Bila Anda terdeteksi mengalami kondisi ini di awal masa kehamilan, biasanya tidak masalah. Namun jika tidak ditangani, gangguan ini dapat mengakibatkan perdarahan hebat sebelum atau selama proses persalinan nantinya.
Selama masa kehamilan, plasenta akan tumbuh sesuai perkembangan bayi. Pada kehamilan dengan letak plasenta normal, plasenta berada pada posisi rendah dalam rahim dan akan bergerak ke atas dan ke samping rahim seiring dengan pertumbuhan bayi. Pada kasus plasenta previa, plasenta tetap akan tumbuh di bagian bawah rahim lalu menutup daerah bukaan serviks dan akan tetap seperti itu hingga menjelang proses persalinan.
Saat proses persalinan tiba, bayi Anda akan keluar melalui jalan lahir. Jika Anda memiliki gangguan plasenta ini, saat serviks mulai melebar dan melakukan pembukaan untuk persalinan, pembuluh darah yang menghubungkan plasenta ke rahim mungkin mengalami robekan. Hal ini yang kemudian menyebabkan perdarahan hebat selama proses persalinan dan kelahiran, sehingga mengancam keselamatan Anda dan bayi.
Anda masih bisa hamil lagi setelah mengalami plasenta previa
Jika Anda memiliki riwayat plasenta previa sebelumnya, Anda masih memiliki 2-3 persen kemungkinan untuk mengalami kondisi ini lagi pada kehamilan berikutnya. Bahkan risiko menjadi lebih besar bila sebelumnya Anda menjalani operasi Caesar dan operasi rahim seperti kuret atau pengangkatan fibroid.
Namun tenang saja, harapan Anda untuk hamil lagi setelah plasenta previa akan tetap ada. Bila Anda menginginkan persalinan normal, maka sebaiknya jangan terburu-buru. Beri jarak waktu sekitar 18-24 bulan sebelum mencoba hamil lagi. Jeda waktu ini dibutuhkan agar rahim Anda bisa kembali bekerja secara normal lagi.
Apabila Anda punya kekhawatiran tertentu, sebaiknya langsung konsultasikan dengan dokter kandungan Anda kapan boleh mengusahakan kehamilan lagi setelah mengalami masalah plasenta pada kehamilan sebelumnya.