Mengenali ciri-ciri demam berdarah (DBD) sedini mungkin sangatlah penting, terutama pada ibu hamil. Pasalnya, DBD selama kehamilan tak hanya membahayakan ibu, tapi juga janin.
Lantas, seperti apa dampak gigitan nyamuk Aedes aegypti pada ibu hamil? Simak uraian berikut untuk mendapatkan jawabannya.
Apa ciri-ciri DBD pada ibu hamil?
Mengutip laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, gigitan nyamuk Aedes aegypti pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai gejala berikut.
- Demam tinggi lebih dari 38°C yang biasanya berlangsung selama 3–7 hari.
- Perubahan suhu tubuh dari demam tinggi menjadi di bawah 35°C (hipotermia) hingga menyebabkan tubuh menggigil.
- Sakit perut yang cukup parah.
- Nyeri otot dan sendi.
- Muntah terus-menerus.
- Trombosit menurun drastis.
- Gusi dan hidung berdarah.
- Gejala syok, seperti gelisah, keringat dingin, serta denyut jantung yang meningkat tapi lemah.
- Muncul bintik merah pada kulit akibat perdarahan di dalam tubuh.
- Penumpukan cairan di antara dua lapisan pleura (efusi pleura atau paru-paru basah).
- Penumpukan cairan di perut (asites).
Tidak semua gigitan nyamuk Aedes aegypti menyebabkan demam berdarah dengue (DBD) pada ibu hamil.
Ibu hamil yang digigit nyamuk DBD tetapi tidak mengalami kebocoran plasma biasanya hanya terkena demam dengue. Kondisi ini umumnya tidak bergejala atau hanya bergejala ringan.
Ciri-ciri DBD biasanya mulai terasa pada hari ke-4 hingga ke-10 setelah ibu hamil digigit nyamuk. Jika dibiarkan, ibu hamil bisa mengalami komplikasi DBD yang bersifat fatal.
Apa penyebab DBD pada ibu hamil?
Sama seperti penyebab DBD pada umumnya, demam berdarah dengue pada ibu hamil juga disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang sudah terinfeksi virus dengue.
Selain gigitan nyamuk, laman World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa dalam kasus langka, DBD bisa ditularkan melalui transfusi darah atau transplantasi organ dari orang yang sudah terinfeksi.
Ibu hamil akan lebih berisiko merasakan ciri-ciri DBD di atas jika sudah pernah terkena demam dengue.
Semakin sering seseorang mengalami demam dengue, semakin besar pula kemungkinan kondisi tersebut berkembang menjadi DBD.
Selain itu, ibu hamil memang lebih berisiko terkena DBD. Ini karena perubahan sistem kekebalan tubuh selama kehamilan membuat ibu hamil lebih mudah terinfeksi, termasuk virus dengue.
Meski bisa ditemukan di setiap wilayah, demam berdarah diketahui lebih banyak menyerang ibu hamil di daerah tropis, seperti Indonesia.