus membuat Anda dan keluarga panik. Hal yang paling ditakutkan adalah keguguran akibat terjatuh. Ini bisa menjadi beban pikiran ibu dan membuat stres.

Apakah jatuh saat hamil bisa menyebabkan keguguran?

Sebagian dari Anda mungkin pernah menonton adegan di film atau sinetron tentang ibu hamil yang langsung mengalami keguguran setelah terjatuh

Namun, proses keguguran rupanya tidak semudah itu. Faktanya, bayi dalam kandungan Anda sangat terlindungi dari berbagai hal yang dapat menyakitinya.

Saat terjatuh, ada beberapa perlindungan yang dapat menjaga keselamatan bayi Anda, yaitu:

  • cairan ketuban yang berfungsi sebagai bantalan yang menjaga janin dari guncangan,
  • dinding rahim yang tebal,
  • lemak pada perut ibu,
  • otot perut ibu, dan
  • tulang panggul ibu.

Dengan semua perlindungan tersebut, mungkin janin tidak akan merasakan apa-apa saat ibu terjatuh. Meski begitu, ini juga tergantung dari seberapa parah Anda terjatuh. 

Apabila Anda terjatuh cukup parah dan kesakitan, janin bisa saja terpengaruh secara langsung maupun tidak langsung.

Faktor yang memengaruhi keselamatan bila jatuh saat hamil

mempercepat pembukaan persalinan

Tidak selamanya jatuh saat hamil membahayakan bayi dalam kandungan Anda. Seberapa serius dampaknya dapat ditentukan melalui tiga faktor di bawah ini.

  • Usia ibu hamil: wanita yang hamil saat berusia 35 tahun atau lebih lebih berisiko mengalami komplikasi bila terjatuh selama masa kehamilan.
  • Usia kehamilan: risiko cenderung meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan, terutama pada trimester kedua dan ketiga.
  • Posisi saat terjatuh: posisi jatuh menghantam perut dapat lebih berbahaya daripada ibu hamil yang jatuh miring atau terduduk ke belakang.

Bahaya akibat terjatuh saat hamil

Terjatuh atau terpeleset saat hamil tidaklah secara langsung menyebabkan keguguran. 

Meski begitu, terdapat sejumlah bahaya yang mengintai terutama bila kondisi jatuh yang Anda alami cukup parah atau langsung menghantam perut.

Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut.

1. Kontraksi dini

Anda mungkin mengalami kontraksi bila jatuh saat hamil. Hal ini sebenarnya wajar karena otot-otot di sekitar panggul akan menegang saat Anda terjatuh.

Namun, jika kontraksi tidak mereda, hal ini bisa memicu keguguran dan kelahiran prematur. Risiko komplikasi ini lebih besar pada kehamilan trimester ketiga.

2. Abruptio plasenta

Abruptio plasenta adalah kondisi saat plasenta terlepas dari dinding rahim. Perlu Anda pahami bahwa plasenta bertugas memberikan nutrisi pada bayi selama kehamilan.

Terlepasnya plasenta dari dinding rahim tentu bisa membahayakan nyawa janin. Meski begitu, angka kejadian kasus ini terbilang sangat kecil.

3. Perdarahan fetomaternal

Perdarahan fetomaternal merupakan kondisi saat darah janin masuk ke dalam aliran darah ibu hamil. Keparahan kondisi ini tergantung dari seberapa parah efek yang Anda alami akibat terjatuh.

Kondisi ini dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil karena kekurangan darah, cedera otak janin, kematian bayi dalam kandungan, atau kematian saat bayi baru lahir.

Kapan harus ke dokter?

Jika Anda mengalami gejala-gejala di bawah ini, segera kunjungi dokter untuk pemeriksaan lanjutan.
  • Nyeri pada perut atau perdarahan setelah terjatuh.
  • Perdarahan pada vagina atau air ketuban pecah.
  • Nyeri atau sakit yang tidak tertahankan pada bagian perut, rahim, atau panggul.
  • Muncul kontraksi pada rahim.
  • Janin berhenti bergerak atau berkurang gerakannya, misalnya janin jadi jarang menendang perut Anda.

Tips mencegah jatuh saat hamil

ciri-ciri hamil kebo

Penelitian dalam Maternal and Child Health Journal (2021) menjelaskan bahwa jatuh saat hamil adalah penyebab trauma kehamilan tertinggi di Amerika Serikat. 

Sekitar 2 dari 10 wanita hamil pernah terjatuh setidaknya satu kali dan 10% di antaranya pernah terjatuh lebih dari sekali. 

Risiko untuk terpeleset atau terjatuh makin tinggi saat usia kandungan makin tua. Hal ini karena ibu mengalami gangguan keseimbangan akibat hormonal dan ukuran perut yang membesar.

Untuk mencegah terjatuh saat hamil, Anda dapat mencoba beberapa tips di bawah ini.

1. Beri lem pada karpet atau permadani

Anda bisa terjatuh bila menginjak permadani yang bergeser karena tidak merekat kuat di lantai. Untuk mencegah hal ini, rekatkan permadani pada lantai dengan lem yang cukup kuat.

