Demam memang merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi. Namun, saat terjadi pada ibu hamil, demam mungkin menandakan masalah kesehatan serius yang perlu diperhatikan.
Lantas, apakah demam bisa membahayakan janin? Lalu, adakah cara aman untuk mengatasinya?
Apakah demam pada ibu hamil berbahaya?
Demam sebenarnya bukanlah penyakit, melainkan sebuah tanda bahwa tubuh berusaha melawan serangan patogen (agen penyebab penyakit infeksi) seperti virus dan bakteri.
Ibu hamil dikatakan demam saat suhu tubuhnya mencapai lebih dari 38°C atau berada di atas suhu normal yang berkisar pada 36,5–37,5°C.
Meski merupakan kondisi yang umum, demam bisa menjadi salah satu tanda adanya masalah pada kehamilan.
Mengutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), wanita yang demam sebelum atau pada awal kehamilan berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan spina bifida.
Spina bifida merupakan kondisi cacat lahir yang terjadi ketika tulang belakang dan saraf tulang belakang tidak terbentuk dengan sempurna.
Meski begitu, ibu tidak perlu panik. Pada umumnya, demam saat hamil muda maupun tua bukan merupakan masalah yang serius atau membahayakan kehamilan.
Apakah demam saat hamil bisa menyebabkan keguguran?
Menurut studi dalam jurnal BMC Pregnancy and Childbirth, demam saat trimester pertama dapat meningkatkan risiko masalah perkembangan janin yang bisa menyebabkan keguguran.
Selain itu, peningkatan suhu tubuh yang sangat drastis atau hipertermia juga dapat meningkatkan risiko bayi lahir cacat hingga keguguran.
Namun, hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Pasalnya, ada banyak faktor lain yang dapat menyebabkan keguguran.
Penyebab ibu demam saat hamil
Demam saat hamil muda maupun tua biasanya menandakan kondisi berikut.
1. Infeksi virus dan bakteri
Penyebab utama demam biasanya adalah infeksi virus atau bakteri. Infeksi selama kehamilan tidak boleh diabaikan karena dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur hingga cacat lahir.
Infeksi virus yang kerap terjadi selama kehamilan adalah TORCH (toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes).
Janin bisa mengalami masalah pertumbuhan jantung, penglihatan, pendengaran, hingga struktur tubuh karena virus yang terbawa melalui aliran darah.
Sementara itu, infeksi bakteri yang kerap ditemukan pada ibu hamil ialah infeksi saluran kemih (ISK). Salah satu bakteri penyebab ISK pada ibu hamil yaitu Escherichia coli.
Selain itu, ibu hamil sebaiknya juga berhati-hati saat berhubungan seksual. Pasalnya, infeksi bakteri karena penyakit menular seksual juga bisa membahayakan janin.
2. Kekebalan tubuh yang menurun
Pada awal kehamilan, kinerja sistem imun ibu mengalami penurunan. Ini bertujuan agar tubuh ibu tidak menganggap janin sebagai benda asing dan menyerangnya.
Lantaran kekebalan tubuh menurun saat hamil, ibu menjadi lebih rentan terkena berbagai masalah kesehatan, salah satunya demam.
Suhu tubuh yang terus berubah karena demam, khususnya saat hamil muda, ternyata dapat meningkatkan risiko bayi lahir cacat.
Perubahan suhu tersebut mungkin menimbulkan masalah pada perkembangan otak atau tulang belakang sehingga menyebabkan neural tube defect.
3. Flu
Menurunnya sistem kekebalan tubuh selama kehamilan juga membuat ibu lebih rentan terkena masalah pada sistem pernapasan.
Salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada ibu hamil yakni flu akibat infeksi virus influenza.
Meski menyerang sistem pernapasan, flu sering kali disertai dengan demam. Lantaran sistem imun yang lemah, flu dan demam saat hamil cenderung lebih parah dan berlangsung lebih lama.
Meski tidak disebabkan oleh penyakit yang serius, flu dan demam selama kehamilan sering kali membuat ibu kurang tidur hingga kehilangan nafsu makan.
Cara mengatasi demam pada ibu hamil
Demam pada ibu hamil akan diatasi sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya segera periksa ke dokter ketika mulai merasakan gejalanya.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa ibu lakukan untuk meredakan demam selama kehamilan.
1. Pengobatan
Parasetamol merupakan salah satu jenis obat yang banyak digunakan untuk mengatasi demam pada ibu hamil.
Beberapa ibu hamil mungkin disarankan mengonsumsi aspirin jika memiliki riwayat keguguran atau risiko preeklampsia.
Pastikan ibu sudah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum minum obat demam saat hamil.
2. Istirahat yang cukup
Dengan sistem kekebalan yang lemah, ibu hamil yang tetap beraktivitas fisik seperti biasanya memiliki risiko lebih tinggi mengalami demam.
Jika ibu merasakannya, mulailah untuk mengurangi aktivitas harian dan menggunakan waktu yang ada untuk beristirahat.
3. Menjaga cairan tubuh
Ibu hamil perlu memenuhi kebutuhan cairan hariannya untuk mencegah dehidrasi. Tidak hanya menyebabkan demam, dehidrasi saat hamil juga membawa berbagai risiko untuk janin.
Menjaga tubuh tetap terhidrasi akan membantu membersihkan racun di dalam tubuh sehingga risiko infeksi penyebab demam dapat berkurang.
4. Mengonsumsi vitamin
Beberapa ibu hamil mungkin membutuhkan tambahan vitamin atau suplemen untuk memenuhi kebutuhan gizi harian sekaligus meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Salah satu jenis vitamin yang mungkin diberikan adalah asam folat karena vitamin satu ini berperan besar dalam pertumbuhan janin. Ibu hamil membutuhkan kira-kira 400 mcg asam folat setiap harinya.
Pastikan bahwa vitamin dan suplemen yang ibu konsumsi sudah melalui persetujuan dari dokter.
Kapan demam saat hamil harus dibawa ke dokter?
Ibu perlu segera ke dokter jika suhu tubuhnya saat demam mencapai lebih dari 38,9°C selama lebih dari 24 jam.
Beberapa kondisi yang menyertai demam seperti berikut juga perlu segera ditangani oleh dokter.
- Dehidrasi.
- Keputihan yang disertai bau tidak sedap.
- Urine berwarna gelap.
- Kram perut saat hamil yang parah.
- Sulit buang air kecil.
- Kesulitan bernapas.
- Pusing.
- Memiliki riwayat diabetes atau kondisi kronis lainnya.
Jangan menunda janji temu dengan dokter jika ibu mengalami salah satu atau beberapa gejala demam seperti di atas. Upaya ini penting dilakukan untuk menghindari komplikasi kehamilan.
Kesimpulan
- Demam pada ibu hamil dianggap berbahaya jika suhunya di atas 38,9°C dan berlangsung selama lebih dari 24 jam.
- Disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, sistem imun yang menurun, dan flu.
- Dapat diatasi dengan pengobatan sesuai petunjuk dokter dan mengubah kebiasaan sehari-hari seperti meningkatkan waktu istirahat, menjaga cairan tubuh, dan menambah vitamin.
- Dapat menyebabkan komplikasi kehamilan jika disertai beberapa gejala seperti dehidrasi, kram, urine berwarna gelap, dan keputihan.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]