2. Gunakan alas anti-slip di kamar mandi

Anda lebih berisiko untuk terpeleset di kamar mandi ketika bobot tubuh Anda makin berat. Oleh sebab itu, Anda perlu menggunakan keset karet pada lantai kamar mandi.

3. Rapikan kabel

Kabel-kabel dari barang elektronik yang malang-melintang di seantero rumah berisiko membuat Anda tersandung. Rapikan kabel-kabel tersebut dengan menggunakan selotip atau alat khusus.

4. Gunakan alas kaki khusus

Saatnya meninggalkan sepatu hak tinggi Anda saat hamil. Gunakanlah sepatu dan sandal dengan hak rendah dan beralaskan karet agar Anda lebih nyaman serta tidak mudah terjatuh.

5. Hindari ketinggian

Ibu hamil perlu menghindari ketinggian, seperti menaiki tangga untuk mengambil barang di atas lemari. Lebih baik Anda meminta bantuan orang lain untuk meraih barang tersebut.

6. Hindari lantai yang licin

Lantai yang licin berisiko membuat ibu hamil jatuh terpeleset. Sebisa mungkin, hindari lantai licin dan genangan air. Bila perlu, sebaiknya Anda tidak perlu mengepel selama hamil.

7. Tidak keluar rumah saat hujan

Bukan hanya di dalam rumah, risiko terjatuh bisa terjadi di luar rumah. Saat hujan turun, jalanan akan menjadi lebih licin sehingga ibu hamil lebih mudah jatuh.

8. Atasi rasa pusing

obat sakit kepala untuk ibu hamil

Selama hamil, Anda mungkin akan sering merasa pusing atau sakit kepala. Kondisi tersebut bisa membuat keseimbangan tubuh menjadi terganggu. 

Kondisi inilah yang meningkatkan risiko jatuh. Atasi rasa pusing tersebut dengan mengonsumsi obat-obatan untuk ibu hamil yang sesuai dengan anjuran dokter.

9. Jaga kadar gula darah

Jagalah gula darah Anda supaya tetap stabil sehingga Anda tidak cepat lemas dan pusing. Jika Anda mulai terasa pusing, sebaiknya duduk dan tenangkan diri terlebih dahulu.

10. Tidak berjalan terlalu cepat

Jalan terburu-buru atau terlalu cepat hanya akan membuat Anda kelelahan. Risiko terjatuh pun juga lebih besar, terlebih lagi bila Anda jalan di permukaan tanah yang tidak rata.

11. Jangan berbalik badan secara langsung

Apabila ingin mengambil benda yang berada di belakang Anda, sebaiknya putar badan secara perlahan. Ini dapat membantu Anda untuk tetap menjaga keseimbangan.

12. Perhatikan pijakan Anda saat berjalan

Dengan perut yang makin membesar ke depan seiring berjalannya kehamilan, tentu akan lebih sulit bagi Anda untuk melihat kaki atau hal-hal yang ada di bawah saat berjalan. 

Jika Anda merasa tidak yakin, mintalah bantuan orang lain untuk menuntun Anda saat berjalan.

Kesimpulan

  • Jatuh saat hamil tidak langsung memicu keguguran. Hal ini karena janin dilindungi oleh cairan ketuban, dinding rahim, lemak perut, otot perut, dan tulang panggul ibu.
  • Akan tetapi, hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti kontraksi dini, abruptio plasenta, dan perdarahan fetomaternal.
  • Jika Anda terjatuh saat hamil dan merasakan gejala berupa nyeri atau perdarahan, sebaiknya kunjungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Falling during pregnancy: Reason to worry? (2023). Mayo Clinic. Retrieved February 5, 2024, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/fall-during-pregnancy/faq-20119023

Murphy, N. J., & Quinlan, J. D. (2014). Trauma in pregnancy: assessment, management, and prevention. American family physician, 90(10), 717–722. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2014/1115/p717.html 

Wallberg, C. D., Smart, D. M., Mackelprang, J. L., & Graves, J. M. (2021). Stair-related injuries among pregnant women treated in United States emergency departments. Maternal and Child Health Journal, 25(6), 892-899. https://doi.org/10.1007/s10995-021-03141-3

Brewin, D., & Naninni, A. (2014). Women’s perspectives on falls and fall prevention during pregnancy. MCN. The American journal of maternal child nursing, 39(5), 300–305. https://doi.org/10.1097/NMC.0000000000000064

Hubinont, C. (2016). Is fetomaternal haemorrhage still a major obstetric complication despite new technologies management? BJOG: An International Journal of Obstetrics & Gynaecology, 123(12), 1907-1907. https://doi.org/10.1111/1471-0528.14303

Versi Terbaru

19/02/2024

Ditulis oleh Indah Fitrah Yani

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Memahami Penyebab dan Cara Mencegah Keguguran Berulang

Apa Benar Kelelahan Bisa Menyebabkan Keguguran?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 19/02/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan